“Dengan demikian program pendampingan tenaga ahli kultur jaringan pada laboratorium kultur jaringan DAS seluruh Indonesia dapat menghasilkan alih teknologi pada skala produksi masal bibit untuk masyarakat,” pungkas Agus.
Hal ini juga selaras dengan apa yang diharapkan oleh Kababes bahwa tegakan hutan di Indonesia khususnya hutan rakyat akan semakin bagus, dan imbasnya kesejahteraan rakyat akan meningkat.
Webinar Biotifor 2020 Seri 1 yang bertajuk “Peran Kultur Jaringan dalam Penyediaan Bibit Berkualitas sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Mendukung Pemulihan Fungsi dan Daya Dukung DAS ini menampilkan 3 orang nara sumber.
Narasumber yang pertama adalah Dr. Ir. Toni Herawan, MP. Peneliti BBPPBPTH/Biotifor dengan bidang kepakaran Kultur Sel, Jaringan dan Organ Kultur, memaparkan materi Kultur Jaringan Jati (Tectona grandis) Sebagai Tanaman Unggulan Masyarakat Jepara.
Pemateri kedua yaitu Rochimah Nugrahini, S.Hut.,M.Si., Kepala BPDASHL Pemali Jratun, menyampaikan materi Program penyediaan bibit berkualitas untuk masyarakat. Yogi Arief Sofyan, Ketua Karang Taruna Bina Usaha Mandiri, Desa Mintobasuki, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, menjadi pemateri terakhir, menyampaikan pengalaman dalam menanam gaharu, maupun harapan tentang program-program BPDASHL Pemali Jratun dan BBPPBPTH.
Diskusi yang dipandu oleh Dr. Ir. Asri Insiana Putri, MP . peneliti sekaligus Ketua Kelompok Peneliti Bioteknologi BBPPBPTH Yogyakarta berlangsung cuku menarik, terbukti banyak pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber. Peserta datang dari berbagai kalangan seperti lembaga pemerintah baik pusat dan daerah, peneliti, akademisi, mitra kerjasama, perusahaan swasta, lembaga konservasi serta masyarakat umum.
Peserta yang hadir melalui aplikasi zoom sedikitnya 200 orang, bahkan sehari setelah acara berlangsung acara ini telah disaksikan 417 kali melalui akun youtube Biotifor Jogja, dan sejauh ini angka masih merambat naik.(mna).