Masa tidak ada yang tahu. Sebab masa adalah makhluk Allah. Ia milik Allah. Semua milik Allah dan diri kita pun milik-Nya.
Wal Ashri memiliki dua perbedaan ada yang mengatakan masa yang secara umum. Â Yang dirinci dengan berbagai sumpah-Nya dengan waktu seperti Wal fajr (waktu fajar), wadh-dhuha (waktu duha), wan-nahr (waktu siang) dan wal-laili (waktu malam)
Tetapi Imam Muqatil bin Hayyan seorang tabi'in memahaminya dengan waktu ashar.
Konsep waktu itu tidak ada yang tahu. Oleh karenanya perbuatan Allah tidak ada yang tahu, seperti hari akhir tidak ada yang tahu kapan itu terjadi kecuali Allah. Tetapi jika perbuatan manusia, manusia bisa tentukan dan menetapkan. Seperti seorang yang ingin mereparasi laptop miliknya. Ia akan di beritahu oleh tukang servis berapa lama kira-kira atau berapa hari kira-kira laptop nya kembali bisa digunakan. Itu karena perbuatan manusia.
Cara pandang orang-orang pun berbeda tentang waktu. Bagi orang yang sangat menghargai uang, ia akan mengatakan waktu adalah uang. Bagi orang yang ahli ibadah tentu ia akan mengatakan waktu adalah ibadah.Â
Ada tiga masa yang harus dilaluiÂ
1. Masa lalu, yang merupakan cerminan dan pelajaran. Meskipun mungkin ada dosa dan kesalahan tetapi itu bisa dijadikan pelajaran. Oleh karenanya masa lalu amatlah penting.Â
2. Masa kini, ada amal, capaian-capaian dan prestasi. Oleh karenanya masa kini itu mahal dan berharga. Penting untuk memperbaiki dan menghapus kesalahan yang lalu.
3. Masa yang akan datang mungkin akan mendapatkan kemuliaan-kemuliaan dan pahala. Karena kita telah menyiapkan masa depan dengan baik.
So...masa lalu, masa kini dan masa depan semua saling berkaitan erat. Semoga kita bisa mengambil pelajaran berharga di satu tahun ini di detik-detik terakhir. Dan berusaha menyiapkan satu tahun ke depan dengan lebih baik lagi.
#Disarikan dari kajian tafsir online surat Al-ashr oleh ustaz Attabiq Luthfi#