Mohon tunggu...
Birry Dinda
Birry Dinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah

hi!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kotanopan, Kota Pejuang yang Terlupakan

14 April 2021   15:38 Diperbarui: 14 April 2021   15:57 5080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kotanopan.com

Kotanopan merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Kotanopan berjarak 500 km dari Medan dan 30 km dari Panyabungan (Jalan Medan-Padang). 

Dapat dikatakan jika Kotanopan berada diujung atau perbatasan provinsi Sumatera Utara. Kotanopan juga dikenal dengan pegunungan dan sumber daya alamnya yang melimpah, mulai dari karet, kopi, beras, dan aneka tambang. 

Namun ada satu fakta yang terlupakan bahwa dahulu Kotanopan juga dikenal sebagai kota pejuang. Karena kota ini melahirkan banyak pejuang kemerdekaan walaupun nama tokoh pejuang tersebut tidak tercatat dalam buku sejarah RI. 

Kotanopan juga menjadi tempat kelahiran Jenderal Besar A.H. Nasution dan H. Adam Malik berasal. Tidak hanya itu, Kotanopan juga menjadi sebuah stasiun mantan misi Mennoite Belanda di Sumatera.

Di kecamatan ini, terdapat beberapa bangunan bersejarah yang menarik untuk dibahas. Namun pada tulisan kali ini, kita akan membahas dua bangunan bersejarah, yaitu :

1. Pasanggrahan Kotanopan

Di depan Tugu Perintis kemerdekaan, terdapat Wisma Pasanggrahan yang menjadi kediaman Controleur Mandailing Natal pada masa kolonial Belanda. Di tempat ini juga Presiden Soekarrno mengadakan rapat akbar untuk mensosialisasikan kemerdekaan dan mengajak warga Sumatera untuk mempertahankan kemerdekaan pada tanggal 16 Juni 1945. 

Pada bulan Juni 1948 pun Soekarno hadir kembali ke Kotanopan untuk menenangkan gejolak dan menyatukan rakyat di Sumatera yang ingin merdeka sendiri. Dikatakan juga dahulu bahwa Wisma Pasanggarahan ini menjadi tempat rapat Belanda dengan Soekarno pada saat Soekarno berada di Sumatera.

Sampai saat ini, Pasanggrahan masih berdiri kokoh dan menjadi tempat penginapan para wisatawan yang berkunjung ke Kotanopan. 

Bangunannya megah khas Belanda dengan taman yang luas membuat wisma ini terlihat ikonik bersama dengan Tugu Perintis. Di dalamnya pun masih tersimpan foto jenderal besar A.H. Nasution dan kamar bekas Presiden Soekarno pun masih berdiri kokoh.

2. Tugu Perintis Kemerdekaan dan Tugu Pahlawan

Sebagai bukti bahwa Kotanopan merupakan kota pejuang, di daerah ini dibangunlah Tugu Perintis Kemerdekaan pada tanggal 9 November 1988 di depan Pasanggrahan Kotanopan dan diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara untuk mengenang para pahlawan yang telah berjuang. 

Tugu ini memiliki empat sisi yang berisi naskah proklamasi, naskah pembukaan UUD 1945, informasi pembangunan dan peresmian,serta 24 nama pahlawan yang sudah terdaftar dan mendapat SK dari pemerinrah RI. Tugu ini merupakan satu-satunya tugu yang dibangun di wilayah Sumatera Utara. 

Nama ke 24 pahlawan yang tertulis dalam tugu tersebut ialah H.M. Ali Hanafiyah Lubis, Yahya Malik Nasution, Tinggi Lubis, Makmur Lubis, H. Ayyub Sulaiman Lubis, Abd. Aziz Lubis, Abd. Rahman Parinduri, H. Adam Malik Batubara, Abd. Hamid Lubis, Buyung Siregar, Muhiddin Nasution, Abu Kosim Daulay, Ilyas El Yusuf, H.M. Yunan Nasution, Muslim Arif Lubis, Ahmad Nasution, Abd. Gani Nasution, H. Marahsudin Chatib Hasibuan, Mangaraja Ihutan Lubis, Mangara Sayuti Lubis, Anwar Nasution, Adnan Nur Lubis, M. Phaid Matondang, Ayub Lubis, dan Kh. Ahmad Nasution.

Salah satu dari 24 nama pahlawan di atas, terdapat arsip dan data perjuangan yang masih tersimpan oleh salah satu warga Kotanopan yang pernah bertemu dengan dua tokoh pahlawan tersebut. 

Namun hanya arsip milik H. Ayyub Sulaiman Lubis yang masih tersimpan. Beberapa perjuangan yang pernah dilakukannya ialah beliau menjadi Ketua Badan Propagandis Partindo (partai yang dibentuk Soekarno masa kolonial) cabang Kotanopan pada tahun 1931. 

Kemudian pada tahun 1934, ia mendirikan sekolah dengan nama Ayyub Sulaiman School Al-Madrasatul Islamiah di Padang Sidempuan setelah partai politik yang beliau ketuai yaitu Himpunan Pemuda Islam Indonesia dibubarkan Belanda. Dan pada 7 September 1945, beliau menjadi orang pertama yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia untuk daerah Tapanuli dan membentuk laskar rakyat.

Selain ke 24 nama pahlawan di atas, masih banyak lagi nama pahlawan yang belum disebutkan, namun mereka dibuang Belanda ke daerah lain seperti Penjara Suka Miskin, Digul (Irian Jaya), Ternate, Jawa, dan masih banyak lagi yang belum ditemukan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun