Mohon tunggu...
Binti Nur Asiyah
Binti Nur Asiyah Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Dosen yang tertarik pada perubahan ekonomi masyarakat, pemberdayaan dan pendampingan

Di bidang perbankan konven/syariah jg menjadi bagian dari konsen profesional

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengambilan BPKB, saatnya paperles untuk percepatan pencapaian SDGs??

4 Desember 2024   09:12 Diperbarui: 4 Desember 2024   09:25 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu, 4 Desember 2024, menyempatkan diri untuk mengambil BPKB motor yg sdh d urus lama. Baru berkesempatan untuk mengambil d tengah kesibukan karena dari sisi lokasi yang cukup jauh. 

Sejalan waktu melangkah, bermaksud foto kopi karena persyaratan pengambilan nya mensyaratkan foto copy KTP dan STNK. Mampirlah kami di salah satu foto kppy dekat samsat, dan d arahkan untuk foto kopi d tempat pengambilan karena map nya hanya ada disana. Wal hasil meluncurlah ke lokasi d an d arahkan jukir bahwa foto copy ada dbelakang. 

Bergegaslah menuju foto copy, antri kisaran 8an orang. Saya perhatikan dg seksama tulisan di map ada tulisan khusu pengambilan BPKB. Dan petugas foto copy menuliskan nomor STNK di map San menyeodorkan ke saya dengan biaya 8 ribu.  Karena saya belum faham kemana saya menuju, saya bertanya dan d arahkan karena pengambilan STNK dan krepyak, maka d arahkan ke depan. 

Sampai di depan saya taruh map syarat pengambilan di tempat antrian, dan menunggu hingga sampai menulis selesai, msh sabar menanti. Mungkin masih dalam pencarian. 

Zaman digital perlu ada tatanan yg lebih bersahabat, dg usulan pengambilan BPKB secara paperles, berbasis aplikasi yang akhirnya orang dengan cepat melakukan transaksi pengambilan, dan terlebih ada notif antri berapa orang, sehingga efisien waktu menanti, karena d tuntut aktifitas lain yang juga penting. 

Paperles akan mengurangi penggunaan kertas, karena kertas memiliki keterbatasan, terbatas ruang penyimpanan, dan kerusakan. Selain itu hadirnya kertas mengurangi kebutuhan bahan baku seperti kayu sebagai bahan utama kertas, menjaga lingkungan yang jika benar bahwa bahan baku dari kayu. Selain itu menjaga kondisi yang mubadzir atas kumpulan dokumen, penggunaan tinta dll. Semangat untuk layanan yang lebih efisien, baik dan mendorong pemerintah untuk percepatan pencapaian Sustainability Development Goals (SDGs) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun