Dalam bahasa mandarin Tan disebut "Chen". Merupakan nama keluarga ke-5 yang paling umum di China, serta merupakan marga Tionghoa yang paling banyak penggunanya di daratan China. Di Indonesia pun nama awalan "Tan" dari suku Tionghoa sudah tidak asing lagi.
Perlu diketahui bahwasannya Tionghoa bukanlah agama melainkan suku. Melansir dari wikipedia saat ini 35% suku tionghoa yang menganut agama Katolik, 9% Protestan, 50% Buddha, sebagian kecil menganut agama Islam dan Kong Hu Cu. Tertulis dalam buku "Bai Jia Xing" bahwa marga Tan menempati urutan ke 10 dari ratusan marga Tionghoa.
Baca juga : Peran Suku Tionghoa dalam Soempah Pemoeda 1928
Selain dipakai oleh warga Tionghoa, marga ini juga dipakai oleh warga negara Vietnam dan Korea. Bahkan di Singapura dan Hongkong marga ini menduduki urutan pertama diantara marga-marga lainnya.
Diceritakan bahwasannya dahulu pada masa pemerintahan Gui Man, wilayah Chen merupakan wilayah yang kuat dan rakyatnya hidup makmur sejahtera. Gui man adalah keturunan Kaisar Shun, setelah Gui Man meninggal dunia, terjadilah perang saudara dan perebutan kekuasaan.
Baca juga : Sejarah Panjang Perjuangan Suku Tionghoa di Indonesia
Hingga akhirnya menyebabkan rakyatnya menderita lalu mengungsi ke daerah lain. Namun mereka masih tetap setia terhadap Gui Man yang telah mendirikan wilayah Chen, lalu sebagian besar rakyat keturunan Gui Man memakai nama wilayahnya sendiri sebagai marga. Hingga sekarang marga Chen masih dikenal luas.
Saat ini wilayah Chen berubah menjadi kabupaten Huai Yang, Propinsi Henan, China. Dan tidak sedikit marga Tan dari seluruh penjuru dunia yang sering mengujungi pemakaman Gui Man yang berdada di kota Huai.
Baca juga : Suku Jawa di Suriname & Suku Tionghoa di Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H