Mohon tunggu...
Birrul Walidain Ismail
Birrul Walidain Ismail Mohon Tunggu... lainnya -

lajang, mapan, siap nikah. hahaha

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Namanya Rindu

31 Juli 2012   17:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:23 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tolong, ajari aku lagi tentang rindu.
tentang bisik halus di hati nan merdu.
mengukir setia dalam bungkam kata.
merayu diri tuk tetap berdiri hingga menutup mata.
...

RINDU..???
Cuihh....

lebih dari separuh diriku hampir binasa karenanya.

setiap hari kumamah tak pernah putus.
kau racun, kau candu.
tapi sialnya, aku rela mati karena itu.

...

sial, diam-mu mengebiriku.
tlah lama kusumpah rindu.
tapi rindu tetaplah rindu.
aku patuh meski dibuat dungu.
...
apa guna serapah hingga berbusa.
sedangkan rindu tetap diam tanpa rasa.
itu sial namanya bukan?.
aku hanya lelaki biasa tak berlabel pemuja tuhan
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
# teruntuk diamnya N.I

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun