Tiga belas tahun yang lalu Disney Pixar merilis film animas Finding Nemo, film ini pun meledak. Demam clownfish dimana-mana, boneka dan aksesoris berhias ikan nemo menjamur. Kepopuleran ikan yang hidup bersimbiosis dengan anemon ini sayangnya tidak dibarengi edukasi lingkungan.
Menggemaskannya nemo membuat orang ingin memelihara si Amphiprion ocellaris di aquarium. Keberadaan ikan ini pun menjadi terancam di alam karena penangkapan yang berlebihan untuk memenuhi permintaan. Ironis, padahal alur cerita Finding Nemo mengisahkan Marlin ayah dari Nemo yang sangat khawatir ketika anaknya tertangkap oleh manusia.
Pertengahan tahun 2016 ini Disney Pixar kembali merilis sekuel Finding Nemo yaitu Finding Dory. Tokoh utamanya bukan lagi Nemo dan Merlin si ikan badut, tapi Dory si ikan Tang Biru (Blue Tang Fish). Ikan Tang Biru memiliki nama ilmiah Paracanthurus hepatus. Ikan ini juga disebut dengan nama ikan Lettersix, atau mungkin selanjutnya akan lebih dikenal dengan nama Ikan Dory.Â
Jika menengok kebelakang demam Nemo 13 tahun yang lalu telah meningkatkan permintaan ikan hias berwarna cerah sebanyak 40% di seluruh dunia. Bukan tidak mungkin trend demam Nemo mungkin akan terjadi lagi pada Dory.
Ilmuwan dari University of Queensland dan Flinders University yang tergabung dalam Saving Nemo Conservation Fund kini khawatir dengan nasib Dory. Tak seperti  Amphiprion ocellaris yang bisa dikembangbiakan di aquarium, P. hepatus tidak dikembangbikan dengan baik di aquarium buatan.
Jika permintaan ikan Dory meningkat, maka nasib Dory di laut tidak akan seindah nasibnya di film. Burke da Silva profesor dari Flinders University bahkan yakin jika untuk saat ini 100% Blue Tang yang diperjualbelikan adalah hasil tangkapan dari laut.
Dengan kata lain memelihara Dory sama dengan menculiknya dari laut? Wah kasihan Dory.
Penulis:
Sumber bacaan:
http://variety.com/2016/film/news/finding-dory-blue-tang-pets-1201801360/
https://www.romper.com/p/are-any-of-the-finding-dory-characters-endangered-12679
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H