Jadi tidak mengherankan, pada 2019, tepatnya dua minggu selepas gantung sepatu, Bepe langsung mengiyakan tawaran klub berlambang Monas tersebut sebagai manajer tim di periode pertamanya.
Buah kesetiaan dari pengoleksi 87 pertandingan dan 38 gol bersama Timnas Indonesia untuk mengemban tugas Persija. Kesetiaan sekaligus simbiosis mutualisme Bepe dengan Persija Jakarta.
Jalan Karier Setelah Pensiun
Bertambahnya umur, faktor fisik, rentan cedera, yang berujung penurunan performa merupakan siklus akhir pesepakbola. Kenyataan yang tak bisa dibohongi, sekalipun cinta mereka begitu besar di atas lapangan hijau.
Bukan bermaksud menghakimi, ada banyak cerita atlet maupun pesepakbola di masa mudanya berprestasi, tapi menginjak usia senja hidupnya terlunta-lunta.Â
Saking nelangsanya, prestasi yang berwujud medali terpaksa dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Terpuruk, terlupakan, dan tergilas oleh zaman.Â
Secara jalan karier, menurut pandangan saya, Bepe ini salah satu role model ideal purna tugas seorang atlet, khususnya pesepakbola di Indonesia. Ia menerapkan pension plan alias perencanaan hari tua yang cukup berhasil.
Seperti yang dituliskan kompasianer Deddy Husein Suryanto berjudul "Bambang Pamungkas Mengajak Kita Hidup Cerdas". Dia mengulas sosok Bepe di luar lapangan sebagai youtuber, blogger, penulis buku, hingga memprediksi Bepe akan sering muncul di televisi pasca pensiun.
Ramalan yang terbukti ampuh. Bepe pasca pensiun tidak hanya menjadi manajer, tetapi juga komentator. Bahkan Pemimpin Redaksi PSJ TV. Termasuk brand ambassador sejumlah produk yang dapat dilihat di akun Instagramnya.
Akun media sosial Instagram @bepe20 yang memiliki 1,4 juta followers itu menjadi etalase sekaligus nostalgia para penikmat bola untuk mengetahui kabar terbarunya.