Mohon tunggu...
Siti Maimanah
Siti Maimanah Mohon Tunggu... Guru - Barokah manfaat

Istajib lana,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemilik Bercak Putih Seukuran Dirham

2 April 2024   21:34 Diperbarui: 2 April 2024   21:46 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Siapa namamu?" Umar mengulangi pertanyaannya. "Saya adalah hamba Allah (Abdullah)," jawab Uwais
"Kami tahu semua yang ada di langit dan bumi ini adalah hamba Allah, tapi tolong, demi Allah katakan kepada kami nama yang telah disematkan ibumu kepada dirimu", potong Ali dengan sedikit kesal.

"Namaku Uwais, lalu kalian siapa mau apa?" Kata Uwais balik bertanya. "Saya Ali bin Abi Thalib dan yang di  sampingku adalah Umar bin al-Khatthab  Amirul Mukminin," jelas Ali.
Setelah tahu siapa orang
yang dihadapinya, Uwais
berdiri. Kemudian Umar dan Ali menyuruhnya untuk memperlihatkan
punggungnya yang sebelah kiri. Ketika Uwais membuka pakaiannya tampak di punggung kirinya bercak putih seukuran dirham. Melihat tanda putih itu Umar dan Ali segera mengecupnya, lalu Umar berkata, "Uwais, Rasulullah berpesan agar kami menyampaikan salamnya kepadamu. Beliau menyuruh kami agar meminta didoakan olehmu". "Aku selalu mendoakan di orang-orang yang beriman di seluruh dunia", kata Uwais.
"Doakanlah kami" pinta
Umar dan Ali. Lalu sambil menangis Uwais memohonkan ampun kepada Allah untuk kedua sahabat Nabi tersebut. Kemudian Umar mengajak Uwais pergi ke Madinah, tapi ia tidak mau dan menolaknya dengan halus, la hanya meminta kepada Umar agar diberi kebebasan mencari tempat tinggal. la tidak ingin orang orang semakin banyak yang
mengenali dirinya.  Pertemuan dengan dua sahabat Rasulullah itu tidak membuatnya bahagia. Ia justru sedih karena pertemuan itulah yang membuatnya dikenal oleh publik. Setelah itu Umar menawarkan hartanya kepada Uwais, tapi sekali lagi Uwais menolak tawaran itu. Kemudian ia mengembalikan unta unta yang digembalanya kepada pemiliknya masing masing. Lalu ia pergi ke arah Kufah dan hidup menyendiri, ia menghilang bagai di telan bumi dan baru kembali pada masa ke khalifahan sayyidina Ali.

3. Penghormatan Malaikat

Uwais meninggal dunia ditengah tengah berkecamuknya perang siffin. Ia gugur dengan luka yang memenuhi sekujur tubuhnya. Dalam perang saudara antara Sayyidina Ali dan Muawiyah ia berada di pihak Ali.
Ada kejadian aneh yang
mengiringi pemakaman Uwais. Orang orang yang menggali tanah kuburannya terkejut. Tanah yang keras itu tiba-tiba ambruk dan membentuk liang lahat. Begitu juga ketika orang-orang berebut untuk mengafaninya, mereka dikejutkan oleh pakaian aneh yang tidak biasa dibuat oleh tangan manusia. Mereka menemukan pakaian itu di sebuah tas besar yang tidak jauh dari jenazah Uwais. Akhirnya mereka mengkafani jenazah Uwais dengan pakaian itu, lalu menguburkannya di liang lahat tersebut.
Begitulah gambaran istimewa dari sosok Uwais, pengabdian yang tulus kepada ibunya membuat namanya terkenal harum dikalangan para malaikat dan seluruh penghuni langit. Dalam hidupnya ia mendapat berbagai keistimewaan dari Allah swt mulai dari titipan salam dari Rasulullah hingga penghormatan malaikat di akhir hayatnya. Wallahu 'alam Bishowab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun