Mohon tunggu...
BJ Qolbi
BJ Qolbi Mohon Tunggu... Jurnalis - Hidup itu adalah pilihan! Maka pilihlah jalan terbaik yang bisa kita hadapi dengan sikap terbaik

Semesta adalah objek kajian utama dalam hidupku, karena dibalik semesta masih banyak keilmuan Tuhan yang masih tersembunyi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Terbaik Mengenal Tuhan, "Nikmati Prosesnya"

4 Februari 2019   13:20 Diperbarui: 4 Februari 2019   13:46 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunci utama menuju sukses dan kehidupan yang sehat adalah menikmati diri sendiri selama proses apa pun yang ingin kita capai. Sayangnya, kenikmatan adalah sesuatu yang banyak orang tinggalkan di pinggir jalan --- terutama ketika perubahan terjadi pada tingkat yang luar biasa dan tekanan untuk menghidupkan kembali diri pribadi untuk mencapai sebuah tujuan yang baru.

Tingkat stres bisa menjadi terlalu kuat, dan emosi negatif seperti keraguan diri, kewalahan, kemarahan, dan ketakutan dapat menjadi pola pikir yang berbahaya. Tanpa pernah menyadarinya, orang-orang membiarkan kemampuan mereka untuk bersenang-senang menjadi nomor dua di saat menjadi seseorang yang paling penting.

Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang membuat pilihan sadar (bahwa itu adalah pilihan) untuk bersenang-senang dan tertawa sepanjang hari lebih kreatif, produktif, dan tangguh terhadap situasi yang menantang. 

Mereka juga lebih mudah menemukan solusi untuk masalah yang kompleks. Dengan kata lain, berfokus pada kebahagiaan tidak hanya membuat diri kita menjadi lebih pintar tetapi juga mengubah motivasi menjadi seseorang yang hebat. Seberapa pintar dan seberapa termotivasikah diri kita?

Bukankah masuk akal ketika kita dapat menikmati proses apa pun yang ingin kita capai, kemungkinan kita akan tetap termotivasi dan mencapai hasil yang sudah inginkan? Tampaknya jelas untuk secara sadar memilih kebahagiaan, untuk merasa baik selama proses melalui semuanya

Tetapi saya dapat memastikan bahwa kebanyakan orang tidak menghitung bersenang-senang selama proses sebagai bagian dari persamaan. Sebaliknya, mereka menjadi mangsa pola pikir berbahaya yang mengurangi potensi mereka untuk kebahagiaan.

Mereka menahan kebahagiaan ketika mereka mengulangi dan menginternalisasi pernyataan negatif seperti:

 "Aku akan menikmati diriku sendiri ketika aku menyelesaikan pekerjaan," 

"Aku akan bahagia ketika aku dihargai," atau 

"Aku akan bahagia ketika Saya menghasilkan lebih banyak uang. "

Dan tentu saja Big Kahuna:

" Saya akan menikmati diri saya ketika saya mencapai status tertentu dalam hidup. 

"Wow! Tekanan yang kita berikan pada diri kita sendiri ...

Saya mengerti betapa mudahnya bagi kita untuk terjebak dalam kesibukan untuk selalu berusaha dalam mencari nafkah sehingga kita lupa bagaimana rasanya hidup. Saya tahu bahwa kadang-kadang hidup membuat kita sampai pada titik di mana kita membiarkan diri kita dipenjara oleh drama pribadi kita sendiri dan menjadi buta terhadap semua kebaikan yang ada dalam hidup kita.

 Tapi siapa bilang kita setidaknya tidak bisa mencoba untuk mendapatkan sikap yang lebih sehat dan mencari kesenangan di dalam dan di sekitar tantangan dan kemunduran kita. Mengapa tidak fokus pada apa yang berfungsi, lebih baik memfokuskan pada apa yang tidak?

Berita baiknya adalah selalu ada peluang segar untuk seseorang dapat merasa baik dan bahagia. Bayangkan hidup seperti Grand Central Station di mana saat-saat bahagia tiba sepanjang waktu. Kemungkinannya adalah, kesempatan untuk merasa baik dan bahagia sudah tiba. Terkadang tepat di depan mat. Untuk alasan apa pun, kita tidak dapat mengalihkan fokus untuk memperhatikan dan menghargainya.

Apa pun yang terjadi di sekitar, kita bisa merasa lebih bahagia, bisa produktif, menarik kesuksesan, dan menikmati diri sendiri selama proses itu. Saat seseorang menggeser fokus dan cara unttuk berpikir, maka  perspektif seseorang akan berubah. 

Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak dapat merencanakan masa depan, menetapkan tujuan, menjalani rutinitas harian yang akan dilakukan, menangani hal-hal yang tidak terduga, dan masih membuat pilihan sadar untuk merasa baik dan menikmati diri sendiri saat melakukannya.

Jika kita melakukannya, Kita tidak hanya akan menghasilkan bahan bakar yang menggerakkan motivasi, tetapi kita akan menggeser motivasi itu ke gigi tinggi. Mengapa?

 Karena kenikmatan adalah percikan yang memicu hasrat dan antusiasme. Selalu ingat itu!

Dua kekuatan ini adalah kunci untuk menciptakan hal-hal yang diinginkan. Karena energi yang mereka pancarkan tidak hanya akan meningkatkan tingkat perhatian secara keseluruhan, tetapi juga menghasilkan koneksi yang kuat ke bagian diri menjadi lebih tinggi. 

Sebenarnya, kata "antusiasme" berasal dari kata Yunani "entheos" ---berarti Tuhan di dalam.

Ketika seseorang benar-benar bersemangat dan antusias dengan visi hidupnya, orang itu akan mengaktifkan energi yang kuat untuk membantu dalam menciptakan mimpinya menjadi kenyataan. Ketika masa sulit, hasrat dan antusiasme yang memaksa kita untuk mempertahankan visi  dan mendorong untuk berusaha lebih keras. Hasrat dan antusiasme yang mendorong kita ke zona yang dapat memberikan rasa percaya diri, berani, dan menang.

Selalu tumbuhkan gairah dan antusiasme . Biarkan diri ini bersemangat tentang hal itu. Rasakan, rasakan, raih. Visualisasikan tujuan dan impian tersebut dengannya. Karena ketika kita benar-benar memegang visi dengan semangat dan antusiasme, kita akan mengalami keadaan baru, peluang dan acara kebetulan.

"Antusias merupakan salah satu proses seseorang berusaha ikhlas dan tawakal, karena didalamnya terdapat bentuk penghambaan makhluk kepada Tuhan-Nya dengan menghadirkan dzatnya di segala tindakan," -BJ. Qolbi-

Bandung, 4 Februari 2019

-BJ. Qolbi-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun