Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humor

Humor | Penjual Cendol Balas Dendam pada Bule

1 Februari 2021   07:32 Diperbarui: 1 Februari 2021   07:35 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manta,seorang penjual cendol punya dendam pada bule.Dendamnya akhirnya terlampiaskan ketika dua orang bule membeli cendolnya pada suatu siang.Bagaimana ceritanya?

          * * * * *

"Cendolnya lima,Bang.Dibungkus" kata seorang anak SMP yang datang dengan empat orang temannya."Ok,siap" jawab Manta segera membuat lima bungkus cendol."Esnya yang banyak Bang biar seger" tambah anak tadi."Beres,tenang aja" jawab Manta.

"Berapa duitnya Bang?" tanya anak tadi ketika Manta selesai membuatkan pesanannya."Lima kali lima ribu,berarti 25 ribu" jawab Manta sambil menerima uang dari anak itu.

Lima menit kemudian datang seorang ibu dan dua anaknya."Cendolnya tiga Bang.Diminum disini saja" katanya."Oke Buk" jawab Manta sambil mengisikan es cendol ke tiga buah gelas.Dan menyuguhkan pada ibu dan dua anaknya itu.

Satu demi satu pembeli terus berdatangan.Es cendol Manta laris manis siang itu.

Cuaca siang itu yang lumayan panas menjadi berkah bagi Manta.Orang-orang yang kehausan di jalanan mencari sesuatu guna menyegarkan tenggorokan mereka.Salah satunya ya es cendolnya Bang Manta ini.

Siang itu Manta tidak sendiri.Ia kedatangan teman lamanya yang baru datang dari kota lain.Namanya Beno.Mereka sudah dua tahun tak bertemu sejak Beno memutuskan pergi merantau.

"Hebat kamu Man.Jualannya bisa laris kayak gini" ujar Beno ketika pembeli mulai sepi."Alhamdulillah Ben.Yang penting yakin.Rejeki kan udah ada yang ngatur" Manta menimpali.

"Satu porsi kamu jual lima ribu ya Man?" tanya Beno."Ya lima ribu.Dulu awalnya cuma tiga ribu.Tapi sekarang harga bahan-bahan mahal.Ya terpaksa aku naikin biar gak tekor.Tapi harga lima ribu masih terjangkau kok.Gak kemahalan" jawab Manta.

"Dan buktinya kamu bisa kelarisan kayak gini" puji Beno."Ah,kamu bisa aja" Manta tersenyum.

"Tapi harga lima ribu itu berlaku tiap hari ?tanya Beno."Maksudmu ?Manta mengernyitkan dahinya."Maksudnya kalau pas liburan harganya naik gak?" Beno menegaskan."Ya nggak lah.Nanti yang beli kecewa kalau dinaikkan" jawab Manta.Mereka berdua kemudian ngobrol ngalor ngidul sebagai pelepas kangen.

Ketika asyik ngobrol tiba-tiba datang dua orang pria bule.Umur mereka kira-kira 40an tahun.Mereka ngobrol berdua tapi suara mereka tak terdengar jelas.

"Hello,Sir!Cendol? kata Manta sambil menunjuk ke arah cendol dagangannya.Hanya kata-kata itu yang bisa diucapkan Manta.Maklum ia tak bisa bahasa Inggris.

Tak cuma warga lokal,tapi juga para bule yang jadi pembeli es cendolnya Manta ini.Maklum lokasi berjualannya dekat salah satu tempat wisata favorit di kotanya.Dan biasanya Manta melayani bule-bule itu pakai bahasa Tarzan saja.Dengan memperlihatkan selembar uang kertas untuk memberi tahu berapa harga cendolnya.

"Beli dua gelas" kata salah seorang bule itu.Ternyata ia bisa bahasa Indonesia walau tak lancar.Dan Manta membuatkan pesanan mereka.

"Berapa?" tanya bule itu dengan logat Inggrisnya ketika selesai minum.Manta memperlihatkan uang dua puluh ribu.Artinya bule itu harus membayar sepuluh ribu untuk segelas es cendol.

Beno terheran dan bertanya-tanya dalam hati melihat itu."Lho katanya harga es cendolmu tetap lima ribu setiap saat,lha kok bule-bule itu kamu suruh masing- masing bayar 10 ribu?" tanya Beno.

"Kalau yang ini beda Ben" jawab Manta." Aku dendam pada para bule"."Memang ada masalah apa?" tanya Beno heran.

" Oke biar kujelaskan" kata Manta."Kamu tahukan dulu zaman kakek dan nenek kita, negara kita dijajah bule (Belanda).Kakek dan nenek kita dibodoh-bodohi.Kekayaan alam negara kita diangkut semua ke negara mereka".

"Terus apa hubungannya dengan es cendolmu ini ?" tany Beno lagi yang makin bingung dengan cerita sahabatnya ini.

"Nah,sebagai cucu aku merasa sedih dengan apa yang dialami kakekku dulu.Aku tak terima dengan apa yang dilakukan kakek para bule itu pada kakek nenek kita".

"Aku harus membalaskan sakit hati ini.Kalau tak bisa pada kakek-kakek mereka ya pada cucunya".

"Makanya kalau ada bule yang beli es cendolku,sengaja aku beri harga mahal.Aku mau morotin kantong mereka.Ini sebagai balasan pada sikap kakek mereka yang suka menguras kekayaan negara kita zaman dulunya" kata Manta bersemangat.

"Oh gitu ternyata.Kamu bisa aja".Beno manggut-manggut mendengarkan penjelasan sahabatnya.

Catatan:cerita ini hanya imajinasi belaka,bukan berdasarkan kisah nyata.

Yogyakarta,01022021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun