Mohon tunggu...
Aditya Wijaya
Aditya Wijaya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Videografer

Pengelola kanal bola Youtube @jurnalnetijen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kuliah Sambil Bisnis, Teknik Putaran Miring Mahasiswa Keramik Ini Dilirik Bule

4 Desember 2018   19:36 Diperbarui: 4 Desember 2018   19:39 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Resi pengiriman produk Buntari Ceramic lewat jasa JNE (dok. pribadi)

"Kebanyakan pesanan datang dari Jabodetabek. Biasanya saya menggunakan jasa kurir ekspres JNE. Karena lokasinya dekat studio dan cepat sampai. Sehingga hasil penjualannya lumayan. Bahkan sejak semester 4 sampai sekarang saya mampu mengontrak rumah Rp 5 juta per tahun serta membiayai kuliah dan living cost sendiri," katanya, sambil menerangkan perbincangan kami berdua dengan Bahasa Inggris kepada temannya asal Vietnam bernama Lana.

Resi pengiriman produk Buntari Ceramic lewat jasa JNE (dok. pribadi)
Resi pengiriman produk Buntari Ceramic lewat jasa JNE (dok. pribadi)
Jogja sebagai rumah ketiganya setelah Pagerjurang, membawa Sidik keluar masuk mengikuti ajang pameran di kampus maupun cafe-cafe. Selain itu, dirinya juga memasarkan produk Buntari Ceramic lewat media sosial. Tidak mengherankan, dari postingannya di akun Instagram, Sidik seringkali memamerkan sejumlah wisatawan mancanegara belajar teknik putaran miring di studionya.

Mereka kebanyakan turis dari belahan Eropa seperti Inggris, Perancis, Jerman, termasuk Amerika Serikat. Datang ke studio Buntari Ceramic lantaran ingin memiliki perabotan makan dan minum hasil kriya sendiri. Ada juga yang dibawa untuk kado bagi teman mereka di negara asalnya. "Teknik putaran miring Pagerjurang bagiku menjadi akar atau magnet. Maka banyak fokus desainku yang silindris," bebernya.

Sebelum mengakhiri obrolan di angkringan, saya bertanya apa cita-citanya. Sulung dari tiga bersaudara pasangan suami-istri Sagiman dan Sadiyem ini menjawab ingin menjadi ahli keramik atau keramikus. Dia juga bermimpi memiliki ceramic center di Bayat agar anak muda di wilayah Klaten bisa mempertahankan warisan adiluhung teknik putaran miring.

"Jujur, saya memiliki impian untuk mengembangkan potensi keramik lewat tradisi tekni putaran miring Pagerjurang ini. Karena dari segi SDA, SDM, dan kultural sudah kuat sekali. Tetapi mungkin bagi sebagian anak muda, pilihan terjun menggeluti gerabah atau sebagai perajin itu kalau sudah kepepet," tutupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun