Mohon tunggu...
Birlanti Zahidah
Birlanti Zahidah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hi 🖐🏿

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Ketika Tuhan Benar-benar Menguji Usaha Tob Aitthipat | CEO Tao Kae Noi

20 Juli 2020   23:54 Diperbarui: 21 Juli 2020   03:36 2373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kisah inspiratif dari Negeri Gajah Putih 

Halloo,,,  pastii kalian pernah liat snack ini di mini market? snack ini udah nggak asing lagi di Indonesia dan mungkin ada sebagian orang mengira snack ini dari Jepang atau dari Korea ^_^ 

Tao Kae Noi Diciptakan 16 tahun lalu tepatnya tahun 2004. Ternyata CEO Tao Kae Noi berasal dari Thailand, ia adalah Tob Aitthipat Kulapongvanich seorang miliyarder muda keturunan China Thailand yang tinggal di Thailand. Tob lahir dari keluarga yang sangat berkecukupan sehingga tidak terlalu memikirkan pendidikan, kesehariannya ia habiskan untuk bermain game online. Tanpa direncanakan ia menjual senjata-senjata dari game online, pembelinya adalah sesama pecandu game online dari berbagai negara, tidak sedikit keuntungan dari menjual senjata game online, bahkan ia bisa membeli mobil sendiri. Sampai pada suatu hari Tuhan benar-benar mengujinya, bisnis ayahnya bangkrut dan terlilit hutang hingga 40 juta Bath atau sekitar 12 Milyar, bahkan rumahnya dalam proses penyitaan Bank, bersamaan dengan itu akun game onlinenya di blokir karena telah menyalahgunakan untuk kepentingan komersial, saat itu juga Tob tidak diterima di Universitas Negeri. Sesungguhnya ibunda Tob sangat menginginkan anaknya kuliah meski di Universitas swasta, namun ayahnya tidak mengizinkan lantaran biaya swasta mahal. Akhirnya Tob memilih untuk berjualan DVD player, tapi ternyata semuanya barang bajakan dan uangnya tidak dapat dikembalikan. Kemudian ia mulai menuruti kemauan ibundanya, ia menggadaikan jimat ayahnya untuk biaya kuliah. Meski kuliah, Tob tetap berpikir tentang memulai bisnisnya sendiri. 

Suatu hari tanpa sengaja Tob pergi ke Food Expo, disana banyak menawarkan berbagai makanan dan cara pembuatannya serta mesin pegolahnya, sampai pada akhirnya ia tertarik untuk membeli mesin penggoreng kacang. Tob memulai bisnis baru yaitu menjual kacang goreng di mall bersama pamannya, beberapa kali ia mendatangi pecinan untuk mengamati bagaimana penjual kacang mengolah kacang hingga mendapatkan hasil sempurna. Walaupun Tob sudah  berhasil membuat kacang yang enak tapi dagangannya tetap sepi pembeli, ia meminta kepada pihak mall untuk memindahkan kedainya ke bagian depan agar dagangannya laku. Setelah itu dagangannya mulai banyak pembeli, namun semuanya tidak berjalan mulus. Tiba-tiba pihak Mall menegur Tob karena mesin penggoreng kacangnya mengeluarkan asap hingga mengotori dinding  dan pihak mall memutuskan kontrak dengannya, dititik ini orang tuanya memutuskan untuk pindah ke China. Namun Tob tetap bertahan di Thailand demi melanjutkan bisnisnya, semua ujian Tuhan ini tidak membuatnya putus asa, sampai pada satu hari kekasihnya memberikan oleh-oleh camilan rumput laut dari provinsi Rayong. Disini lah awal mula kesuksesan Tob Aitthipat Kulapongvanich, ia tertarik untuk menjual camilan rumput laut. Tapi ternyata mengolah rumput laut tak semudah yang dibayangkan, kerap kali rumput laut yang ia goreng rasanya pahit dan mudah basi. Sudah banyak modal yang dihabiskan untuk membeli rumput laut mentah, bahkan ia sampai menjual semua komputer yang ada di rumahnya demi membeli bahan baku untuk dijadikan percobaan hingga mendapatkan hasil yang sempurna. Setelah Tob berhasil menggoreng rumput laut, ia mendatangi Dekan Fakultas Ilmu & Teknologi Pagan untuk mencari tau bahagimana cara agar rumput lautnya tidak cepat basi. Kemudian Tob yang sangat berambisi menjadi pengusaha muda itu memberi nama produknya Tao Kae Noi yang artinya pengusaha muda, lalu ia mulai berjualan camilan rumput laut di mall bersama pamannya. Inspirasi datang saat Tob berbelanja di 7-Eleven, ia berfikir untuk memasarkan produknya disana. Tapi semuanya tak semudah membalikan telapak tangan. Ketika sampai di kantor 7-Eleven, tob tidak dilayani dengan baik, bahkan ia tidak dipersilahkan untuk menjelaskan produknya. Pihak 7-Eleven menyuruhnya pulang dan meninggalkan produknya disana, namun Tob tetap bersikeras untuk menjelaskannya. 

screenshot-46-5f15fd61d541df1d9e5a0aa2.png
screenshot-46-5f15fd61d541df1d9e5a0aa2.png
lalu produknya ditolak mentah-mentah oleh 7-Eleven karena kemasannya belum siap, kurang menarik dan tidak layak jual. Setelah itu Tob mendatangi orang desain untuk memperbaiki kemasannya supaya menarik dan layak jual. 

screenshot-42-5f15d45cd541df652312b7b3.png
screenshot-42-5f15d45cd541df652312b7b3.png
Tuhan masih menguji kesabaran Tob, ketika ia sudah nemperbaiki semuanya ternyata pihak 7-Eleven mengabaikannya, Tob dibiarkan menunggu hingga petang, lalu ia pulang dan memberikan produknya kepada satpam penjaga lift. Disaat Tob hampir putus asa tiba-tiba direksi 7-Eleven memutuskan untuk menerima produknya. Kebijakan dari 7-Eleven Tob harus memiliki pabrik sesuai standar dan mengirimkan produknya ke lebih dari 6.000 cabang 7-Eleven atau sekitar 72.000 kemasan, ia diberi waktu 2 bulan untuk mengirimkan produkya, jika total stok kurang dari 80% dari kapasitas produksi maka 7-Eleven akan memutuskan kontrak dengannya. Saat itu Tob belum memiliki karyawan, ia hanya dibantu oleh pamannya di dapur rumahnya sendiri. Tob harus mendapatkan dana untuk membangun pabriknya, usianya baru 19 tahun belum mencukupi untuk meminjam uang di bank, dan banyak syarat-syarat perbankan yang tidak terpenuhi. Tob mulai putus asa dan memutuskan untuk ikut orang tuanya di China. Sebelum memutuskan ke China ia melakukan usaha terakhirnya yaitu membangun pabrik kecil dengan menjual mobil kesayangannya, lalu ia mulai merenovasi kantor lama ayahnya.

screenshot-45-5f15d60d097f366b0d1d0932.png
screenshot-45-5f15d60d097f366b0d1d0932.png
Tak disangka ternyata nama produk yang ia buat kini menjadi kenyataan. Pabrik kecil dan sederhananya mampu memenuhi standar dan lolos untuk kerja sama dengan 7-Eleven. 

2 tahun setelah kerja sama sengan7-Eleven, Tob bisa melunasi hutang ayahnya 40 juta Bath / 12 Milyar dan bisa kembali menempati rumah bersama orang tuanya. Saat ini tob memiliki 2.500 karyawan dan mengirim produknya ke 6.000 cabang 7-Eleven serta mengespor camilan rumput lautnya ke 27 negara termasuk Indonesia. Tob telah memiliki perkebunan rumput laut di Korea Selatan. Pendapatan tahun 2010 sebesar 1.500 juta Bath / 450 Miliyar. Kini miliyarder asal Thailand ini berusia 35 tahun. 


Pesan dari Tob Aitthipat Kulapongvanich "Jangan patah semangat walau apapun yang terjadi, jika kita menyerah maka habislah sudah" 

Tulisan ini terinspirasi dari film kisah nyata "The Billionaire" 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun