Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Intan Permata Bunda

3 Oktober 2020   20:05 Diperbarui: 3 Oktober 2020   20:11 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 "Jadi,Intan mau kuliah dimana nanti?",tanya Bu Tina pada anak gadisnya setelah membaca surat kelulusan putrinya itu dari SMA."Teknik Kimia dong Bun.Kan cita - cita Intan bisa bekerja di perusahaan minyak  kayak Kak Ranti" jawab Intan dengan penuh semangat.Wajahnya ceria sekali siang itu."Mohon do'anya ya Bun biar Intan bisa sukses !"."Iya Bunda selalu mendo'akan kalian anak- anak Bunda.

 Empat tahun sudah cukup bagi Intan guna meraih titel ST (Sarjana Teknik).Meski tidak meraih predikat Cum Laude tapi dengan IPK 3.01 sudah memadai sebagai persyaratan melamar pekerjaan di perusahaan minyak impiannya.

 Satu demi satu lamaranpun segera dikirim.Mulai dari Pertamina yang BUMN milik pemerintah itu sampai beberapa perusahaan minyak asing seperti Caltex,Halliburton dan banyak lainnya.Selain itu Intan juga mengikuti tes CPNS.

Namun bak kata orang,meski jalan  yang ditempuh boleh sama,tapi hasilnya sering tak sama .Meski sama - sama lulusan Teknik Kimia tapi Intan gagal dalam setiap tes yang diikutinya.Beda nasib dengan kakaknya yang langsung diterima di sebuah perusahaan minyak Amerika.

Intan merasa terpukul memikirkan nasibnya."Duh,apa yang salah dengan diriku ini",seringkali Intan bergumam dikala sendiri."Apakah hambaMu ini tidak pantas mendapatkan pekerjaan yang hamba idamkan sejak kecil dulu ya Allah" katanya menyesali diri.

Bu Tina mencoba terus menghibur anak ketiganya itu."Cobalah untuk bersabar Tan.Mungkin rejekimu tidak disitu.Semua sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah.Kita manusia cuma menjalani ketetapanNya" kata Bu Tina.

"Tapi Bun,aku merasa nggak kuat dengan keadaan ini",kata Intan suatu kali."Jangan berpikiran seperti itu Nak.Yakinlah dibalik semua ini mungkin ada hikmah dibalik nya.Cuma kita yang belum memahaminya" timpal Bu Tina sambil mengusap kepala putrinya itu.Intan hanya diam dan menyandarkan kepalanya di pundak Bundanya.

Kesedihan demi kesedihan terus menghiasi hari hari Intan.Apalagi mengingat dialah satu -satunya anak yang belum dapat pekerjaan.Ranti kakak tertuanya sukses di perusahaan minyak Amerika,Serly kakaknya yang nomor dua berhasil jadi Apoteker di Rumah Sakit Daerah,demikian juga adiknya Salim kini berkarir di perusahaan baja di luar negri.Cuma dirinya yang masih menganggur di rumah.

                            **********

Dalam sebulan ini Intan menemani Bu Tina di rumah sakit.Bu Tina menjalani operasi batu ginjal sehingga dirawat cukup lama.Ia harus menjalaninya sendiri,maklum ketiga saudaranya sibuk dengan pekerjaannya masing masing.

"Intan,tolong ambilkan Bunda air minum.Bunda haus sekali",kata Bu Tina lirih."Iya Bun",jawab Intan.Segera dituangnya air kedalam gelas dan menyodorkannya pada bundanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun