Mohon tunggu...
BBPPBPTH Yogyakarta
BBPPBPTH Yogyakarta Mohon Tunggu... Lainnya - Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Jl. Palagan Tentara Pelajar KM 15 Purwobinangun Pakem Sleman. Website: www.biotifor.or.id II Email: breeding@biotifor.or.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Teknik Kultur Jaringan, Alternatif Penting dalam Penyediaan Bibit Berkualitas

8 Agustus 2020   15:21 Diperbarui: 8 Agustus 2020   15:21 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BIOTIFOR (Yogya 05/08/2020) Penggunaan teknik kultur jaringan merupakan alternatif penting yang diharapkan dapat membantu permasalahan penyediaan bibit berkualitas. Kultur jaringan tanaman menjadi penting karena mempunyai keunggulan.

“Keunggulan itu diantaranya dapat secara cepat untuk memproduksi bibit dalam jumlah banyak dengan kualitas yang seragam, tanpa tergantung musim sehingga kontinyuitas lebih tinggi dibandingkan regenerasi secara alami, serta dapat mempertahankan identifikasi gen unggul induknya,” kata Kepala Badan Litbang dan Inovasi, Dr. Agus Justianto, saat membuka Webinar Biotifor Seri 1, Rabu (05/08/2020).

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Kepala BBPPBPTH, Dr. Nur Sumedi, S.Pi.,MP dalam laporannya bahwa webinar ini bertujuan untuk mendiseminasikan teknologi yang telah dimiliki oleh BLI/BBPPBPTH.

“Tujuan berikutnya meningkatkan sinergitas dengan masyarakat dalam rangka pemenuhan bibit berkualitas secara cepat dan berkelanjutan. Serta rerus memantapkan peran kultur jaringan untuk memenuhi kebutuhan tanaman unggulan termasuk bibit jati yang berkualitas,” kata Kababes.

Menurut data yang dimiliki oleh Direktorat Bina Perbenihan Tanaman Hutan, berdasarkan data realisasi kegiatan penanaman tahun 2011 (Penanaman Satu Milyar Pohon), dari sektor kehutanan maupun non kehutanan yang dirangkum oleh Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan, tercatat telah ditanam sebanyak 1.516.592.311 batang pohon. Dari jumlah tersebut kebutuhan bibit yang terbesar adalah pada kegiatan penanaman Kebun Bibit Rakyat (KBR) yaitu 446.021.871 bibit/batang.

Berbagai kegiatan penanaman dalam rangka Rehabilitasi Hutan dan Lahan menjadi perhatian utama pada pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang memerlukan bibit atau benih berkualitas.

Lebih lanjut Agus menyampaikan bahwa tidak tersedianya bibit dalam jumlah yang memadai lebih dikarenakan adanya kendala musim sehingga tidak semua dapat menghasilkan bibit sepanjang tahun.

“Di samping persoalan keseragaman kualitas, rendah dan bervariasinya produktivitas dan kualitas panen karena faktor genetik, merupakan kendala pemenuhan bibit berkualitas kepada masyarakat,” terangnya.

Perbanyakan bibit menggunakan teknik kultur jaringan dilakukan pada kondisi terkontrol sehingga pada umumnya bibit yang dihasilkan akan lebih sehat. “Pengembangan kultur jaringan sebaiknya diprioritaskan untuk jenis tanaman bernilai ekonomi tinggi dan merupakan tanaman unggulan daerah/nasional serta memiliki karakter genetik unggul seperti ketahanannya terhadap penyakit,” tegas Kabadan.

Perbanyakan vegetatif kultur jaringan memerlukan pohon induk yang secara genetik unggul dan ketersediaan sumber materi yang mencukupi sangat penting, sehingga kerjasama seleksi bersama masyarakat diperlukan.

Proses dan tahapan kultur jaringan ini mempunyai kekhususan dalam penanganan dipersemaian, di laboratorium produksi maupun aklimatisasi di rumah kaca. Proses penanaman di lapangan juga memerlukan keahlian dan ketrampilan teknis yang tidak mudah.

“Dengan demikian program pendampingan tenaga ahli kultur jaringan pada laboratorium kultur jaringan DAS seluruh Indonesia dapat menghasilkan alih teknologi pada skala produksi masal bibit untuk masyarakat,” pungkas Agus.

Hal ini juga selaras dengan apa yang diharapkan oleh Kababes bahwa tegakan hutan di Indonesia khususnya hutan rakyat akan semakin bagus, dan imbasnya kesejahteraan rakyat akan meningkat.

Webinar Biotifor 2020 Seri 1 yang bertajuk “Peran Kultur Jaringan dalam Penyediaan Bibit Berkualitas sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Mendukung Pemulihan Fungsi dan Daya Dukung DAS ini menampilkan 3 orang nara sumber.

Narasumber yang pertama adalah Dr. Ir. Toni Herawan, MP. Peneliti BBPPBPTH/Biotifor dengan bidang kepakaran Kultur Sel, Jaringan dan Organ Kultur, memaparkan materi Kultur Jaringan Jati (Tectona grandis) Sebagai Tanaman Unggulan Masyarakat Jepara.

Pemateri kedua yaitu Rochimah Nugrahini, S.Hut.,M.Si., Kepala BPDASHL Pemali Jratun, menyampaikan materi Program penyediaan bibit berkualitas untuk masyarakat. Yogi Arief Sofyan, Ketua Karang Taruna Bina Usaha Mandiri, Desa Mintobasuki, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, menjadi pemateri terakhir, menyampaikan pengalaman dalam menanam gaharu, maupun harapan tentang program-program BPDASHL Pemali Jratun dan BBPPBPTH.

Diskusi yang dipandu oleh Dr. Ir. Asri Insiana Putri, MP . peneliti sekaligus Ketua Kelompok Peneliti Bioteknologi BBPPBPTH Yogyakarta berlangsung cuku menarik, terbukti banyak pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber. Peserta datang dari berbagai kalangan seperti lembaga pemerintah baik pusat dan daerah, peneliti, akademisi, mitra kerjasama, perusahaan swasta, lembaga konservasi serta masyarakat umum.

Peserta yang hadir melalui aplikasi zoom sedikitnya 200 orang, bahkan sehari setelah acara berlangsung acara ini telah disaksikan 417 kali melalui akun youtube Biotifor Jogja, dan sejauh ini angka masih merambat naik.(mna).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun