Mohon tunggu...
Birma RobertoTurnip
Birma RobertoTurnip Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Do not give up before trying!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu Terkini Kebanksentralan di Indonesia dan Dunia

8 Desember 2022   04:31 Diperbarui: 8 Desember 2022   04:41 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebanksentralan atau yang sering kita sebut bank sentral adalah sebuah lembaga atau organisasi yang bertanggung jawab untuk mengendalikan sistem moneter dan politik suatu negara. Bank sentral juga memiliki berbagai tanggung jawab, seperti volatilitas mata uang versus devaluasi dan efisiensi tenaga kerja.Sementara bagi bank sentral, Bank Indonesia (BI) juga memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai dan mempertahankan nilai rupiah. Fluktuasi nilai rupiah melibatkan berbagai faktor, salah satunya terkait barang dan jasa (inflasi) dan risiko di negara lain.

Tidak bisa dipungkiri juga bahwa upaya bank sentral untuk segera mendigitalkan uang fiat sebagai otoritas moneter tidak lepas dari maraknya penggunaan aset kripto sebagai mata uang pembayaran. Sebagai tambahan, Masuknya aset crypto telah berkontribusi pada stabilitas keuangan kolektif, kekuatan finansial, membawa risiko yang signifikan bagi perlindungan konsumen dan lingkungan.

Mata uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC) menjadi salah satu topik menarik pada masa kepresidenan Indonesia di G20. Kemunculan CBDC memang diharapkan oleh banyak kalangan. CBDC akan menyelesaikan proses transformasi digital yang saat ini melanda dunia.

Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan internasional dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, bekerja sama dengan lembaga terkait untuk mendorong investasi dan promosi perdagangan di sektor prioritas, dan bekerja sama dengan Kementerian Keuangan untuk menyusun 6 agenda prioritas jalur fiskal di bawah Kepresidenan Indonesia Meraih sukses pada pertemuan G20 tahun 2022

Bank Sentral 4.0 merupakan salah satu strategi Bank Indonesia untuk mendorong ekonomi digital dan inovasi keuangan. Hal ini untuk memperkuat daya saing dan kepentingan nasional, serta untuk mengurangi kesenjangan sosial.

Digital Central Bank 4.0 merupakan strategi yang diterapkan bank sentral di dunia digital, mengutip pernyataan Gubernur Bank Indonesia (GBI) Perry Warjiyo bahwa Bank Sentral 4.0 merupakan salah satu strategi percepatan inovasi di sektor keuangan digital. Bisnis. memperkuat daya saing dan mengurangi kepentingan nasional dan kesenjangan sosial. Program Digital Central Bank 4.0 mencakup berbagai layanan keuangan digital, seperti:

Implementasi transaksi digital

asuransi digital

Penyediaan dukungan keuangan digital

Manajemen Kekayaan Digital

Pengumpulan modal digital

Kegiatan layanan keuangan lainnya juga dapat dilakukan secara digital

Sebagai dukungan BI terhadap ekonomi digital nasional, BI telah menyusun arah kebijakan Sistem Pembayaran Indonesia. Telah diluncurkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia tahun 2025. Negara-negara berkembang khususnya membutuhkan kebijakan moneter yang komprehensif agar lebih siap menghadapi dampak percepatan normalisasi kebijakan oleh beberapa bank sentral dan tingginya inflasi akibat perang di Ukraina. Selain itu, kebijakan yang komprehensif bertujuan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi global, termasuk mengatur arus modal di dalamnya. G20 percaya bahwa IMF dan BIS (Bank for International Settlements) juga perlu bekerja sama untuk membahas dan merumuskan kebijakan moneter dari perspektif stabilitas keuangan, karena aliran modal tidak hanya mempengaruhi stabilitas mata uang, tetapi juga mempengaruhi stabilitas sistem keuangan.

Indonesia dinilai berhasil dan sukses sebagai tuan rumah KTT G20 Bali, salah satunya Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva memuji Indonesia usai KTT G20 Bali di Indonesia. Apalagi, Presiden Joko juga berhasil mencapai hal yang mustahil, yakni membuat semua pemimpin negara G20 menyepakati gencatan senjata. Terkait resesi, Kristalina Georgieva meyakini Indonesia mampu melewati resesi pada 2023 dengan posisi yang jauh lebih kuat dibandingkan negara lain. Apalagi, banyak negara anggota G20 yang mengisyaratkan akan berinvestasi besar-besaran di Indonesia.

Mengenai fenomena resesi baru, saya kira harus selalu diwaspadai, meskipun ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Indonesia tidak akan terpengaruh secara serius, seperti pendapat Kepala BKF, karena negara kesatuan negara Republik Indonesia  ditopang oleh PDB yang relatif tinggi. masih positif dan inflasi relatif rendah, namun tetap tidak bisa kita abaikan,  untuk mengatasinya  kita harus bersiap-siap menghindari resesi, misalnya dengan lebih fokus pada kebijakan regulasi, seperti B. Memperkuat pemerintah untuk menjaga stabilitas, nilai rupiah di tangan kita, agar nilai tukar  yang kita miliki selalu terkoreksi, sehingga pembangunan ekonomi saat ini dapat terus berjalan seperti yang diharapkan. dan warga dihimbau untuk selalu memiliki dana tambahan di kantongnya seperti investasi atau bisnis lainnya untuk  digunakan nanti sebagai dana darurat yang dapat berperan penting jika  terjadi resesi di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun