Mohon tunggu...
Bikurmatin
Bikurmatin Mohon Tunggu... Administrasi - Jangan Mempermasalahkan Masalah Yang Belum Terjadi

Facebook: Biqe purpleloverz Instagram: Bikurmatin888 Find my others article on www.asalnulis.xyz/biqe

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bersama Para Sahabat di Bukit Paralayang,"Gunung Banyak", Kota Batu-Malang

20 September 2016   14:32 Diperbarui: 20 September 2016   14:41 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanya monyet lho ya..manusia jangan..heheh (dokpri)

Liburan Idul Adha yang cuma sehari kali ini benar-benar kita manfaatkan semaksimal mungkin. Setelah menjalankan Ibadah selaku umat muslim yaitu Sholat Idul Adha, kami pun membuat planning  liburan singkat untuk sekedar merefresh otak yang lelah karena kemarin-kemarin kita benar-benar disibukkan dengan event-event peringatan HUT Ke-71 RI. Sebenarnya ritual "Mbolang" setelah sholat ied ini sudah kita lakukan selalma beberapa tahun sih, cuma baru saya share menjadi sebuah tulisan sekarang ini karena saya jadi kompasianer belum genap setahun. Jadi pembolangan seusai sholat Ied sebelum-sebelumnya hanya terkenang foto-foto nya saja dan tersimpan di memory jangka panjang kita.

Sebenarnya kita tidak pernah punya planning yang matang apabila mau mbolang, seperti mbolang kali ini pun kita masih belum menetukan tujuan yang pasti. Apalagi  teman “Google maps” kita, (seperti saya pernah sebutkan di artikel saya sebelumnya ada salah satu teman kami yang paling hafal jalan dan paling pandai mebaca peta, karena nya kami menyebutnya “Google maps”) benar-benar tidak bisa ikut karena ada acara keluarga. Akhirnya setelah banyak pertimbangan kita pun memutuskan meluncur ke Kota Batu-Malang mungkin sesampai disana menemukan inspirasi mengingat banyaknya pilihan tempat wisata seperti Selecta, Songgoriti atau Bukit Paralayang.

Sekitar jam 10 kita meluncur dari tempat tinggal kami di Sidoarjo .  Baru memasuki kecamatan Porong, Sidoarjo sedikit masalah muncul, Ban motor belakang yang saya tumpangi bocor, mencari tukang tambal ban agak sulit mengingat ini adalah Hari Raya Idul  Adha, akhirnya setelah menaiki sepeda oleng kurang lebih 1 km kami pun menemukan tambal ban. Tapi resikonya ban dalam harus diganti dikarenakan sobek, mungkin karena tadi sempat dinaiki dalam keadaan kempes kali ya, Ah sudahlah memang sudah waktunya ganti ban karena motor kesayangan ini memang sudah setahun lebih menemani pembolangan kami kemanapun pergi.

Satu setengah jam kemudian Kota Malang sudah kita masuki. Jalanan ramai lancar tanpa kemacetan yang berarti. Kami sempat berhenti beberapa kali untuk mengisi bahan bakar maupun menunggu teman yang tertinggal di belakang. Karena leader perjalanan kita kali ini memang salah satu temen cewek yang kalau nak sepeda macam pembalap, mengalahkan yang cowok deh pokoknya.  Heheh, asal tetep waspada dan tidak ngawur ga masalah deh ya kalau mau ngebut.

Melihat pemandangan gunung dari kejauhan tiba-tiba teman saya menemukan inspirasi tujuan, “Ke bukit Paralayang gini ini pasti bagus, apalagi anginnya lagi bagus juga”.  Tapi kita masih mau survey ke Selecta dulu karena teman-teman ada yang ingin kesana. Kalau saya sih sudah pernah, selecta memang salah satu tempat wisata yang cukup favorit di Kota Batu, Malang karena disana ada kolam renang, Kebun bunga-bunga yang berpetak-petak ala-ala di Belanda, dan play ground yang cukup luas untuk berpiknik.

Sekitar 45 menit kita sudah sampai di gerbang masuk Selecta, tapi kita kog jadi agak ragu ya melihat tiket masuk seharga Rp 25.000 dan membayangkan betapa ramainya suasana tempat wisata karena melihat antrian mobil yang memasuki kawasan selecta. Akhirnya kita mengurungkan niat masuk ke tempat wisata  dan berganti ke tujuan lain yaitu “Gunung Banyak” atau yang lebih dikenal dengan "Bukit Paralayang”, yang menurut teman saya letaknya masih di kawasan Pujon, Kota Batu, jadi tidak terlalu jauh dari Selecta.

Sempat bertanya beberapa kali dan menyasar sekali,  Sampailah kita di tempat wisata yang memang lagi hits di kalangan anak muda ini. Setelah melalui jalanan yang cukup berkelok-kelok ekstrim kita sampai di loket dan membayar  Tiket masuk nya murah meriah hanya Rp 5.000/orang ditambah retribusi parkir motor Rp. 3000.

Wuiiih ternyata suasana disini juga rame banget, wah sempat bete juga karena kalau terlalu ramai pasti ga bisa menikmati. Untunglah ini Kota Batu, jadi sekalipun ramai tetap terasa menyejukkan. Menyempatkan diri  untuk Sholat Dzuhur di sebuah musholla kecil yang ada lokasi tempat wisata, kami pun melanjutkan berjalan ke Gunung Banyak yang menjadi spot utama tujuan wisata, karena dari sini kita bisa melihat indahnya pemandangan kota batu dari ketinggian, dan disini juga menjadi spot untuk olahraga paralayang.

Hilangkan bete, karena tujuan kita disini untuk bersenang-senang, sama halnya pasti dengan mereka semua yang datang kesini. Keluarkan tongsis, pasang kamera dan mulailah kita melaksanakan ritual berfoto-foto dengan latar belakang  pemadangan kota batu dari ketinggian yang dikelilingi bukit-bukit. Keren deh pokoknya . Suasana yang adem , udara yang sejuk benar-benar menjadikan Bukit paralayang ini favorit buat mereka yang ingin merefresh pikiran dari kejenuhan dan kepenatan tanpa harus bayar mahal.

dokpri
dokpri
Beberapa tempat sampah dan peringatan untuk membuang sampah pada tempatnya banyak diletakkan di area ini. Sehingga suasana cukup bersih, meskipun masih ada satu dua sampah seperti plastic atau tissue yang dibuang sembarangn oleh tangan-tangan tidak baik.

Hanya monyet lho ya..manusia jangan..heheh (dokpri)
Hanya monyet lho ya..manusia jangan..heheh (dokpri)
Beruntung cuaca dan angin sedang bagus  sehingga kita bisa menyaksikan pengunjung yang mencoba olahraga paralayang ini. Ternyata seru juga menyaksikan paralayang secara live, tapi kalau untuk mencoba rasanya saya belum berani. Heheh.  Persiapannya cukup rumit juga dibantu dengan 3 orang guide. Dan ada juga yang tidak langsung berhasil terbang dan harus mencoba beberapa kali.  

penerbangan pertama tak selalu langsung berhasil (dokpri)
penerbangan pertama tak selalu langsung berhasil (dokpri)
persiapan penerbangan (dokpri)
persiapan penerbangan (dokpri)
Sebenarnya selain spot paralayang disini ada satu spot lagi yaitu Omah kayu,  yaitu semacam bangunan rumah pohon yang dari atasnya kita juga bisa melihat pemandangan dari ketinggian. Untuk masuk kesana dikenakan tiket lagi sebesar Rp. 5000/orang dan diberi waktu selama 5 menit untuk berfoto-foto. Tapi kali ini kita tidak berkunjung ke omah kayu mengingat hari semakin sore dan pasti antriannya banyak karena pengunjung sedang banyak-banyak nya.

Puas berfoto-foto dan menyaksikan serunya Paralayang kami pun memutuskan untuk turun. Karena Lokasi wisata ini tutup pukul 05.00 sore.  Di perjalanan pulang kami mampir ke Alun-alun Kota Batu untuk mencari makanan karena perut sudah mulai keroncongan sekaligus Sholat ashar di masjid besar yang ada di depan Alun-alun Kota batu.  Suasana alun-alun Kota batu di sore hari begitu ramai seperti alun-alun kota pada umumnya. Di sekeliling alun-alun berjajar penjual street food dan pedagang kaki lima. Aneka  Jajanan seperti Sempol Malang, Bakso Malang,Sosis bakar, es jeruk peras dll begitu mengundang selera. 

Yang menarik disini ada Bianglala besar yang bisa menambah hiburan warga yang berkunjung. Dan tentusaja kita tidak tahan untuk take some pictures lagi karena alun-alun ini terlihat begitu cantik dengan monumen 3 butir buah apel di tengah-tengah nya sebagai symbol Kota Batu yang terkenal dengan apel nya. Foto-foto lagi lah kita mumpung ada disini.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Perut sudah kenyang dengan semangkok Bakwan Malang dan jajanan-jajanan lainnya. Akhirnya sekitar Pukul 16. 30 kita melanjutkan perjalanan pulang. Sudah diduga jalanan pasti bakal macet karena arus balik mereka yang mudik untuk merayakan Idul Adha di kampung halaman maupun mereka yang berpiknik ria seperti kita. Untunglah kita membawa motor sehingga masih bisa menyelip disela kemacetan. 

Perjalanan pulang kali ini kita tempuh selama kurang lebih 3.5 jam karena lalu lintas yang padat dan kita berhenti sejenak di sebuah masjid besar untuk sholat maghrib. Kita terpisah satu sama lain karena kemacetan sehingga sampai rumah pun tidak berbarengan. Tapi tak masalah karena masing-masing sudah hafal jalan pulang, meskipun saya dan teman saya sempat mau menyasar sekali. 

Sekitar pukul 20.00 akhirnya kita selamat kembali kerumah masing-masing. Liburan singkat kali ini sangat berkesan seperti liburan-liburan sebelumnya bersama para sahabat. Memang semua bukan tentang kemana kita pergi, tapi tentang bersama siapa kita pergi. Bukan tentang bagaimana mencari kebahagiaan, tapi bagaimana kita menciptakan kebahagiaan. 

Sampai bertemu di artikel travelling saya selanjutnya Kompasianer.

Here we are in action

dokpri
dokpri
dkopri
dkopri
dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun