[caption id="attachment_191315" align="aligncenter" width="300" caption="sumber foto Antara/R Rekotomo"][/caption] Kasus meninggalnya 3 "martir" penggila bola dalam pertandingan antara Persija versus Persib di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (27/5) lalu, semakin menambah 'noda hitam' kisruh sepakbola Indonesia akhir- akhir ini. Tercatat di bulan Mei ini ada berbagai insiden memalukan yang terjadi di pentas persepakbolaan tanah air. Berikut "raport merah" anarkisme sepakbola Indonesia di bulan Mei:
- Pertandingan Persipura vs Persija. Sumber
- Pertandingan Persisam vs Persiba Balikpapan. Sumber
- Pertandingan Persela vs Mitra Kukar. Sumber
- Pertandingan PSMS vs Persela. Sumber
Tawuran antar suporter di luar lapangan yang berujung dengan kematian. Kemudian kaki Iqbal Samad (bek Persiba Balikpapan) yang menjadi 'sasaran tembak" mercon suporter. Hingga adu pukul antar pemain dengan wasit, sang pengadil lapangan hijau, yang juga tak luput menjadi "sansak hidup". Membuat carut marut persepakbolaan Indonesia semakin kelam dan budaya kekerasan makin langgeng. Terkait dengan maraknya kekerasan yang mewarnai sepakbola Indonesia saat ini. Saya jadi teringat bahkan rindu dengan sosok Irjen. Pol Alex Bambang Riatmodjo, mantan Kapolda Jateng. Jenderal bintang dua yang sejak Oktober tahun lalu menjadi Koordinator Staf Ahli Kapolri ini. beberapa tahun lalu mencuat namanya dengan menghentikan pertandingan final Piala Indonesia antara Sriwijaya FC vs Arema Indonesia yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, pada tanggal 1 Agustus 2010. Saat itu, Irjen. Pol Alex Bambang Riatmodjo, yang masih menjabat Kapolda Jateng menghentikan laga panas tersebut. Ia menuding sang wasit, Jimmy Napitupulu, sedikit berat sebelah. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan gesekan antar suporter yang bisa menimbulkan chaos. Tidak hanya itu, Alex Bambang juga meminta wasit senior tersebut diganti. Walaupun pada akhirnya laga dilanjutkan dan Sriwijaya FC menjadi juara untuk ketiga kalinya. Sebelumnya, pada 12 Februari 2009, pemain Persis Solo Nova Zaenal dan pemain asing Gresik United, Bernard Momadao ditahan di rumah tahanan Poltabes Surakarta. Kedua pemain tersebut ditetapkan sebagai tersangka, karena melanggar pasal 351 ayat (1) jo pasal 352 KUHP. Keduanya ditangkap di lapangan saat adu jotos dalam pertandingan Divisi Utama di Stadion R Maladi, Solo yang disaksikan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Alex Bambang Riatmodjo. Usai menjalani serangkaian sidang melelahkan hampir setahun, Nova Zaenal dan Bernard Mamadou, akhirnya dijatuhi hukuman enam bulan penjara dengan masa percobaan satu tahun. Itulah sedikit nostalgia, Alex Bambang Riatmodjo yang menjadi orang nomer satu di Mapolda Jateng sejak November 2008. Karena aksi cowboy -nya pada final Piala Indonesia 2010 tersebut. Selang lima hari kemudian (06/08), Irjen Pol. Alex Bambang Riatmodjo, dicopot dari jabatannya. Isu yang beredar kala itu, Alex Bambang dimutasi gara- gara aksi cowboy -nya. Semoga semua orang yang mengaku pecinta maupun pelaku sepakbola Indonesia mau mengedepankan anti kekerasan (ahimsa) dan menjunjung tinggi sportifitas fair play, yang selama ini selalu didengung- dengungkan. Semoga semua mahluk hidup berbahagia. Salam dan Berkah Dalem Aditya Wijaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H