Mohon tunggu...
biiop2000z-mikrobagoogle
biiop2000z-mikrobagoogle Mohon Tunggu... -

sukses 1% bakat , 99% kerja keras

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tingkatkan Produksi Sawit Tanah Merah Berpasir Gambut 10% dengan BIOP2000Z

30 Mei 2015   17:05 Diperbarui: 16 Agustus 2015   05:25 1951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14329796451131283296


Bagi yang bermasalah dengan produksi sawit yang rendah dan selalu bermasalah karena antara lain:
-tanah kurang gizi miskin hara (tanah pasir, cadas, Podzolik merah kuning; tanah Asam (pirit, sulfat masam, gambut asam) dan tanah yang tidak stabil menyimpan air, ...mudah mudahan resep ini bisa memberikan solusi...mulailah dari perlakuan pada nursery dari pemilihan benih yang produktif diperlakukan secara organik, lalu pemupukannya yang menerapkan keseimbangan unsur biologis dan organik yang vital dan perlakuan menjaga kesehatan dan ketahanan internal tanaman dari stress kekeringan dan penyakit dari tanah...
-Penerapan mikroba google yang kita tanam di tanah melalui pola pemupukan hayati organik ini menjamin kesuburan organik tanah sehingga bisa menjamin produksi yang tinggi berkelanjutan meskipun tanam sawit periode kedua dan ketiga pasca replanting....
Pengalaman panjang penyebaran mikroba intelejen penyubur di dalam tanah selama 18tahun (sejak tahun 1996 sampai saat ini) di beberapa tanah non produktif (marginal) membuktikan tanah bekas budidaya mikroba google semakin subur dan produktif.
-Oleh karena itu Terapkanlah pola pemupukan organik-hayati dengan mengganti pupuk kimia dengan pupuk organik yang bermutu setidaknya 20% - 35% dari kebiasaan pemakaian pupuk kimia akan menyelamatkan masa depan anak cucu kita yang masih berharap hidup dari keberkahan kesuburan tanah yang hidup.

JANGAN TERUS RACUNI LAHAN PRODUKTIFMU DENGAN BAHAN KIMIA YANG AKAN MEMATIKAN TANAH DAN MENJADIKAN SURAM PERTANIAN KITA.

BUDIDAYA TANAMAN SAWIT DI LAHAN GAMBUT (Elaeis guineensis Jacg)

A. Pendahuluan
Budidaya kepala sawit di lahan gambut mempunyai suatu tantangan tersediri. Lahan gambut merupakan lahan yang berpotensi tinggi, namun dalam kondisi tidur. Hal ini dapat diketahui bahwa kandungan bahan organik di dalam lahan gambut sangat tinggi, bahan tersebut merupakan sumber unsur hara yang sangat potensial.

Namun lahan gambut merupakan lahan yang bermasalah beberapa masalahan pada umumnya terjadi di lahan gambut adalah sebagai berikut:
(1) Permasalahan bahwa unsur hara tersebut dalam kondisi tidak dapat diserap oleh tanaman dikarenakan adanya keasaman tanah, dan beberapa unsur terikat dampak dari proses penimbunan dan perendaman yang beratus-ratus tahun.

(2) Kandungan unsur hara tertentu yang berasal dari tanah relatif sangat sedikit. Walaupun dibutuhkan tanaman relatif sedikit, namun karena ketersediaan di lahan tidak mencukupi maka tanaman yang ada di atasnya sering mengalami kekurangan unsur tersebut yang berdampak pada proses metabolisme dan kesehatan tanaman.
(3) Kandungan unsur-unsur racun bagi tanaman dan hewan yang merupakan dampak dari keasaman tanah tersebut. Secara proses kimiawi hidroksida akan diikat, sedangkan unsur-unsur kation yang biasanya berupa logam menjadi terlepas yang menjadi senyawa racun bagi tanaman, hewan dan manusia.

(4) Kandungan air yang ada di lahan gambut. Struktur lahan gambut tidak padat, yaitu terdiri dari sisa-sisa tanaman yang tidak membusuk secara total. Sehingga antara satu bagian dengan bagian lainnya mempunyai rongga. Pada saat lahan digenangi air maka seluruh lapisan terisi air. Kondisi ini terjadi beratus tahun karena lahan gembut biasanya pada lahan yang tergenang air yang tidak teralirkan. Upaya membuat drainase dan mengalirkan air yang menggenang akan berdampak pada mengalirnya seluruh air yang ada di lahan tersebut. Sehingga lahan menjadi kering kerontang.
(5) Ketebalan gambut berpengaruh terhadap tanaman. Tekstur lahan tidak mantap, banyak rongga, bahan berasal dari materi tanaman, kandungan tanah alam sangat sedikit atau bahka tidak ada. Untuk tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan besar, maka ketebalan gambut menjadi masalah. Lahan gambut pada umumnya tidak padat, sehingga tanaman besar dapat miring atau bahkan rubuh jika ditanam di lahan gambut.
(6) Banyak lagi permasalahan yang ada di lahan gambut yang tidak seluruhnya dituliskan di sini.

B. Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Lahan Pertanian
Pemanfaatan lahan gambut untuk lahan pertanian yang subur telah terjadi di berbagai daerah, di luar negeripun lahan-lahan subur di benua Amerika, Canada, dan Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Argentina, Brazil dan Chili) sebagian berasal dari lahan gambut. Demikian pula lahan di Indonesia sendiri sebagian berasal dari lahan gambut. Khusus untuk budidaya tanaman sawit sudah banyak lahan gambut yang digunakan.
Adanya inovasi baru di bidang teknologi pertanian sangat memungkinkan penanganan lahan gambut dengan hasil yang optimal. Selama ini penanganan lahan gambut di Indonesia masih menggunakan sederhana, namun hasilnya cukup menggembira-kan. Proses sederhana ini akan lebih optimal dengan menambah atau menyempurnakan dengan menggunakan inovasi teknologi yang saat ini telah ditemukan.

Beberapa proses penanganan lahan gambut menjadi lahan pertanian khususnya untuk budidaya kelapa sawit adalah:
1. Proses fisik: dilakukan dengan membangun/menata lahan sehingga drainase dan pembentukan lahan untuk media tanaman tersedia. Lahan yang semula digenangi air, maka dilakukan drainase yang membuat lahan tidak tergenang lagi. Jika ada tanaman di atasnya maka tanaman dapat tumbuh dan tidak terganggu dengan adanya air yang tergenang. Pembangunan drainase ini dinamakan tata air makro dan tata air mikro. Proses ini tetap dilakukan karena pembenahan fisik sangat diperlukan.

2. Proses kimia: dilakukan pada lahan-lahan yang mempunyai keasaman tinggi atau pH rendah, maka berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Dalam kondisi tertentu membuat tanaman tidak dapat tumbuh. Upaya perlakukan yang digunakan adalah memberikan kapur tohor dan dolomit. Proses ini membutuhkan waktu yang relatif lama dan membutuhkan materi kapur dan dolomit relatif banyak. Sedangkan hasil yang dicapai masih meragukan, jika kondisi keasaman sangat kuat justru kapur menggumpal dan lahan tidak berubah.
Penanganan lahan asam menjadi netral dapat dilakukan dengan cara memproduksi bahan katalisator yang mengubah sifat asam tanah menjadi netral, dan bahan tersebut dapat diproduksi dari bahan gambut bersangkutan. Proses tersebut hanya dapat dilakukan oleh makluk hidup mikroba/ jasat renik.

Ada jenis mikroba yang dapat menghasilkan enzym bersifat katalisator yang mampu mengubah senyawa asam menjadi netral. Mikroba tersebut ditemukan pada tanaman yang seharusnya tidak tumbuh di lahan gambut, tetapi ditemukan tumbuh. Setelah diteliti ternyata terdapat mikroba yang bersifat seperti yang dijelaskan di atas. Pada saat ini mikroba tersebut telah dikembangkan dengan mikroba lain dalam produk dari”Teknologi Bio Perforasi” (pupuk hayati ”Bio P 2000 Z”, pupuk organik granul ”Bio Alami” dan pupuk organik cair ”Phosmit”

3. Proses alami: biasanya penanganan lahan gambut ini dengan cara alami yaitu ditanami dengan jenis tanaman yang cocok. Dengan berjalannya waktu dicoba dengan tanaman lainnya dan semakin beragam. Biasanya menunggu antara 5 tahun untuk lahan gambut jenis D dan E, sedangkan pada lahan gambut C dan B membutuhkan antara 5 sampai 10 tahun. Bahkan untuk lahan A dan sebagian B membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun.
Lamanya proses tersebut dikarenakan kondisi dan kandungan unsur-unsur kimia yang perlu diubah menjadi kondisi yang cocok dengan pertumbuhan tanaman.
Misalnya: Tanah asam perlu dinetralkan; kandungan unsur yang bersifat penghambat tanaman (logam-logam berat) perlu diubah persenyawaannya menjadi tidak beracun, bahan organik yang belum busuk perlu dibusukkan.
Proses ini sebenarnya secara alami dilakukan oleh mikroba. Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses ini karena keberadaan mikroba relatif sedikit, dan bahkan tidak ada. Dengan jumlah relatif sedikit tingkat pencapaian hasil menjadi lambat dan kurang sempurna sesuai harapan.

Inovasi yang dilakukan ”Teknologi Bio Perforasi” (pupuk hayati ”Bio P 2000 Z”, pupuk organik granul ”Bio Alami” dan pupuk organik cair ”Phosmit” adalah gabungan penyediaan unsur hara siap serap dan mikroba-mikroba digunakan sebagai pengelola tanah dan tanaman yang terdiri dari:
(1) Mikroba pengelola kondisi lahan, yang mempunyai kemampuan sebagai pengubah keasaman tanah, mikroba yang mampu mengubah unsur racun bagi tanaman menjadi senyawa tidak beracun.
(2) Mikroba pengelola unsur hara tanaman yang mempunyai kemampuan: menyerap unsur N2,O2, H20, CO dari udara; mempunyai kemampuan menguraikan ikatan Phospat di tanah. Mengubah zat-zat kimia termasuk pupuk an organik menjadi organik dan menyimpannya dalam tubuh yang siap diserap tanaman.
Dari dua kemampuan tersebut maka lahan gambut dapat dipercepat paling lambat 2 tahun sudah sama dengan kondisi secara biasa mencapai 10 tahun.

4. Proses pembakaran: Proses ini sering dilakukan untuk penanganan lahan gambut. Proses ini diawali dengan mengalirkan air yang tergenang dengan membuat saluran drainase. Setelah kering lahan dibakar.


Dampak yang ditimbulkan dengan proses pembakaran ini adalah:

(1) hilangnya timbunan unsur hara (gambut) yang bernilai milyaran jika dikonversikan dengan harga pupuk an organik.

 

(2) tanah menjadi sangat miskin, dan biasanya jika digunakan untuk lahan pertanian memerlukan unsur tambahan termasuk nitrogen yang seharusnya melimpah di lahan gambut.

(3) berpengaruh terhadap emisi carbon yang sangat ini semarak dibicarakan.
Penggunaan teknologi bio perforasi yaitu memfungsikan Mikroba dekomposer yang mempunyai kemampuan menguraikan/ membusukkan baik bahan organik maupun membongkar bahan-bahan an organik dari tanah maupun batuan lunak.
Dengan demikian lahan gambut yang berasal dari tanaman yang tidak diuraikan karena tergenang, dengan bantuan mikroba pada proses teknologi bio perforasi akan terdekomposing (teruraikan) atau mengalami proses pembusukan menjadi bahan organik yang tidak beracun bagi tanaman dengan kandungan unsur hara tidak hilang baik oleh pembakaran maupun tercuci air.

C. Teknik Budidaya Tanaman Sawit di Lahan Gambut.
1. Penyiapan Lahan.
Kondisi lahan di setiap tempat berbeda-beda, sebagian terdiri dari genangan air yang membenami lahan bersangkutan (kondisi ini ditemukan paling banyak), lahan yang tidak tergenangi lahan dan banyak ditumbuhi semak belukar, lahan yang banyak ditumbuhi pohon bakau atau pohon yang tumbuh di rawa, dll. Kondisi gambut juga berlain-lainan ketebalannya mulai dari ketebalan kurang dari 50 cm sampai pada ketebalan lebih dari 3 meter.

Teknik penyiapan lahan perlu dilihat dari secara makro dan mikro. Penanganan makro adalah:
(1) Pembuatan Saluran.
(a) Pembuatan saluran primer, yaitu saluran yang dibuat antar wilayah yang digunakan untuk drainase, Saluran ini digunakan mengalirkan air yang ada di lahan antar wilayah. Pembuatannya basanya didasarkan pada countur tanah, dan dibuat pada tanah yang paling rendah diantara lahan di sekelilingnya.

(b) Pembuatan saluran sekunder,yaitu saluran yang dibuat di dalam wilayah antar area. Saluran ini mengarah ke saluran primer diupayakan air diusahakan tidak menggenang namun air tanah jangan langsung habis mengalir. Jika langsung mengalir habis pada umumnya lahan kering kerontang karena air mudah mengalir diantara gambur yang mempunyai struktur longgar.

(c) Pembuatan saluran tersier, yaitu saluran-saluran kecil sebagai saluran untuk mengalirkan kebelihan air yang ada di lahan. Diusahakan bahwa saluran ini selain dighunakan sebagai saluran drainase juga dapat digunakan sebagai saluran pengairan

(2) Penanganan Lahan.
Pada penanganan lahan sering menjadi suatu dilema. Jika dilakukan secara manual seperti pembersihan dari semak belukar, dan tanaman baik besar maupun kecil maka memerlukan biaya yang relatif besar dan hasil yang diperoleh berkejaran dengan waktu. Pada umumnya para pengusaha melakukan dengan cara pembakaran, dengan demikian biaya yang digunakan untuk penanganan lahan menjadi lebih kecil, dengan hasil terlihat dengan segera. Namun dampak negatif yang diperolehnya dari proses pembakaran adalah:

(a) humus di lahan gambut menjadi hilang,

 

(b) adanya penambahan emisi carbon di udara yang pada saat ini banyak mendapatkan sorotan dari dunia.

 

(c) kesuburan hanya bertahan beberapa tahun, yang dampaknya pada perawatan tanaman yang memerlukan cost ( biaya ) lebih tinggi

 

(d) kerusakan tanah cepat terjadi.

Cara natural merupakan cara yang bijaksana yaitu dengan membuat lahan tersebut dilakukan penanganan secara alami.  Artinya bahwa proses-proses yang dilakukan untuk mengubah dari lahan yang sifatnya gambut menjadi lahan pertanian dilakukan dengan cara alami.  Sebenarnya, alam telah memberikan suatu proses alam yang maha dasyat, yang mampu mengubah suatu kondisi yang ekstrim menjadi kondisi yang dapat diterima. Namun untk mencapai hal tersebut diperlukan waktu yang relatif lama dengan dukungan kondisi lingkungan yang memadai.
Penanganan fisik yang selama ini dilakukan oleh para pengusaha, petani seperti pembuatan guludan, pembuatan mencampurkan lahan yang padat dengan lahan dari gambut, dan lain-lain seluruhnya dapat diterima. Hanya saja proses tersebut perlu disertai dengan proses alami yang mendasar dalam perbaikan kondisi tanah yaitu proses jasat renik/ mikroba sebagai pengelola alami.

Di alam terdapat jutaan mikroba, namun hanya sedikit yang mempunyai kemampuan untuk mengubah lahan gambut menjadi lahan yang subur untuk tanaman. Dalam hal ini kandungan beberapa mikroba yang terkandung di dalam Bio P 2000 Z memang specialis mikroba untuk kebutuhan tersebut.
Lahan yang telah dilakukan pengolahan secara fisik maka dapat dilakukan perubahan dengan mikroba yang ada di dalam proses”Teknologi Bio Perforasi”(pupuk hayati ”Bio P 2000 Z”, pupuk organik granul ”Bio Alami” dan pupuk organik cair ”Phosmit” dengan cara sebagai berikut:

a) Pada lahan gambut tebal di awal pembukaan.
- Pada lahan ini dilakukan berbagai usaha fisik seperti dilakukan di atas diantaranya pembuatan saluran, pembentukan teras sesuai dengan kultur.
- Lahan yang sudah kering disemprotkan dekomposer yang sesuai dengan lahan gambut

dengan dosis 2 hingga 3 liter per hektar disiramkan.
- Setiap 2 bulan diulangi dengan merata, dari perlakukan tersebut selama 1 tahun maka lahan banyak mengalami perubahan terutama dalam kondisi keasaman dan tekstur tanah. pH tanah menjadi mengarah ke netral, sedangkan teksturnya mengalami kepadatan karena banyak yang mengalami dekomposi (pelapukan).
- Pada lahan yang sudah dapat ditanami maka dilakukan penanaman dengan tanaman yang sesuai dengan kondisi tersebut seperti jenisnya seperti pohon yang dapat tumbuh di daerah rawa, akasia, nangka, mangga, dll.
- Bersamaan itu dilakukan pengelolaan lahan dengan memberikan penyemprotan/ penyiraman menggunakan larutan pupuk hayati ”Bio P 2000 Z” + pupuk organik cair ”Phosmit”
- Setelah lahan sudah mengalami perubahan baik secara tekstur/ struktur maupun kimia tanam maka tanaman siap untuk dilakukan penamanan komoditi utama (mis: Sawit, karet, tanaman pangan, dll).
- Pemupukan an organik yang diperlukan pada lahan gambut adalah pupuk Kalium (KCl), Phospat (SP36, atau sejenisnya) dan Calsium (Ca) dari kapur, dolomit dan sejenisnya.

b) Pada lahan gambut tipis di awal pembukaan.
- Pada lahan gambut tipis yang belum dilakukan budidaya maka caranya dilakukan suatu petakan sesuai dengan counture permukaan bumi. Tujuannya untuk pengaturan baik draenasi maupun pengairan.
- Penggunaan pupuk Mikroba Bio P 2000 Z pada 3 bulan sebelum melakukan penanaman lahan disiramkan/ didsemprotkan dengan Bio P 2000 Z dengan dosis 2 hingga 3 liter per hektar. Diulangi lagi 2 bulan berikutnya, 1 minggu sebelum tanam maka dilakukan lagi penyemprotan dengan dosis 1 liter per hektar.
- Pemupukan an organik yang diperlukan pada lahan gambut adalah pupuk Kalium (KCl), Phospat (SP36, atau sejenisnya) dan Calsium (Ca) dari kapur, dolomit dan sejenisnya.

c) Pada lahan gambut yang telah mengalami pelapukan atau yang telah dilakukan budidaya pertanian.
- Lahan gambut yang telah mengalami pelapukan biasanya bermasalah terhadap kandungan unsur hara yang kurang seimbang bagi pertumbuhan tanaman. Hal tersebut terjadi karena kandungan unsur hara yang baik perlu keseimbangan antara unsur-unsur organik dan an organik sebagai bahan untuk enzym mineral dan vitamin.
- Untuk menyeimbangkan kebutuhan tersebut harus dilakukan pembongkaran zat-zat yang masih terikat secara persenyawaan menjadi zat yang dapat terserap oleh tanaman. Proses tersebut hanya dapat dilakukan oleh mikroba tertentu.Pupuk Bio P 2000 Z berisikan mikroba tersebut selain mikroba yang berfungsi lainnya.
- Penggunaan pupuk Mikroba Bio P 2000 Z pada 3 bulan sebelum melakukan penanaman lahan disiramkan/ didsemprotkan dengan Bio P 2000 Z dengan dosis 2 hingga 3 liter per hektar. Diulangi lagi 2 bulan berikutnya, 1 minggu sebelum tanam maka dilakukan lagi penyemprotan dengan dosis 1 liter per hektar.
- Pemupukan an organik yang diperlukan pada lahan gambut adalah pupuk Kalium (KCl), Phospat (SP36, atau sejenisnya) dan Calsium (Ca) dari kapur, dolomit dan sejenisnya, dan Nitrogen (N) seperti Urea dan sejenisnya.

(3) Pemeliharaan Tanaman.
Selama pemeliharaan maka dilakukan penyemprotan / penyiraman ( pada beberapa lobang yang dibuat sekitar tanaman) dengan dosis 1 liter per hektar per aplikasi. Periodik pemberian periodik 5 kali yaitu pada bulan Januari, Maret, Mei, Juli, Nopember.

CARA MENGGUNAKAN PUPUK HAYATI BIO P 2000 Z dicampur “PHOSMIT”

Phosmit berfungsi sebagai zat yang mampu membangunkan mikroba dari kondisi tidur, dan sekaligus sebagai bahan makanan untuk tanaman maupun mikroba. Dengan demikian, daya kerja penggabungan Bio P 2000 Z dan Phosmit dibuat saling mendorong pertumbuhan tanaman.
- siapkan air 200 liter air tambahkan pupuk Bio P 2000 Z 1 liter dan 1 liter phosmit dan siap digunakan untuk lahan 1 ha ke tanah dan tanaman.
- Waktu pagi sebelum pkl. 10.00 atau sore sesudah pkl 16.00.


konsultasi dan order pabrik langsung. hub. Bimanuar
email : biop2000z.pabrik@gmail.com
( sms only ) 085378877277 / 085891939377 / 08999396920
Artikel biop2000z ;
https://www.scribd.com/biop2000z/documents
www.facebook.com/biop2000z ,
http://biop2000z-mikrobagoogle-pabrik.blogspot.com ,
http://biop2000z-pabrik.blogspot.com ,
http://bioperforasi.blogspot.com
http://biop2000z-mikrobagoogle.blogspot.com ,
http://mikrobagoogle-biop2000z.blogspot.com
https://www.tokopedia.com/biop2000z
https://www.facebook.com/Biop2000zMikrobaGoogle
http://www.kompasiana.com/biop2000z-mikrobagoogle
cara fermentasi biop2000z untuk tanaman, ternak, ikan https://www.youtube.com/watch?v=bHh3pO3-6MI
dokumen biop2000z klik :
https://www.scribd.com/biop2000z/documents
Budidaya menggunakan biop2000z :
http://www.slideshare.net/biop2000z/budidaya-menggunakan-bio-p-2000-z
https://www.facebook.com/biop2000z/photos/a.1375012706069858.1073741826.1375007859403676/1549869721917488/?type=1&thea
Petunjuk Aplikasi Teknologi perforasi https://www.facebook.com/groups/132939003473143/634281893338849/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun