Mohon tunggu...
BBPPBPTH Yogyakarta
BBPPBPTH Yogyakarta Mohon Tunggu... Lainnya - Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Jl. Palagan Tentara Pelajar KM 15 Purwobinangun Pakem Sleman. Website: www.biotifor.or.id II Email: breeding@biotifor.or.id

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengembalikan Kejayaan Cendana di Indonesia

13 Agustus 2020   13:39 Diperbarui: 13 Agustus 2020   14:00 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu Dukungan dan Sinergi Berbagai Pihak, Untuk Mengembalikan Kejayaan The King of Plant Perfume di Indonesia

BIOTIFOR (Yogya, 11/08/2020) - Cendana (Santalum album Linn) atau East Indian Sandalwood sejak lama dikenal sebagai komoditi yang mahal. Cendana juga dikenal sebagai The King of Plant Perfume. Di Indonesia, cendana tumbuh alami di kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Namun sayangnya populasi cendana saat ini sudah sangat menurun karena eksploitasi berlebih, kebakaran, terbatasnya penanaman serta masalah sosial ekonomi kepemilikan cendana," ucap Kepala Badan Litbang dan Inovasi-KLHK, Dr. Agus Justianto, saat membuka Webinar Biotifor 2020 Seri 2: Cendana dengan tajuk "Tantangan dan Peluang Pengembangan Cendana Mendukung Hutan Rakyat dan Rehabilitasi Lahan", Selasa (11/08/2020).

"Upaya untuk mengembalikan kejayaan cendana di Indonesia, khususnya di NTT dan pengembangan pada daerah-daerah lain yang sesuai seperti di DIY, perlu dukungan dan sinergi dari berbagai pihak," ajak Kabadan.

Bersinerginya pemerintah, lembaga riset, perguruan tinggi, maupun pelaku usaha, dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan sangat penting untuk percepatan pengelolaan cendana yang makin baik.

Agus melanjutkan bahwa di sisi lain, permintaan produk cendana terus menerus meningkat. Adapun, produsen terbesar minyak cendana dunia berturut-turut yaitu Australia, India dan China. Seperti diketahui minyak cendana merupakan bahan baku utama pembuatan parfum, bahan kosmetik dan obat-obatan.

"Bahkan saat ini banyak digunakan untuk aroma terapi. Kayu terasnya yang berbau wangi banyak digunakan untuk kerajinan seperti patung, ukiran, kipas, tasbih, rosario dll," terang Kabadan.

Menurut sumber ITTO yang dilansir tahun 2013, pada kurun waktu 1986/1987 sampai dengan 1991/1992 cendana berkontribusi sekitar Rp 2.5 miliar/th atau 40% dari total PAD Provinsi NTT. Pada periode 1991/1992 sampai dengan 1997/1998 terjadi penurunan, kontribusi cendana tinggal sebesar 12-37 %. Catatan ini menunjukkan bahwa pada saat itu cendana memainkan peranan yang sangat penting sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi NTT.

Indonesia dahulu pernah mengekspor cendana terutama dari Pulau Timor (NTT), tetapi sejak 1992 menurun 30% dan sejak 1997 tidak ada ekspor lagi. Oleh sebab itu diperlukan upaya mengembalikan tanaman cendana sebagaimana dahulu Pulau Timor pernah dijuluki Tikar Permadani Cendana dan Pulau Sumba dijuluki Pulau Sandalwood.

Kabadan berkeyakinan bahwa kegiatan ini dapat bermanfaat bagi para peserta dan dapat membangun upaya-upaya peningkatan peluang pengembangan cendana, sehingga memberikan manfaat dan dampak positif dalam pengelolaan hutan rakyat dan rehabilitasi lahan.

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Kepala BBPPBPTH, Dr. Nur Sumedi, S.Pi.,MP bahwa kegiatan yang mendapat dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Prov. NTT dan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini adalah untuk menyebarluaskan informasi capaian hasil riset/litbang unggulan dalam pemuliaan cendana oleh Biotifor dan pihak terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun