Negara kita kaya dengan cerita rakyat. Setiap suku dan daerah punya legenda tersendiri dengan beragam kisah dan jalinan cerita. Di awal tahun 2021 ini tak ada salahnya kita membaca lagi cerita-cerita itu. Contohnya cerita rakyat Malin Kundang.
Cerita Malin Kundang sangat populer di kalangan masyarakat. Tidak hanya di Padang yang menjadi latar cerita ini. Tapi juga di daerah-daerah lain. Kisah Malin Kundang ini selalu diceritakan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kisahnya tentang seorang anak durhaka yang memutuskan hubungan dengan ibunya setelah hidupnya kaya raya. Ketika pulang kampung dengan kapal mewahnya bersama istri dan anak buahnya, ia merasa malu dan mengusir ibunya yang sudah sangat rindu dan ingin bertemu dengannya.Ibunya murka dan mengutuknya jadi batu.
Kisah ini perlu kita baca berulang-ulang untuk mengingatkan diri kita sendiri agar tidak menjadi Malin Kundang. Karena setiap diri kita berpeluang menjadi Malin Kundang. Kita gampang sekali menjadi anak durhaka.
Kita seringkali mengomel, mengumpat, membangkang atau membantah pada ibu. Kita sering cuek, tidak peduli dan tidak mau tahu dengannya.Kita sering mengabaikan keberadaannya, sibuk dengan urusan sendiri. Padahal itu adalah salah satu bentuk kedurhakaan pada ibu.
Dan setiap anak durhaka akan menjadi batu nantinya ketika ibunya murka. Menjadi batu disini tidak diartikan secara harfiah, karena tidak ada kejadiannya manusia tiba-tiba berubah jadi batu. Tapi menjadi batu itu dapat ditafsirkan sebagai kesulitan dan kesempitan hidup.
Sering kita lihat seseorang yang tiba-tiba usahanya bangkrut, karirnya menjadi hancur, hidupnya susah tak karuan karena melawan pada ibu. Dan penyesalan baru muncul setelah berbagai kesusahan itu menimpa.
Kenapa seorang anak bisa durhaka pada ibunya? Jawabannya karena si anak lupa bahwa semua kesuksesan dan keberhasilan yang diraihnya itu tak lepas dari andil seorang ibu.
Ibulah orang yang selalu menjaga dan merawat anaknya. Ibulah orang yang mengajari anaknya banyak hal. Ibulah orang yang selalu mendukung dan menyemangati anaknya. Ibulah yang selalu mendo'akan kebaikan untuk anaknya.
Sedemikian besarnya jasa seorang ibu sehingga sangat tidak pantas kalau seorang anak sampai hati menyakiti ibunya.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan agar kita terhindar dari mendurhakai orang tua khususnya ibu.
Pertama kita harus ingat bahwa berbakti pada orang tua adalah perintah Tuhan. Semua agama pasti mengajarkan untuk berbuat baik pada orang tua .Karena itu perlu dipatuhi.
Kalau dalam agama Islam diajarkan bahwa "keridhaan dan kemurkaan Allah tergantung pada ridha atau murkanya orang tua". Yang artinya jangan sampai membuat orang tua murka kalau tak mau mendapat hukuman dari Tuhan.
Kedua, mari kita mengingat-ingat lagi segala kebaikan dan pengorbanan ibu untuk kita selama ini.Ibu berjuang siang dan malam dan berkorban apa saja demi kita anaknya.
Dengan merenung dan mengingat semua jasa-jasa ibu nantinya akan muncul rasa iba, sayang dan hormat pada ibu. Sehingga tak ada alasan untuk durhaka pada ibu.
Ketiga, coba kita bayangkan seandainya kita yang berada di posisi ibu. Alangkah sedih dan hancurnya hati tentunya ketika kita tidak dihargai anak kita.
Kasih sayang ibu teramat besar dan menjadi utang yang takkan mungkin terbayar oleh kita anaknya. Karena itu berbuat baiklah selalu padanya.
Dan Malin Kundang memberi pelajaran pada kita bahwa setiap kedurhakaan itu akan berbuah kesengsaraan dan penyesalan.
Yogyakarta,10012021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H