Terdengar lembut nan manja tatkala ibuknya memaningil, le.."gek no wedang yo" dengan senang hati putranya buatkan segelas kopi untuk ibuk. Bergegas kopi di hantar kekamar dengan harap ibuk segera meminunya sebagai pengahat pagi ini.
Tapi
Hmm ternyata sudah tidur lagi, dengan penuh kasih sayang dia pandangi ibuknya, baju kembang-kembang ungu terlihat pas ditubuhnya. Dia belai rambut putihnya. Di elus manja penuh kasih sayang.
Dia bergumam dalam hati, semoga ibuk panjang umur dan sehat selalu. Berebapa menit kemudian ibuknya terbangun. Bergegas kopi disodorkan dengan wajah manis penuh harap kopi diminum.
"Buk, ngunjuk nggih,?" Iyo le.. jawabnya. Lega terlihat diraut wajah putra lelakinya. Kopi manis buatanya dinikmati ibuknya.
Wahai sahabatku, terlihat indah dipelupuk mataku, saat kau belai ibukmu, kau temani nikmati udara pagi diatas kursi roda.
Sahabatku, ibumu ladang surgamu.
Blitar, 3 Juli 2019
07.34 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H