Mohon tunggu...
Heru Heu
Heru Heu Mohon Tunggu... Jurnalis - Heu itu saya

Menulis untuk kesenangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kawanan Bangsat Menyerbu Amerika!

25 Agustus 2010   15:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:43 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_238972" align="alignleft" width="300" caption="(foto wikipedia)"][/caption]

Pada awal tahun 1980-an, kami kerap menggunakan kereta api (KA) Senja Ekonomi untuk keperluan pulang kampung dari Jakarta ke Semarang. Ketika itu saya masih anak-anak, namun demikian ada satu hal yang masih membekas dalam benak saya yakni bangsat alias kepinding, kutu penghisap darah. Banyak penumpang selalu waswas dengan hewan yang satu ini, karenanyamereka selalu mengecek untuk mengusir bangsat dari kursi-kursi kereta.

Saya tidak tahu apakah bangsat masih ada di jok-jok KA ekonomi pada saat ini, atau mungkin binatang itu sudah punah karena KA ekonomi semakin sumpek dan sangat tidak nyaman. Atau bangsat-bangsat itu punah karena kalah bersaing dengan bangsat beneran alias penjahat, sebab memang banyak kita temui pencoleng di gerbong-gerbong KA ekonomi.

Nah, ngomong-ngomong soal bangsat,negara adidaya Amerika Serikat kini mulai dibuat pusing dengan meningkatnya populasi bangsat (mereka menyebutnya bedbugs alias kutu kasur). Mengutip berita di Inilah.com, kota New York kini menjadi kota yang paling parah diserbu bangsat. Binatang kecil penghisap darah ini menyerang malam hari dan menjadi momok bagi warga kota metropolitan itu. Alhasil perusahaan jasa pembasmi serangga kini kebanjiran order. Selain New York, kota lain yang dibuat pusing dengan populasi bangsat adalah Philadelphia, Detroit, Cincinnati, dan Chicago. Ranking itu dibuat berdasarkanvolume telepon yang masuk ke kantor Terminix, sebuah perusahaan pembasmi serangga pada sepanjang tahun ini. Terminix menyatakan serangga itu cenderung "menumpang" dari satu tempat ke tempat lain dan sangat suka pada hotel, pesawat, dan kapal pelayaran (kalau di sini juga ada di kereta he..he..)

Belum ada penelitian yang pasti mengenai meningkatnya populasi bangsat di AS, hanya saja Terminix menduga hewan ini terbawa melalui perjalanan internasional sehingga kembali masuk ke Negeri Paman Sam. Disebutkan bahwa bangsat sudah “menghilang” dari Amerika sejak 60 tahun lalu.

Mengutip Goddard dalam bukunya Infection Disease and Arthopods 2nd Edition (2008), bangsatsudah “hidup” bersama manusia sejak ratusan tahun lalu. Binatang ini banyak ditemui di negara-negara berkembang terutama di daerah miskin dan kumuh. Di negara maju, bangsat dilaporkan sudah tidak ditemukan hingga belakangan ini populasi hewan itu terus berkembang. Catatan dalam Wikipedia, menyebutkan eradikasi besar-besaran bangsat terjadi pada era 1940-an yang saat itu umumnya menggunakan DDT. Bangsat di negara mapan diketahui kembali eksis pada tahun 1995.

RESISTENSI

Kilpinan dkk (2008) dalam penelitiannya di Denmark menyebutkan bangsat berada dalam populasi sangat rendah pada tahun 1950-an dan sempat meningkat pada 1980-an namun tetap terkendali. Tetapi dalam 10 tahun terakhir populasi bangsat meningkat drastis, tidak hanya di Denmark namun juga di sejumlah negara-negara Eropa. Mengenai peningkatan populasi, diduga disebabkan bangsat semakin resisten dengan bahan insektisida yang ada saat ini. Kilpinan dkk melakukan penelitian dengan mengoleksi 20 jenis bangsat dari berbagai tempat di Denmark. Ke-20 bangsat itu diuji sensitivitasnya dengan diberi pyrethroids, chlorpyrifos, permethrin dan deltamethrin, insektisida yang paling direkomendasikan sebagai bahan pembasmi hama di Denmark. Hasilnya, terjadi resistensi bangsat terhadap unsur pyrethroids, permethrin dan deltamethrin. Resistensi terhadap pyrethroids dilaporkan juga terjadi di AS dan Inggris.

Jadi jika berkaca pada berbagai penelitian tersebut, penyebab utama meningkatnya populasi bangsat adalah ketidakseimbangan lingkungan. Pemakaian bahan kimia berlebihan menyebabkan terjadinya kekebalan atau resistensi, sedangkan cara-cara biologis tak lagi dijadikan andalan untuk pengendalian hama. Sebenarnya bangsat memiliki banyak musuh alami (predator)sebut saja kecoa, semut, laba-laba, hewan berkaki seribu, dan lain sebagainya. Tetapi hewan-hewan ini pun mati karena penggunaan insektisida yang berlebihan. Akibatnya terjadilah ketidakseimbangan lingkungan yang memicu ledakan populasi tertentu.

Bagaimana dengan Indonesia? Setahu saya masih sedikit yang concern atau mendalami bangsat. Ya mungkin, karena bangsat (kepinding) kalah seksi dibandingkan dengan bangsat penghisap darah rakyatalias koruptor.Akan lebih celaka jika keduanya berkembang dalam populasi besar maka rakyat akan benar-benar kehabisan darah...(***)

Solo, 25 Agustus 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun