Mohon tunggu...
Bikurmatin
Bikurmatin Mohon Tunggu... Administrasi - Jangan Mempermasalahkan Masalah Yang Belum Terjadi

Facebook: Biqe purpleloverz Instagram: Bikurmatin888 Find my others article on www.asalnulis.xyz/biqe

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kunjungan Singkat dan Memikat di “House of Sampoerna” Surabaya

17 Oktober 2016   14:29 Diperbarui: 17 Oktober 2016   14:54 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuaca yang tidak bersahabat akhir-akhir ini membuat saya dan teman-teman menahan diri untuk tidak mengagendakan mbolang keluar kota, apalagi ke gunung-gunung yang rawan longsor.  Dan tentunya wisata-wisata seperti air terjun banyak yang ditutup karena berisiko longsor.

Awal bulan selalu menjadi waktu yang pas untuk bepergian entah itu untuk berbelanja atau sekedar jalan-jalan. Iyalah mumpung kantong masih tebal karena saya dan teman-teman rata-rata memang pegawai dengan gaji bulanan.

Mengawali bulan Oktober kali ini tepatnya tanggal 02 Oktober 2016 saya and the genks, yaa mereka orang-orang yang sama meet up di sebuah pusat pertokoan favorit kita di Surabaya. Jalan-jalan sudah makan-makan juga sudah , mau pulang? Beluum. Mumpung ada di Surabaya tidak afdol rasanya kalau kita ga main-main dulu di sekitaran sini.

Sekalipun cuaca Surabaya juga lagi gerimis-gerimis manja, kita akhirnya memutuskan berkunjung ke Museum “ House of Sampoerna” yang terletak tidak jauh dari Tugu Pahlawan. Tidak sampai satu jam menerjang gerimis kita pun memasuki kawasan museum “ House of Sampoerna”, yang memang seperti namanya, museum ini dikelola oleh salah satu pabrik rokok besar di Indonesia PT. HM Sampoerna, Tbk.

Waktu menunjukkan sekitar pukul 16.30 ketika kita memasuki museum, suasana cukup sepi, mungkin karena hari sudah sore dan gerimis pula. Kita disambut oleh security yang ramah untuk pemeriksaan STNK. Tidak ada retribusi parkir disini alias gratis.

Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Di pelataran musem terparkir minibus yang biasa digunakan untuk berkeliling ke bangunan-bangunan bersejarah yang ada di kota Surabaya. Sayangnya bus ini hanya beroperasi pada hari Senin-Sabtu dan harus reservasi dulu untuk bisa ikut city tour menggunakan mini bus ini.

Setelah kendaraan terparkir kami bergegas memasuki museum dan disambut oleh petugas yang ramah untuk diminta menunjukkan KTP. Yups untuk memasuki museum ini memang dikenakan tarif  Rp 0 alias gratis dan hanya diminta menunjukkan KTP sebagai bukti kita sudah diatas 17 tahun. Mungkin karena yang dipamerkan di museum ini tentunya all about rokok yang tidak baik jika diekspose ke anak-anak.

Ruang pertama yang kita kunjungi adalah, toilet, heheh biasa kita para perempuan memang paling tidak bisa lama-lama untuk tidak kesini. Toliet nya sangat bersih dan bagus menunjukkan bahawa tempat dan segala fasilitas yang ada disini dirawat dengan baik.

Selanjutnya kita pun memasuki ruang demi ruang untuk melihat koleksi-koleksi dan foto-foto tentang PT. HM Sampoerna Tbk. Mulai dari mesin penggilingan pertama, peralatan R&D pertama  yang digunakan sampai peralatan drum band yang pernah dimainkan oleh karyawan PT. HM Sampoerna Tbk tempo doeloe.

Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Selain itu ada juga foto-foto tentang kegiatan-kegiatan kemanusiaan, social dan pendidikan yang pernah diprakarsai oleh perusahaan rokok ternama ini dari dulu hingga sekarang. Selain membaca-baca informasi yang tertera di masing-masing koleksi, di museum ini kita juga diizinkan untuk berfoto-foto ria dengan koleksi-koleksi mereka. Asalkan tidak merusak property, atau menyentuh property yang memang tidak boleh disentuh dengan alasan rawan rusak. Petugas disana juga dengan ramah dan senang hati membantu kita mengambil foto jika kita ingin foto bersama-sama tapi tidak mebawa tongsis.

Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Puas berkeliling melihat-lihat dan berfoto-foto di lantai satu kami menaiki tangga menuju lantai dua. Di lantai dua sebagian besar digunakan untuk tempat berjualan souvenir. Dan ada sekat kaca lebar yang dari situ kita bisa melihat para pekerja yang sedang beraktifitas. Museum “House of Sampoerna ini memang bergabung dengan area produksi yang masih aktif. 

Di kawasan ini ada peringatan untuk tidak boleh memotret. Seperti kebijakan perusahaan pada umumnya memang tidak diperkenankan memotret di area perusahaan. Sayang hari itu adalah hari minggu sehingga kita tidak melihat ada pekerja yang sedang beraktifitas. Tapi hanya ada deretan mesin yang sedang tidak digunakan.

Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Di lantai dua yang tidak seluas lantai pertama kami kembali berfoto-foto dengan gaya-gaya yang gokil. Beginilah kita kalau ada tempat dan kesempatan pasti tidak pernah melewatkan kesempatan berfoto-foto di setiap sudut museum yang memang selalu ada spot keren untuk dijadikan tempat berfoto.

Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Museum ini dibuka dari pukul 09.00 sampai pukul 22.00. tapi meskipun waktu berkunjung masih lama kita memutuskan untuk segera pulang setelah kurang lebih satu setengah jam berkeliling melihat sana sini dan berfoto sana sini.

Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Senja suda berangsur gelap ketika kita keluar dari Museum, dan segera mencari tempat untuk sholat magrib. Akhirnya kami berhenti di sebuah SPBU untuk sholat magrib dan beristirahat sebentar sembari share hasil foto-foto kita di museum. Gerimis masih rapat saat kita memutuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang. Hujan di Surabaya hari ini memang awet. Tapi hujan hari ini juga turut andil menggoreskan satu lagi kenangan keseruan persahabatan masa muda kita.

Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Kalau dipikir-pikir sampai saat ini pun rokok adalah benda yang masih menjadi kontroversi.  Di satu sisi tidak dipertanyakan lagi kerugian apa saja yang akan kita dapatkan dari merokok, tapi di sisi lain ribuan orang hidupnya bergantung pada rokok, yaitu mereka para pekerja pabrik rokok dan para petani tembakau. Dan tak dapat dipungkiri Pabrik rokok juga berperan cukup besar di bidang pendidikan, pelatihan maupun sosial di Indonesia ini. Dan tentunya perusahaan rokok juga menyumbang cukup dalam pembayaran pajak. Jadi semua adalah tentang pilihan, hanya kita yang bisa memilih dan memutuskan tentang merokok.

Tapi yang jelas kunjungan ke Museum House of sampoerna  sangat direkomendasikan untuk dipilih jika kompasianer sedang berkunjung ke Kota Pahlawan ini. Karena jarang-jarang kan ada museum gratisan se keren ini?.  And finally big thanks for D’strugg especially for @jessica.oei for recommended and for drive me safe.hehe

Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Sumber Foto: Dokume pribadi
Sampai jumpa di artikel pembolangan selanjutnya kompasianer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun