Mohon tunggu...
Aditya Wijaya
Aditya Wijaya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Videografer

Pengelola kanal bola Youtube @jurnalnetijen

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Candaan Jumat Keramat Berujung Kado Pahit Toni Kroos

6 Juli 2024   13:33 Diperbarui: 6 Juli 2024   22:19 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AFP/MIGUEL MEDINA via Kompas.com

Candaan sejumlah pemain Spanyol tentang Toni Kroos menjelang perempat final Euro 2024 menjadi kenyataan. Psywar dibungkus candaan memulangkan Jerman dan Toni Kroos itu menjadi kenyataan.

Kekalahan tipis 1-2 tuan rumah Jerman dari Spanyol di Stadion MHP Stuttgart mungkin bakal menjadi kenangan buruk bagi Toni Kroos. 

Stadion dibangun pada 1933 sebagai venue perempat final Euro 2024 itu menjadi saksi berakhirnya petualangan Toni dari sepakbola.

Kado pahit untuk perpisahan Toni di hari Jumat keramat 5 Juli 2024. Apalagi sebelum laga, media sosial diramaikan komentar sejumlah penggawa Spanyol untuk mengakhiri kiprah Toni dan Jerman di Euro 2024.

Candaan pertama datang dari rekan setim Toni di Real Madrid, Joselu. Penyerang Spanyol itu berharap Toni Kroos bisa pensiun. 

Harapan serupa juga dilontarkan bek sayap Spanyol yang bermain di Bayer Leverkusen, Alex Grimaldo. Dia berharap karier Toni berakhir pada hari Jumat.

Disusul Dani Olmo, pencetak assist dan penyumbang gol Spanyol yang mengandaskan perlawanan Jerman. Dia berharap hari Jumat adalah pertandingan terakhir Toni Kroos.

Komentar lainnya juga diucapkan pelatih Spanyol Luis de la Fuente. “Saya akan tanya UEFA apa saya bisa mengikat kakinya untuk pertandingan ini," katanya dikutip dari Reuters.

Psywar tersebut mengisyaratkan Toni sebagai sosok pemain ditakuti Matador Spanyol. Pasalnya, sebelum memenuhi panggilan pelatih Julian Nagelsmann di Euro 2024, gelandang veteran itu telah mengumumkan gantung sepatu seusai mengantarkan Real Madrid meraih mahkota Liga Champions.

Adapun performa berusia 34 tahun dalam turnamen Euro 2024 ini bisa dibilang apik. Toni selalu menjadi pilihan utama starting eleven. Meskipun tidak mencatatkan assist, dia menjadi dinamo Der Panzer Jerman.

Peran yang biasa dilakoni Toni sejak debut berseragam Timnas Jerman di usia 20 tahun pada 3 Maret 2010 silam. Dia merupakan jenderal lapangan tengah The Bavaria era kepelatihan Joachim Loew, Hansi Flick, dan Nagelsmann.

Gelandang jebolan akademi sepakbola Bayern Munich itu tercatat menjalani 1114 pertandingan internasional. Dari 9.063' menit bermain itu, Kroos menorehkan 21 assist dan menyumbangkan 17 gol. 

Pencapaian tersebut belum dihitung pemain berjuluk The Sniper itu bersama klub. Sepanjang karier profesionalnya, Toni hanya berkompetisi di La Liga Spanyol dan Bundesliga Jerman dengan membela 3 klub, yakni Munich, Bayer Leverkusen, dan Real Madrid.

Nama-nama mentereng seperti Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, Karim Benzema, hingga Vinicius Junior pernah merasakan umpan manjanya untuk menjebol gawang lawan.

Maestro Pemain No 8

Atribusi sebagai pemain nomor punggung 8 pun melekat pada dirinya. Toni bukan pemain yang terkenal jago dribbling bola dan haus gol. Melainkan visi bermainnya yang piawai dalam memberikan umpan terobosan, membagi bola antar lini, serta build-up serangan.

Bahkan legenda Manchester United, Paul Scholes, tak segan memberikan pujian. Dilansir dari Kikckers, Scholes menjelang pensiun terkesima dengan gaya bermain Kroos. Ia mengaku ingin meniru gaya bermainnya. Karena Kroos adalah salah satu gelandang perancang terbaik di dunia.

Memang tak bisa dimungkiri, pemain yang identik dengan sepatu Adidas Adipure 11Pro ini adalah salah satu seniman bola dengan akurasi umpan terbaik dunia. Mungkin yang bisa menyaingi Toni adalah Xabi Alonso. 

Peran pelatih Leverkusen semasa aktif bermain di Real Madrid itu digantikan oleh Toni. Pembelian jitu El Real mendapatkan tanda tangannya dari Munich. Apalagi Kroos saat itu selesai mengantarkan Jerman meraih trofi Piala Dunia 2014 Brasil.

Disisi lain, kunci berkembangnya Toni dalam mengolah kulit bundar tak bisa dilepaskan dari polesan para pelatih top dunia. 

Selain Carlo Anceloti dan Zinedine Zidane di Madrid, ada Louis van Gaal hingga Pep Guardiola di Munich, serta Jupp Heynckes yang menjadi satu-satunya pelatih Toni di dua klub berbeda, yaitu Munich dan Leverkusen.

Para top manager itulah yang menjadi juru taktik Toni meraih segudang koleksi juara Bundesliga, La Liga, Liga Champions, sampai Piala Dunia AntarKlub.

Ya, pecinta sepakbola dunia pasti bakal merindukan umpan-umpan magis Toni Kroos. Sayang beribu sayang, panggung terakhirnya di kandang sendiri dalam Pesta Bola Eropa Eropa kandas di hari "Jumat Keramat".

Selamat pensiun Toni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun