Kotanopan merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Kotanopan berjarak 500 km dari Medan dan 30 km dari Panyabungan (Jalan Medan-Padang).Â
Dapat dikatakan jika Kotanopan berada diujung atau perbatasan provinsi Sumatera Utara. Kotanopan juga dikenal dengan pegunungan dan sumber daya alamnya yang melimpah, mulai dari karet, kopi, beras, dan aneka tambang.Â
Namun ada satu fakta yang terlupakan bahwa dahulu Kotanopan juga dikenal sebagai kota pejuang. Karena kota ini melahirkan banyak pejuang kemerdekaan walaupun nama tokoh pejuang tersebut tidak tercatat dalam buku sejarah RI.Â
Kotanopan juga menjadi tempat kelahiran Jenderal Besar A.H. Nasution dan H. Adam Malik berasal. Tidak hanya itu, Kotanopan juga menjadi sebuah stasiun mantan misi Mennoite Belanda di Sumatera.
Di kecamatan ini, terdapat beberapa bangunan bersejarah yang menarik untuk dibahas. Namun pada tulisan kali ini, kita akan membahas dua bangunan bersejarah, yaitu :
1. Pasanggrahan Kotanopan
Di depan Tugu Perintis kemerdekaan, terdapat Wisma Pasanggrahan yang menjadi kediaman Controleur Mandailing Natal pada masa kolonial Belanda. Di tempat ini juga Presiden Soekarrno mengadakan rapat akbar untuk mensosialisasikan kemerdekaan dan mengajak warga Sumatera untuk mempertahankan kemerdekaan pada tanggal 16 Juni 1945.Â
Pada bulan Juni 1948 pun Soekarno hadir kembali ke Kotanopan untuk menenangkan gejolak dan menyatukan rakyat di Sumatera yang ingin merdeka sendiri. Dikatakan juga dahulu bahwa Wisma Pasanggarahan ini menjadi tempat rapat Belanda dengan Soekarno pada saat Soekarno berada di Sumatera.
Sampai saat ini, Pasanggrahan masih berdiri kokoh dan menjadi tempat penginapan para wisatawan yang berkunjung ke Kotanopan.Â
Bangunannya megah khas Belanda dengan taman yang luas membuat wisma ini terlihat ikonik bersama dengan Tugu Perintis. Di dalamnya pun masih tersimpan foto jenderal besar A.H. Nasution dan kamar bekas Presiden Soekarno pun masih berdiri kokoh.