Mohon tunggu...
Biodiversity Warriors
Biodiversity Warriors Mohon Tunggu... -

Biodiversity Warriors adalah gerakan anak-anak muda untuk melakukan perubahan dengan menjadi ksatria penyelamat dan penjaga keanekaragaman hayati di Indonesia. Kami mendorong mempopulerkan keanekaragaman hayati ke seluruh Indonesia, baik dari sisi keunikan, manfaat, potensi, serta pelestariannya. Melalui dunia maya kami menyebarkan informasi kepada publik sekaligus bertukar informasi. Bergabunglah di www.biodiversitywarriors.org

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ikatan Tato Dayak dan Keanekaragaman Hayati

25 Mei 2016   13:17 Diperbarui: 25 Mei 2016   13:31 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang kamu pikirkan ketika melihat orang bertato? Mungkin sebagian dari kamu akan segan, sebagian lagi merasa penasaran apa makna dari tato tersebut. Beberapa orang justru kagum dengan keindahan tato, yang kadang mendapat citra negatif bagi beberapa orang.

Tapi apa yang kamu pikirkan jika melihat tato di tubuh para suku Dayak di Kalimantan?

Gambar tato yang dimiliki suku dayak tidak sembarangan karena memiliki makna tersendiri. Alam telah menjadi inspirasi bagi suku dayak dalam menggambar tato. Flora dan Fauna biasa dipilih menjadi gambar tato mereka.

Flora dan fauna yang dipilih untuk gambar tato juga memiliki makna. Misalnya burung enggang yang mewakili dunia atas, lalu usus pada katak yang mewakili dunia bawah. Ada juga motif buaya, mata burung punai, sayap lalat, hingga naga. Beberapa motif juga diambil dari flora seperti motif bunga terong, pohon, dan bentuk lainnya dari alam yang memiliki makna dan tujuan tertentu.

Laki-laki dan perempuan memiliki beberapa motif tato yang berbeda. Perbedaan tersebut sesuai dengan peruntukannya, seperti perbedaan tato untuk menandakan usia dewasa. Pada laki-laku usia dewasa ditandai dengan tato bunga terung, sedangkan pada perempuan ditandai dengan tato motif tedak kasa.

Pembuatan tato Suku Dayak juga memanfaatkan keanekaragaman hayati di sekitarnya. Proses mentato kulit dahulu Suku Dayak menggunakan duri jeruk yang tajam dan panjang. Namun sekarang jarum telah menggantikan duri jeruk untuk proses pentatoan. Bahan-bahan untuk pembuatan tato masih menggunakan bahan alami, seperti damar (getah dari pohon Shorea javanica), upih pinang, bambu, dan kayu ulin.

Proses pembuatan tato memerlukan waktu beberapa minggu untuk penyembuhan luka. Selama masa itu pemilik tato dilarang keluar dan bepergian untuk menghindari kejadian buruk menurut kepercayaan.

Begitu eratnya keanekaragaman hayati pada kehidupan Suku Dayak. Hewan dan tumbuhan bukan hanya soal makanan dan papan. Tapi juga elemen dalam hal seni, budaya, hingga spiritual.

Bahan bacaan:

http://www.pegipegi.com/travel/eksotisme-seni-tato-dayak/

http://www.getborneo.com/mengenal-tato-suku-dayak-kalimantan/

http://travel.detik.com/read/2014/09/04/114347/2681094/1519/suku-mentawai-dan-dayak-mendunia-lewat-tato

Foto: getborneo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun