Mohon tunggu...
Siti Maimanah
Siti Maimanah Mohon Tunggu... Guru - Barokah manfaat

Istajib lana,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kearifan Lokal untuk Anak Usia Dini

3 September 2021   13:25 Diperbarui: 3 September 2021   13:29 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya lokal merupakan warisan yang perlu dipertahankan kelestariannya supaya tidak terkikis oleh perkembangan masa, banyak cara yang dapat dilakukan untuk upaya pelestarian budaya lokal disekitar rumah salah satunya adalah bermain sambil belajar. Bermain yang menyenangkan dan menstimulasi semua aspek perkembangan seperti Agama dan moral seni kognitif bahasa fisik motorik dan sosial emosional anak

Pada minggu ke 3 peserta kknT kelompok satu melakukan kegiatan pelestarian budaya lokal melalui permainan. Beberapa permainan lokal yang berada disekitar lingkungan tempat kelompok 1 melakukan kknt adalah angklek, batok kelapa, geddeng, torcettor dan padang, pemilihan kelima permainan ini didasarkan beberapa hal yaitu dijalan menuju sekolah terdapat penjual es degan yang bisa dimanfaatkan batoknya untuk proses belajar anak usia dini selain itu disebelah barat sekolah terdapat perkebunan bambu yang sangat rindang hal ini menarik peserta kknt kelompok 1 untuk memanfaatkan ranting-ranting kecil sebagai media bermain dan dikembangkan dengan konsep yang sangat kreatif, karena program diminggu ketiga bertepatan dengan bulan muharrom dan tradisi yang ada adalah ketika bulan muharrom orang-orang bergantian ber shodaqoh bubur ( ter ater #Red Madura ) hal ini menjadi kajian bersama untuk melestarikan budaya dengan cara yang menyenangkan dan menstimulasi semua aspek perkembangan anak

Ketika peserta Kknt kelompok 1 mendemonstrasikan Ape berbasis kearifan lokal sangat mendapat respon yang begitu baik dan antusias yang begitu luar biasa dari anak usia dini, hal ini ketika masih di pragakan anak- anak sudah berkerumun dan berebut untuk dapat memainkan pula, ketika memainkannya pun anak- anak sangat bahagia dan mampu menjawab semua teka teki dari permainan tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun