Mohon tunggu...
BJ Qolbi
BJ Qolbi Mohon Tunggu... Jurnalis - Hidup itu adalah pilihan! Maka pilihlah jalan terbaik yang bisa kita hadapi dengan sikap terbaik

Semesta adalah objek kajian utama dalam hidupku, karena dibalik semesta masih banyak keilmuan Tuhan yang masih tersembunyi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Romantis ala Nabi

23 Desember 2018   11:30 Diperbarui: 23 Desember 2018   12:03 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan Nabi Muhammd SAW penuh dengan contoh-contoh cemerlang yang dapat diikuti oleh umatnya. Sebagai seseorang yang diberi gelar "rahmatan lil alamin" (Rahmat Bagi Seluruh Alam) tentu saja nabi harus memastikan bahwa segala tindakannya selalu disandarkan hanya kepada Allah semata. Dengan menjadikan dirinya sebagai contoh tauladan terbaik yang ada di muka bumi.

Suatu ketika, Nabi Muhammad pernah memasuki rumahnya dan melihat Aisyah (radiyallahu anha) minum dari gelas. Nabi sangat suka memanggil Aisyah dengan sebutan Humaira (kemerahan), Nabi selalu memanggil istrinya dengan sebutan humaira  karena rona pipinya yang  berwarna kemerah-merahan. 

Rasulullah pun berdiri dan menghampiri aisyah ke tempat berdirinya. lalu Rasul meminta aisyah untuk meninggalkan air untuknya juga. Ketika Aisyah kembali dan membawakan segelas air untuk Rasulullah, ia meminta istrinya untuk berhenti meminum dari gelas yang sedang Aisyah pegang. Aisyah (radiyallahu anha) mematuhi perintah sang kekasih tercintanya itu.

 Ketika Nabi hendak meminum airnya dia bertanya kepada Aisyah,

"Dimanakah tempat bibirmu tadi diletakkan pada saat engkau meminum air?"Aisyah pun menunjukan tempat dia meminum air tersebut. 

Ada sebuah literatur hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah meletakkan bibirnya yang mulia ke lokasi yang sama seperti letak bibir Aisyah saat minum.

Tidak ada satupun contoh yang ada di dunia yang lebih baik dari apa yang Rasulullah contohkan didalam kehidupan sehari-harinya. 

Dari contoh diatas, kita dapat belajar bahwa sebagai seorang suami itu harus memperlakukan istrinya dengan benar dan penuh cinta. Hanya dengan cinta dan kasih sayang, maka istri pun akan taat dan hormat kepada suaminya. Sifat alamiah seorang istri akan membalas cinta dengan sebuah cinta, hormat dengan sebuah hormat.

Seorang Pasangan sejatinya perlu membuang kecemburuan sekecil mungkin dan sifat egois yang ada didalam dirinya, karena sesungguhnya seorang pasangan itu sudah diikat dengan janji suci kepada Tuhan. Ketika seorang pasangan selalu menghadirkan Tuhan didalam kehidupannya, maka niscaya Tuhan akan menjaga keluarganya dengan sebaik-baiknya penjaga. 

Hal ini mengikuti konsep pernikahan Islami sejati yang mengajarkan pasangan untuk membangun kehidupan yang bersih dan penuh cinta bersama. 

Semoga Allah SWT memberkati kita semua dengan memberikan kemampuan untuk membangun kehidupan yang indah bersama.

"Ketika seseorang berusaha mencari waktu untuk membeci, lalu kapan waktu untuk cinta akan tumbuh?" -BJ. Qolbi-

Bandung, 23 Desember 2018

-BJ. Qolbi-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun