Gangguan perkembangan membaca
Kegiatan dan proses membaca kata, terutama pada tahap awal biasanya dilakukan dengan memilah makna dari gambar visual. Untuk mencapai tujuan tersebut, informasi yang diperoleh dari citra visual tersebut harus dapat mengaktifkan pengetahuan (dan pengalaman). Ini sebelumnya diisi ke dalam otak oleh lingkungan melalui unit bahasa yang digunakan dalam proses membaca. Kemampuan seseorang untuk merencanakan semua aspek kata disebut kosakata mental. Istilah itu sendiri mengacu pada bagaimana kata-kata ditulis dan bagaimana kata-kata dibaca. Crystal (1997) mendukung pandangan ini, ia percaya bahwa kemampuan bahasa anak-anak dan pengalaman umum membantu mengenali huruf yang membentuk satu kata atau banyak kata. Baris teks. Ini karena kemampuan mengenali kata-kata. Anak membutuhkan informasi yang dapat mengaktifkan pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan di otaknya. Semakin banyak informasi yang Anda dapatkan, semakin cepat Anda dapat mengenali dan membaca kata. Anak-anak sering menggunakan dua jenis informasi saat menyandikan kata: informasi persepsi dan informasi kontekstual. Ketika Anda menyandikan kata-kata saat Anda menulisnya, informasi perseptual yang dapat diperoleh dari alat yang disebut pengenal pola di otak anak adalah garis lurus, kurva, dan simbol-simbol lain yang membentuk sebuah huruf adalah sebuah kata. Meskipun informasi kontekstual dapat diperoleh dari informasi apa pun yang terkait dengan kata-kata yang sebelumnya diisi di lingkungan anak dan disimpan di otak mereka untuk aktivasi nanti, seperti B. gambar yang terkait dengan kata-kata tersebut. Kata-kata atau benda yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari anak. Dalam hal jenis informasi perseptual, ada beberapa aspek yang dapat membantu dengan pengkodean atau pengkodean kecepatan.Â
Aspek-aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.Jenis font
b.Jenis case
c.Gambar dari produk barang
d.Produk barang
e.Kata-kata yang berkolokasi
f.Symbol produk barang
g.Music latar untuk iklan barangÂ
Tanda-tanda gangguan perkembangan membacaÂ
Dengan perkembangan bahasa, anak melalui tahapan belajar membaca. Tahap ini kira-kira bertepatan dengan tahap produksi satu atau dua karakter, atau sekitar 2 tahun dari 6 bulan hingga 3 tahun. Situasi ini membuktikan fenomena tersebut. Dia mulai membaca ketika dia berumur 2 tahun 8 bulan. Lingkungan ini sangat bermanfaat, Anda dapat mengisinya dengan berbagai hal, kemudian menggunakannya sebagai informasi kontekstual, dan kemudian mengisinya dengan berbagai hal yang dapat digunakan sebagai informasi kontekstual di masa mendatang. Pelajari cara membuat kode dan membaca kata-kata.Â
Berikut tanda-tanda gangguan perkembangan membaca :
a.Susah mengingat banyak hal
b.Kesulitan mengeja
c.Kesulit membaca, menulis dan menghitung
d.Seringkali salah mengucapkan kata
e.Sulit memahami apa yang telah didengar
Faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan membacaÂ
Modus ketrampilan membaca ini juga memiliki kekurangan yaitu anak hanya dapat membaca atau berbicara rangkaian huruf yang membentuk satu kesatuan kata. Dengan kata lain, saat melafalkan unit kosakata, anak belum tentu harus memahami makanan yang terdapat di unit kosakata yang sedang dibacanya. Artinya ketika model digunakan untuk mengajarkan keterampilan membaca, ketika model digunakan untuk mengajarkan keterampilan membaca, keterampilan memahami makna dari satuan bahasa yang diajarkan nantinya akan ditransfer. Singkatnya, melalui keterampilan membaca "bottom-up", anak hanya dapat membaca satuan fonetik secara sementara, tetapi tidak (melafalkan dan memahami makna di balik satuan fonetik tersebut).Â
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan membaca yaitu:
a.Lingkungan
b.Copy paste
c.Saling memadai
d.Kurangnya  motivasiÂ
Terapi dalam gangguann perkembangan membacaÂ
Strategi membaca top-down jangka pendek tidak akan menguntungkan anak, tetapi melibatkan identifikasi dan pengkodean unit bahasa terbesar yang harus dilakukan anak ketika membaca sebuah kata atau kalimat.
Beberapa terapi yang bisa dilakukan untuk mengembangan anak membaca adalah seperti berikut :
a. Orton-gilinghamÂ
Metode ini melibatkan pengajaran membaca penderita disleksia secara bertahap.Â
b. Â Intrukdi multisensoryÂ
Metode ini digunakan untuk mengajarkan anak menggunakan seluruh inderanya, seperti sentuhan, penglihatan, pendengaran, penciuman dan gerakan untuk membantu mereka belajar.Â
c. Terapi visual dan auditoriÂ
Terapi ini untuk membantu anak mengenali huruf dan membaca huruf tersebut.Â
d. Terapi dengan metode fonikÂ
Terapi ini melibatkan pengajaran berbagai hal, seperti mengeja, membaca, menulis, dan menulis huruf dengan kata-kata.Â
Begitulah kira kira penjelasan tentang gangguang perkembangan membaca anak, apabila ada salah kata dalam penuturan yang disampaikan mohon maaf karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kalian semua para pembaca. Jangan lupa untuk jaga kesehatan and have a nice day!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H