Udara dingin Masih menyelimuti
Kabut putih tipis masih melayang-layang
Embun pagi mulai mengumpul di ujung daun
Kicau burung menambah suara pagi ini
Perlahan-lahan bangkit sang mentari
Menyinari suasana pagi
Cahayanya yang  menembus pepohonan
Dan embunpun mulai menetes
Tadabur mata memandang panorama pagi kebesaran Sang Pencipta
Sisi lain bumi yang terbentang luas
Tumbuh hijau beragam dengan megahnya
Mengungkap kisah-kisah hidup yang tak terucapkan
Ditambah gemerlap mentari, membuat mereka menari-nari
Mengagungkan Asma Rabb dengan dzikir
Disetiap Hela nafas
Tersirat rahasia alam, dalam detik yang tenang
Mereka adalah saksi bisu dalam alur waktu
Menghirup udara, menyediakan oksigen
Penyambung hidup semesta.
Terkandung keajaiban kehidupan yang tak pernah putus
Ku genggam harapan, dalam rasa syukur
Tadabburku pagi ini
Meratapi keindahan pagi yang tulus, dalam segala bentuknya Menyentuh hati yang lemah, dengan kasih yang tak terhingga
Dalam jiwa, dalam cinta dan damai dalam keindahan yang abadi
Terpancar keagungan Ilahi, dalam panorama pagi tadabbur akalku memikir
Ramadhan ke 20
Binti Wasi'atul Ilmi
Flp Nganjuk 003/D/013/025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H