[caption caption="Lukisan Purba Merabu"][/caption]Gua Bloyot adalah salah satu gua yang dibanggakan masyarakat Kampung Merabu, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Bukan karena guanya yang sangat dalam, atau ornamennya yang sangat indah. Gua Bloyot tidaklah terlalu panjang namun cukup lebar seperti umumnya gua yang kami temukan di kawasan karst Bukit Merabu.
Keistimewaan dari gua bloyot adalah menyajikan "sedikit" gambaran manusia masa lampau. Mereka menggunakan dinding gua sebagai media menggambar pada zaman pra-sejarah. Gua ini tidak memiliki zona gelap karena memiliki banyak mulut gua, sehingga gambar bisa dengan mudah terlihat.
Gambar yang terdapat di gua tersebut disebut dengan rock art. Gua sepanjang 91,4 m ini memiliki lukisan gua yang tersebar di dinding sebelah kanan gua, bila di lihat dari muara atau mulut gua. Lukisan ini tercetak di dinding ataupun bagian atap gua.
Pola penggambaran cap tangan ini diperkirakan adalah dengan teknik sembur karena bagian yang berwarna adalah bagian di sekeliling tangan bukan pada bagian tangan itu sendiri. Lukisan cap tangan ini tidak hanya ditemui di dinding gua tetapi juga di atap yang tingginya sekitar 3-4 meter.
Terhitung ada 26 cap tangan yang ditemukan dengan ukuran dan pola penggambaran yang bervariasi. Sebagian besar lukisan yang ditemukan di gua ini adalah cap tangan manusia yang berukuran kurang lebih sama dengan manusia zaman sekarang.
Diameter lukisan cap tangan berkisar antara 13-20.5 cm, beberapa cap tangan diperkirakan sebagai cap tangan anak kecil karena ukurannya yang lebih kecil dari cap-cap tangan lainnya. Mayoritas cap tangan yang ditemukan di Gua Bloyot ini hanya cap telapak tangannya saja, namun ada satu lukisan yang menggambarkan dari telapak tangan hingga ke persendian siku.
Selain lukisan telapak tangan ditemukan juga lukisan yang menyerupai orang (berbentuk stick man) dan hewan. Lukisan yang menyerupai orang yang hanya satu-satunya ini tergambar dengan tinggi sekitar 15 cm dan lebar 10 cm. sedangkan untuk lukisan hewan ditemukan 3 jenis lukisan yang diperkirakan adalah lukisan kijang, laba-laba, dan satu hewan yang sulit untuk diperkirakan jenisnya.Â
Ada beberapa kepercayaan yang tersebar di antara masyarakat merabu mengenai keberadaan lukisan-lukisan ini. Ada mitos yang mengatakan bahwa lukisan-lukisan ini adalah cap tangan dari Bunga Inu, seorang wanita yang sangat cantik keturunan dayak lebo.
Ia melarikan diri dari desanya ke hutan dan bersembunyi di dalam gua. Penyebab ia kabur kerana ia hendak dinikahkan bersama orang yang tidak disukainya. Di dalam gua, ia membuat cap-cap tangan itu sebagai penanda bahwa ia pernah berada disana. Sebuah jejak untuk keturunan-keturunannya mengenai keberadaan dan kisah hidupnya.
Ada juga yang mengatakan bahwa Bunga Inu adalah nenek moyang suku dayak. Ia menikah dan keturunan-keturunannya-lah yang menjadi suku-suku dayak termasuk suku Dayak Lebo.
Beberapa lukisan yang menggambarkan binatang-binatang dan manusia dipercayai masyarakat Merabu sebagai sebuah kisah dari pendahulu mereka tentang pemanfaatan hutan untuk kebutuhan hidup.
Lukisan ini menunjukan kehidupan masyarakat dayak lebo yang hidup dari hutan dan tinggal di gua-gua. Binatang-binatang yang digambarkan di dinding menunjukan binatang apa yang bisa dimakan dan tidak.
Hal ini sejalan dengan masyarakat Merabu yang masih kental dengan kegiatan berburu untuk memenuhi kebutuhan pangan.Walaupun hewan pada lukisan tidak bisa dikatakan jelas apa jenisnya, namun cerita yang terkandung di dalamnyalah yang membuat lukisan-lukisan ini semakin menarik.
Â
Text: Sheila K S/lawalata.org
Editor: FS
Bahan bacaan:
http://biodiversitywarriors.org/cerita-purbakala-dalam-gulita.html
http://lawalataipb.org/cerita-purbakala-dalam-gulita/
http://koran.tempo.co/konten/2014/01/21/332761/Manusia-Purba-dari-Gua-Bloyot
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H