Histori dan sensasi.Dua kata ini patut dilekatkan pada Villareal,klub anggota La Liga Spanyol.Dua kata tentang kisah petualangan mereka di Liga Champions.
Villareal bukanlah Real Madrid atau pun Barcelona,dua klub dengan tradisi juara.Villareal hanyalah klub semenjana.Tak punya banyak pemain bintang.
Villareal jarang dilirik orang.Tapi sekali dilirik langsung bikin orang tercengang.Sesekali memang klub berjuluk The Submarine Yellow ini suka bikin sensasi.Dan aksi itu mereka lakukan di panggung Liga Champions.
Sebagai klub papan tengah,mencicipi arena Liga Champions adalah mimpi bagi Villareal.Dan mimpi itu berhasil empat kali mereka wujudkan.Ya,baru empat kali.Meski demikian,mereka selalu berusaha tampil mengesankan.Tidak hanya sekedar numpang lewat.
Empat kali masuk babak utama Liga Champions,Villareal mencatat tiga kali lolos dari fase grup.Dua kali penampilan malah menembus semi final dan sekali mencapai perempat final.Sayang pada edisi 2011/2012,mereka harus terkapar .
Musim 2004/2005 menjadi awal mula Villareal menancapkan tonggak sejarah mereka di kompetisi kasta teratas Eropa.Sebagai peringkat tiga La Liga,Villareal berhak ikut kualifikasi Liga Champions.Mereka berhasil menyingkirkan wakil Inggris Everton dan lolos ke babak utama.
Di babak utama,Manchester United,Lille dan Benfica sudah menunggu.Villareal yang kala itu ditangani Manuel Pellegrini membuat kejutan ketika berhasil menjadi pemuncak grup dan lolos ke babak 16 besar bersama Benfica.
Diperkuat Diego Forlan dan Juan Riquelme sebagai bintangnya,Villareal terus melaju.Glasgow Rangers dan Inter Milan adalah dua korban mereka selanjutnya di fase knock out.Hingga Arsenal menghentikan langkah mereka di semi final lewat satu gol dari Kala Toure.
Tiga musim berlalu,Villareal kembali mencicipi Liga Champions musim 2008/2009 dengan status runner up La Liga.Villareal yang masih ditangani Pellegrini bergabung bersama Manchester United,Aalborg FK dan Celtics.
Villareal lolos dari fase grup.Bersama Giuseppe Rossi sebagai bintangnya,Villareal lolos dari hadangan klub Yunani,Pananthinaikos di perdelapan final.Sayang,Arsenal kembali menghadang laju mereka di perempat final.
Tiga musim menunggu,Villareal kembali melangkah ke Liga Champions.Mereka lolos setelah mengalahkan wakil Denmark,Odense BK di jalur kualifikasi.
Musim ini cukup berat bagi Villareal.Mereka terjepit diantara tiga tim kuat.Bayern Munchen,Manchester City dan Napoli adalah lawan mereka di penyisihan grup.Dan seperti sudah diduga,Villareal babak belur dengan catatan enam kali kekalahan alias tanpa mendapat poin.
Lama absen Villareal mendapatkan kesempatan keempat mereka di Liga Champions pada musim 2021/2022 inu.Status sebagai juara Europa League musim lalu memberi mereka jatah otomatis satu tiket.
Meski berstatus juara Europa League,Villareal tak begitu diunggulkan.Para pengamat lebih menjagokan Manchester United dan Atalanta di grup yang mereka tempati bersama Young Boys.
Tapi Villareal menolak tampil apa adanya.Mereka punya kepercayaan diri tinggi kali ini.Mereka punya modal sebagai juara Europa League.Mereka punya pelatih tersukses di kompetisi kasta kedua Eropa itu,Unai Emery.Dan Villareal sukses membalikkan prediksi.
Villareal lolos dari fase grup sebagai runner up bersama Manchester United.Villareal pun kemudian memulai membuat kejutan.Juventus mereka bekuk di 16 besar.
Tak cukup sampai disitu.Villareal terus menggila.Usai Juventus,giliran salah satu kandidat juara,Bayern Munchen dibuat menyerah oleh mereka.Villareal menang agregat 2-1 di perempat final.
Setelah menang satu gol lewat Arnaut Danjuma pada leg pertama,Villareal harus menghadapi gempuran berulang kali di leg kedua dari Munchen dalam lawatan ke kandang Munchen,stadion Allianz Arena pada Selasa,12 April 2022 waktu setempat.
Robert Lewandowsky,Thomas Muller,Kingsley Coman,Dayat Upamecano dan Jamal Musiala berkali-kali mengancam gawang Villareal yang dijaga Geronimo Rulli.Statistik mencatat 23 kali percobaan dari Munchen dengan empat diantaranya tepat sasaran.
Lewandowsky sempat memberi harapan bagi Munchen lewat golnya di menit 52.Namun pemain pengganti Samuel Chukweze memupus harapan tersebut menjelang laga berakhir.
Lewat skenario serangan balik,bola mengarah pada Gerard Moreno.Selanjutnya striker Villareal tersebut menggiring bola di area kanan pertahanan Munchen dan melepaskan umpan pada Chukweze yang dalam posisi bebas.Chukweze mengkonversinya menjadi gol dengan tendangan kaki kiri.Dan skor pun menjadi imbang 1-1.Sehingga secara agregat Villareal unggul 2-1.
"Mari kita nikmati kelolosan ke semifinal,"Â ujar pelatih Unai Emery penuh kebanggaan.
Solidnya barisan belakang menjadi kunci sukses Villareal menahan imbang Munchen.Penjagaan ketat terus dilakukan pada para pemain Munchen,khususnya terhadap Lewandowsky,striker paling berbahaya klub Jerman itu.
Ya,Villareal kembali membuat sejarah dengan mencapai semi final Liga Champions yang kedua kalinya.Dan pencapaian kali punya nilai sensasi dengan mengalahkan Bayern Munchen,tim yang lebih difavoritkan menjadi juara.
Memang,peristiwa di lapangan tak jarang keluar dari prediksi semula.
(EL)
Yogyakarta,13042022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H