Mohon tunggu...
Michael Binyo
Michael Binyo Mohon Tunggu... Jurnalis -

Bagian kecil dari sebuah bangsa besar, yakni Bangsa Indonesia dengan kebhinnekaannya. Jurnalis junior di sebuah media online. Hobbi menulis, nonton film drama komedi situasi, membaca kisah nyata yang inspiratif, dan keliling mencari tempat-tempat menyenangkan di tengah hiruk-pikuknya ibukota. Kurang menyukai orang yang memiliki sifat 'aneh' dalam berteman. Membuka diri untuk dikritik, diberi masukan, dan diberi pengarahan positif mengenai. Mengidolakan kepribadian serta pemikiran Pak Harto, Gus Dur, John Lennon, Nelson Mandela, dan Mahmud Madaul (orang pertama yang memberi wawasan menulis). Cinta keluarga, loyal, dan tidak suka nongkrong berlebihan. Akhir perkenalan, semoga tulisan-tulisan ini berguna bagi siapapun yang membacanya. Menjadi inspirasi, membuka wawasan baru, dan yang terutama adalah membuat setiap orang Indonesia yang membacanya semakin mencintai Bangsa Indonesia serta semakin bangga terlahir sebagai Bangsa Indonesia. Regards, Binyo

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Aput, Seorang Tukang Sol Sepatu Keliling

14 April 2016   00:05 Diperbarui: 14 April 2016   00:57 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JAKARTA --- Hiruk pikuk Kota Jakarta ternyata memiliki fenomena dan dinamika kehidupan kaum urban yang tidak terduga setiap harinya. Banyak contoh fenomena kehidupan masyarakat urban Jakarta yang dapat menjadi inspirasi bagi warga Jakarta lainnya, bahkan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Seorang Tukang Sol sepatu inspiratif berusia 65 Tahun bernama Syarifudin atau lebih akrab disapa dengan Aput di kawasan Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Ia adalah Tukang Sol sepatu keliling yang setiap hari mengadu nasib di sekitar wilayah Jakarta Pusat sampai Jakarta Timur. Petualangan Aput di Kota Jakarta dimulai Tahun 1970 saat seorang Aput muda yang penuh mimpi-mimpi besar menginjakkan kakinya di daerah Galur Jakarta Pusat.

Aput muda yang asal Garut memiliki keahlian mereparasi sepatu rusak menjadi dapat dipakai kembali dengan nyaman. Profesi ini dikenal dengan sebutan Tukang Sol sepatu, dimana menurut Aput masih jarang sekali ditemukan tukang sol sepatu di wilayah tempat ia mengontrak rumah kala itu. Maka mulailah Aput mempersiapkan keahliannya untuk dikomersilkan menjadi Tukang sol sepatu di wilayah Galur, Jakarta Pusat.

[caption caption="Aput Tukang Sol Sepatu Keliling"][/caption]"awalnya saya hanya menyewa sebuah kios kecil yang sudah mau rubuh atapnya di pinggir jalan. Lalu terlintas ide untuk berkeliling dengan peralatan sol sepatu agar saya bisa lebih banyak mendapatkan pelanggan. Suatu saat saya akan menyewa lagi warung sol sepatu yang lebih besar," kenang Aput.

Seiring waktu berlalu, usaha keras Aput mulai merubah sedikit demi sedikit taraf hidupnya, namun ia masih saja belum bisa memiliki sebuah kios sepatu besar yang sangat diidamkannya. Akhirnya Aput menikahi seorang gadis asal Garut dan dikaruniai 2 (dua) orang anak wanita serta 3 (tiga) orang anak laki-laki.

Saat semua anak laki-laki Aput bertumbuh besar, tanpa sengaja mereka semua mengikuti jejak ayahnya sebagai Tukang Sol sepatu. Aput tidak melarang keinginan anak-anaknya tersebut, namun didalam hati Aput ia bersumpah akan tetap menyekolahkan anak-anaknya agar kelak mendapatkan pekerjaan yang layak sambil membuka bisnis sol sepatu dengan kios yang besar.

" didalam pikiran saya hanyalah bagaimana membuat anak-anak saya berhasil dengan mimpi-mimpi yang ada di kepala mereka. Itulah kekuatan saya saat itu," lanjut Aput mengenang masa lalunya.

[caption caption="Peralatan Sol Sepatu Milik Aput"]

[/caption]Akhirnya, buah usaha keras Aput terbayar lunas. Anak lelakinya yang paling tua sudah berhasil lulus dari sebuah sekolah Pariwisata di Jakarta dan sekarang menetap di Kota Manado, Sulawesi Utara. Anaknya itu bekerja di sebuah Travel wisata sambil membuka kios Sol sepatu yang cukup besar. Dan dua anak lelaki berikutnya sudah menyelesaikan sekolah mereka di SMK jurusan Tehnik mesin, dan sekarang bekerja di perusahaan sparepart mobil terkenal di Jakarta sambil membuka kios sepatu di wilayah Jakarta Pusat.

Aput tua yang sekarang mulai terbatuk-batuk tetap menjalankan usahanya sebagai Tukang Sol sepatu keliling. Alasan Aput hanya sederhana, yaitu ia telah merampungkan sumpah pertama, yaitu mewujudkan impian menyekolahkan anak-anaknya agar mendapatkan pekerjaan yang layak sambil membuka kios sepatu.

[caption caption="Aput sedang bekerja"]

[/caption]Namun ada satu sumpah pribadi yang merupakan kaul nya apabila anak-anaknya sudah berhasil, yaitu tetap menjadi Tukang Sol sepatu keliling.

"mungkin menurut orang lain pekerjaan saya tidak berguna, hina, atau tidak memiliki masa depan. Namun ternyata dari sini semua anak-anak saya akhirnya bisa memiliki masa depan. Jadi saya akan terus menjalani profesi ini sampai akhir hayat saya, yaitu menjadi Tukang Sol sepatu keliling," pungkas Aput sambil tersenyum dan menyerahkan sepatu hasil reparasinya kepada pelanggan yang langsung menyerahkan uang sebesar Rp,50,000,- tanpa meminta kembalian dari Aput.

Rejeki tidak akan lari, dan mimpi tidak akan pernah selamanya menjadi sebuah impian, hal itu berlaku jika kita mau berusaha meraih dan mewujudkannya.

Best Regard,
Miechell Koagouw
CND Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun