Seorang Amsakar mantan aktivis mahasiswa HMI tahu bahwa Indonesia kita itu terajut dan tertenun dari kekayaan budaya nusantara. Apresiasi Amsakar akan budaya Batak adalah wujud penghargaan dan kedalaman kebangsaannya yang utuh dalam melihat budaya dalam aspek memperkuat persatuan bangsa.
Amsakar tahu bahwa pesan universal dalam memberdayakan dan mengajak seluruh entitas anak bangsa dalam membangun Batam bisa melalui seni dan budaya. Tentu saja kemampuan Amsakar bermain musik ini bukan datang ujug ujug karena momen pilkada.Â
Kemahiran Amsakar bermain gitar lahir dari karakter yang terbentuk dari nilai keluarga yang menghargai seni, mencintai kemanusiaan, rasa pergaulan sesama yang menjunjung harmoni dan penghargaannya atas rasa kesetiakawanan sosial.
Amsakar membuktikan bahwa melebur dalam nafas Indonesia sejati berarti menerima nafas budaya seluruh entitas anak bangsa. Disana saya melihat pribadi Amsakar yang hangat melebur dalam darah melayunya yang kental dengan beragam suku relawan.Â
Amsakar menjadi pesan  hidup kita  bahwa menjadi pemimpin itu bukan semata karena emblem baju putih berlencana wakil walikota.  Di sana dengan sebuah gitar Amsakar menjadi pemimpin yang menghidupkan suasana. Menghidupkan harapan. Menghidupkan keadaan.
Pantaslah kalau tagline sebuah iklan "kalo nggak ada elo nggak rame itu di sematkan kepadanya.
Kanda Amsakar, kalo gak ada elo, gak rame!!!!
Â
Tabikkk.
Salam Ramah
Birgaldo SinagaÂ