Mohon tunggu...
Bintaya Ida Palupi
Bintaya Ida Palupi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Biografi Singkat Bintaya Ida Palupi adalah mahasiswi asal Yogyakarta yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia. Tumbuh di Yogyakarta, kota yang dikenal dengan tradisi intelektual yang kuat, Bintaya memiliki perhatian besar terhadap isu pendidikan, pengabdian masyarakat, serta politik dan kebijakan luar negeri. Minatnya pada isu-isu ini mendorongnya untuk terlibat dalam dunia penulisan. Bintaya meyakini bahwa menulis adalah sarana yang efektif untuk berbagi wawasan dan ide, serta memperdalam pemahamannya tentang topik-topik tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebakaran Los Angeles: Tragedi Nyata atau Permainan Konspirasi

22 Januari 2025   12:06 Diperbarui: 22 Januari 2025   12:45 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebakaran hutan yang terjadi di Los Angeles pada awal Januari 2025 telah menjadi salah satu bencana terburuk dalam sejarah kota tersebut. Dengan korban jiwa yang terus bertambah dan kerusakan yang meluas, peristiwa ini tidak hanya mengubah lanskap fisik kota tetapi juga mengguncang kehidupan ribuan penduduknya.

Dilansir dari CNN Indonesia (11/1), kebakaran dimulai pada tanggal 7 Januari dan dengan cepat menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Palisades dan Eaton. Hingga saat ini, lebih dari 12.000 bangunan telah hancur. Jumlah korban tewas kini mencapai 24 orang, dengan banyak lainnya masih dinyatakan hilang. Kebakaran ini dipicu oleh angin Santa Ana yang kencang, dengan kecepatan mencapai 110 km/jam, yang memperburuk situasi dan menyulitkan upaya pemadaman.

Sebanyak 153.000 penduduk telah dievakuasi dari rumah mereka. Para korban kini tinggal di tempat penampungan sementara, menghadapi tantangan besar untuk kembali ke kehidupan normal. Selain kerugian materiil, dampak psikologis bencana ini juga signifikan. Menurut laporan Los Angeles Times (18/1), total area yang hangus akibat kebakaran telah melampaui 37.000 hektare. Kebakaran besar seperti Palisades Fire telah berhasil dipadamkan hingga 59%, sedangkan Eaton Fire mencapai tingkat pemadaman sebesar 87%.


Upaya Pemadaman

Dilansir dari BBC News (9/1), ribuan petugas pemadam kebakaran dikerahkan dari berbagai negara bagian untuk memadamkan api. Tak hanya itu, sekitar 931 narapidana juga dilibatkan dalam operasi sebagai tenaga pendukung. Narapidana ini diberikan bayaran, dan beberapa di antaranya menerima pengurangan hukuman sebagai bentuk imbalan atas kontribusi mereka.

Upaya pemadaman dilakukan menggunakan pesawat yang menjatuhkan air dan bahan penghambat api ke area sulit dijangkau. Namun, meski operasi besar-besaran ini dilakukan, kebakaran di beberapa wilayah seperti Palisades baru berhasil dikendalikan 11% hingga saat ini.

Kritik keras datang dari Presiden Donald Trump, yang menyebut pejabat lokal "tidak kompeten" dalam menangani bencana ini. Di sisi lain, Gubernur California Gavin Newsom merespons dengan menekankan bahwa fokus utamanya adalah melindungi masyarakat, bukan bermain politik. Gavin Newsom juga menyebut bahwa dirinya telah mengundang Trump untuk melihat secara langsung lokasi kebakaran atau daerah yang terkena dampak. Namun, hingga saat ini, tidak ada tanggapan dari Trump terkait undangan tersebut.


Teori Konspirasi yang Mengemuka

Di balik tragedi besar ini, teori konspirasi muncul sebagai narasi alternatif yang meramaikan diskusi publik. Menurut Nessie Judge dalam videonya, beberapa teori yang beredar di antaranya:

  1. Menutupi Kasus Kejahatan P. Diddy
    Salah satu teori konspirasi yang berkembang menyatakan bahwa kebakaran besar di Los Angeles sengaja diciptakan untuk menutupi kasus hukum yang melibatkan P. Diddy, yang sebelumnya menghadapi lebih dari 100 tuduhan pelecehan seksual, termasuk pemerkosaan dan pelecehan anak. Beberapa orang berpendapat bahwa kebakaran tersebut sengaja dilakukan sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari kasus ini dan juga untuk menghancurkan terowongan bawah tanah yang konon terdapat di rumahnya, yang diduga menyimpan bukti terkait perdagangan seks. Namun, klaim ini terbukti salah karena rumah P. Diddy tetap utuh dan tidak termasuk dalam zona evakuasi kebakaran pada 16 Januari 2025. Penggerebekan oleh agen federal juga dilakukan di rumahnya pada Maret 2024, yang membantah spekulasi ini (CBS News, 2025).

  2. Senjata Energi Terarah (Directed Energy Weapons)
    Dilansir dari CBS News (2025), teori konspirasi yang menyebutkan kebakaran dipicu oleh senjata energi terarah (DEW) kembali muncul setelah video menyesatkan beredar. Klaim ini menyatakan bahwa laser atau sistem gelombang mikro digunakan oleh pemerintah atau organisasi rahasia. Para ahli membantahnya, menjelaskan bahwa pola kebakaran disebabkan oleh faktor alam seperti angin dan vegetasi kering. Meskipun DEW telah diuji untuk aplikasi militer, tidak ada bukti bahwa senjata ini digunakan untuk memicu kebakaran hutan. Teori serupa pernah muncul pada kebakaran hutan California 2018 dan bencana kebakaran lainnya.

  3. Proyek Smart City
    Salah satu teori konspirasi yang berkembang menyebutkan bahwa kebakaran besar di Los Angeles mungkin terkait dengan rencana pembangunan smart city. Klaim ini tersebar luas di media sosial, di mana beberapa pihak berpendapat bahwa menghancurkan bangunan lama akan mempermudah pembangunan kota baru. Dilansir dari Tirto (2025), menurut dokumen Perserikatan Bangsa-Bangsa 2020, smart city dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup dan efisiensi layanan perkotaan melalui pemanfaatan teknologi. Meskipun demikian, Politifact membantah klaim ini, menegaskan bahwa tidak ada bukti yang mendukung bahwa penghancuran wilayah seperti Los Angeles diperlukan untuk mewujudkan smart city.


Pelajaran dari Kebakaran Los Angeles

Kebakaran Los Angeles bukan hanya menjadi tragedi alam, tetapi juga memicu beragam teori konspirasi. Beberapa klaim yang beredar mengaitkan kebakaran dengan agenda tersembunyi, seperti pembangunan "smart city" atau upaya menutupi skandal selebriti. Meskipun konspirasi-konspirasi ini telah dibantah oleh fakta, mereka mencerminkan ketegangan dalam masyarakat yang mudah dipengaruhi oleh informasi yang salah. 

Namun, kebakaran ini tetap memperingatkan kita akan dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Kombinasi kekeringan panjang dan angin kencang meningkatkan risiko kebakaran, dan ahli memperingatkan bahwa bencana serupa akan semakin sering terjadi tanpa langkah mitigasi yang tepat. Kebakaran ini juga mengingatkan pentingnya kesiapan masyarakat, dengan rencana evakuasi yang jelas dan solidaritas dalam menghadapi bencana. Meski tragedi ini penuh dengan tantangan, semangat untuk bangkit dan membangun kembali Los Angeles tetap kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun