Faktor lingkungan baik tempat kerja maupun lingkungan rumah juga mempengaruhi budaya berbahasa masyarakat.
Mayoritas sekolah dan perkantoran mengajak untuk berbahasa Indonesia  bagi setiap orang yang berada di lingkungan itu.
Demikian juga suasana di tempat tinggal.Saat ini ketika pergerakan manusia makin masif dan terjadi interaksi lintas etnis seperti karena perkawinan.Maka pemakaian bahasa Indonesia merupakan keharusan guna menghindari kebuntuan dan kesalahpahaman ketika  berkomunikasi.
Semakin berkurangnya pemakaian bahasa daerah sebagai bahasa ibu tentu saja menyebabkan makin sedikitnya penuturnya.Bila dibiarkan  bisa berakibat kepunahan dari bahasa-bahasa itu.
Fenomena makin sedikitnya penutur sejumlah bahasa daerah ini tentu saja menjadi keprihatinan kita bersama.Adalah sebuah kerugian besar bila sampai bahasa-bahasa daerah itu harus punah.Padahal bahasa daerah adalah salah satu kekayaan intelektual yang kita miliki.
Menurut catatan sebuah lembaga riset linguistik dan telaah bahasa,Ethnologue seperti ditulis laman katadata.co.id ragam bahasa di Indonesia berjumlah 707 bahasa Dan 76 diantaranya terancam punah karena tak lagi digunakan.
Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah strategis untuk menanggulanginya.Yakni dengan meningkatkan kecintaan terhadap bahasa daerah itu sendiri.Baik dalam pergaulan di keluarga sendiri maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Tanamkan kebanggaan berbahasa daerah dengan menjadikan bahasa daerah sebagai bahasa ibu.Terutama dalam pengasuhan dan pengajaran anak usia dini.Sehingga kekayaan budaya milik kita ini bisa terus terjaga dan diwariskan ke generasi mendatang.
Ayo bergerak! Buang malu dan gengsi!,Kalau bukan kita siapa lagi yang akan menyelamatkan bahasa-bahasa itu.
Yogyakarta,22022021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI