Tulisan Buhr dan Reiter melihat bagaimana perusahaan berkontribusi dalam menciptakan gagasan lingkungan yang lebih baik. Untuk mengetahui keterkaitan antara perusahaan dengan persoalan lingkungan, maka laporan perusahaan tambang dan metalurgi Noranda akan dibahas dalam tulisan ini. Laporan yang digunakan yaitu laporan tahun 1990, 1992, 1994 dan laporan lingkungan berkelanjutan tahun 2000, 2002, dan 2004.
      Dengan menggunakan analisis wacana, laporan ini melihat bagaimana Noranda mengkonstruksi hubungannya dengan alam dan masyarakat, juga melihat berbagai filosofi lingkungan dalam laporan ini. Premis tulisan ini adalah bahwa hubungan tanggung jawab perusahaan dengan harapan terhadap perubahan sosial dibatasi oleh perspektif filosofis. Tujuan tulisan ini adalah untuk membangun pemahaman terhadap pandangan yang muncul, mencari dasar filosofis pandangan tersebut, dan pengaruhnya terhadap harapan akan perubahan.
Diskursus Environmentalisme
      Transformasi environmentalisme menurut Elkington dan Eder mencakup tiga gelombang: Gelombang pertama (1970), menyadari bahwa dampak lingkungan harus dibatasi. Gelombang kedua (1990), memunculkan kesadaran akan jenis produksi dan teknologi baru yang diperlukan oleh bisnis dalam memimpin kompetisi. Gelombang ketiga (1999), pengakuan bahwa pembangunan berkelanjutan membutuhkan perubahan peran pemerintah dan masyarakat sipil.
      Eder melihat Environmentalisme Kontemporer sebagai titik balik dalam evolusi budaya modernitas sejauh ia menyediakan orientasi budaya baru dengan menggantikan ekologi untuk industrialisme sebagai model budaya dasar modernisasi. Sehingga kepemilikan identitas hijau menjadi aset simbolik dalam masyarakat modern.
      Filosofi lingkungan adalah alat untuk memahami filosofi yang mendasari diskursus lingkungan. Dua teori yang diadopsi filosofi lingkungan, yaitu: Teori tradisional (teori teleologis/utilitarianisme, teori deontologis/filsafat kanan) dan Teori non-traditional (ekologi, ekofeminisme). Maka, filosofi lingkungan dibagi menjadi sudut pandang Antroposentris (berpusat pada manusia) dan Ekosentris (berpusat pada bumi). Dalam dua sudut pandang tersebut terdapat tujuh klasifikasi untuk menjelaskan hubungan organisasi-masyarakat, yaitu:
1. Kapitalis murni: pandangan dominan dalam akuntansi dan keuangan di mana satu-satunya
 tanggung jawab korporasi adalah membuat uang untuk pemegang saham.
2. Expedients (yang mengambil jalan bijaksana): orang yang menyadari bahwa kesejahteraan ekonomi dan stabilitas hanya dapat dicapai dengan menerima tanggung jawab sosial tertentu.
3. Pendukung kontrak sosial: sikap bahwa perusahaan dan organisasi lain itu eksis karena kemauan masyarakat, maka perusahaan harus menghormati dan merespon masyarakat.
4. Ekologi sosial: berfokus pada lingkungan sosial dan merasa bahwa organisasi besar berpengaruh dalam menciptakan masalah sosial-lingkungan, serta harus terlibat dalam pemberantasan masalah tersebut.