Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tepuk Tangan untuk Kamerun, Aplaus untuk Komoro

25 Januari 2022   20:21 Diperbarui: 25 Januari 2022   20:33 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamerun memenangkan pertandingan,Komoro memenangkan hati kami"

Tepuk tangan dan aplaus, dua ragam apresiasi atas sebuah kesuksesan. Tepuk tangan biasa diberikan sebagai ucapan selamat atas sebuah prestasi.

Sementara aplaus lebih dari sekadar ucapan selamat,tapi juga sebuah pujian, sanjungan dan rasa simpati atas sebuah perjuangan.

Pada hari Senin, 24 Januari 2022,bertempat di Stadium, Olembe, kota Younde, timnas Kamerun mendapat ucapan selamat atas keberhasilan mereka lolos ke perempat final Piala Afrika 2021 setelah menang 2-1 atas Komoro.Para penonton pun menghadiahkan tepuk tangan untuk Vincent Aboubakar dan kawan-kawan.

Karl Toko Ekambe dan Vincent Aboubakar menjadi pahlawan kemenangan Kamerun kali ini lewat gol mereka di menit 29 dan 70. Sementara Komoro hanya bisa membalas sekali lewat gol cantik Youssouf M'Changama di menit 81.

Meski kalah, keseblasan Komoro justru yang mendapat aplaus dari para suporter. Para punggawa tim dari negeri kepulauan di timur Afrika ini sukses memenangkan hati para penggemar. Ya, perjuangan dari pasukan tim berjuluk Los Coelacanth ini benar-benar heroik dan mengundang decak kagum.

Bagaimana tidak, di tahun pertama keikutsertaan mereka di turnamen antar negara Afrika ini, mereka berhasil lolos dari fase grup sebagai salah satu peringkat tiga terbaik menemani Maroko dan Gabon sebagai juara dan runner up grup.

Yang lebih mengagumkan lagi mereka sukses dengan menyingkirkan Ghana, salah satu favorit juara di partai terakhir dengan skor 3-2. Sebuah pencapaian yang luar biasa.

Kemudian, di babak 16 besar, kala mereka harus bertemu Kamerun, tim tuan rumah sekaligus favorit juara lainnya, apa yang dicatatakan tim ini tak kalah fenomenal.

Tim asuhan pelatih Amir Abdou ini bertanding dalam keprihatinan. Menyusul sejumlah pemainnya yang positif Covid 19, tim hanya menyisakan 18 yang bisa diturunkan. Masalahnya tak sampai di situ, mereka kini tak memiliki kiper.

Tiga kiper yang dibawa berhalangan tampil. Ali Ahmada dan Moyadh Ousseni positiv Covid 19.Sementara Salim Ben Boina menderita cedera. Pelatih Abdou kemudian memutuskan pemain belakang Chaker Alhadhur yang menggantikan tugas kiper.

Alhadhur harus kebobolan dua gol dalam peran barunya ini. Tapi penampilan kiper dadakan ini cukup mengesankan. Pemain yang posisi aslinya bek kiri ini membuat beberapa penyelamatan penting dalam mempertahankan gawangnya.

Tercatat empat peluang bagus dari Kamerun berhasil digagalkan. Termasuk dua peluang Aboubakar dan Moumi Ngamaleu.

Secara keseluruhan,p ertandingan kali ini amat berat bagi Komoro. Selain tak bisa memainkan pemain berposisi kiper, Komoro juga harus menjalani laga dengan sepuluh pemain sejak awal permainan.

Jimmy Abdou yang dipasang untuk posisi bek tengah kedapatan menginjak kaki Moumi Ngamoleu dan harus meninggalkan lapangan sejak menit 7.Alhasil tugas Alhadhur dan kawan-kawan menjadi lebih berat.

Mereka juga sadar bahwa mereka kalah segala-galanya dari Kamerun. Selain karena faktor ruan rumah, Kamerun juga  adalah tim papan atas Afrika.

Kamerun adalah juara lima kali dan dua kali runner up kejuaraan ini. Kamerun juga diperkuat sejumlah nama besar yang menjadi andalan di berbagai klub top Eropa.

Ada nama-nama seperti kiper Andre Onana, Eric Max Choupo Moting,Andre Anguisa, Toni Conceicao dan banyak lagi.

 Namun berkat kegigihan, ketenangan dan semangat pantang menyerah, tugas berat itu bisa dijalankan dengan baik. Statistik mencatat, Komoro membuat tembakan tepat sasaran lebih banyak. Yakni tujuh kali. Sedangkan Kamerun hanya melakukannya enam kali dari sembilan belas kesempatan.

Ya, walaupun mereka akhirnya harus kalah. Tapi perjuangan mereka mendapat apresiasi dari banyak pihak.

Komoro akhirnya harus pulang lebih cepat. Tapi mereka pulang dengan kepala tegak. Mereka telah berjuang dan berusaha keras.

Meski kalah tapi kerja keras mereka dalam partisipasi  di Afcon 2021 ini telah menyentuh hati dan perasaan para penggemar serta akan selalu dikenang. Dan aplaus dari para pendukung adalah hadiah terindah dari perjuangan mereka ini.  (EL)

Yogyakarta,25012022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun