Pada 25 Oktober 2024 lalu, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Angkatan 2023 turun menyapa siswa-siswi SDN Kalisegoro dalam kegiatan pelatihan origami. Â
FBS Mengabdi adalah kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang untuk meningkatkan softskill mahasiswa FBS dalam bidang bahasa dan seni di masyarakat lingkar kampus. Daerah cakupannya adalah Sekaran, Patemon, Ngijo, Kalisegoro dan Mangunsari.Â
Origami, yang berasal dari bahasa Jepang "ori" (lipat) dan "kami" (kertas), adalah seni melipat kertas untuk menciptakan bentuk atau model tanpa menggunakan gunting maupun lem. Origami adalah seni yang mengajarkan keindahan, kesederhanaan, dan kreativitas melalui lipatan kertas.Â
Baik untuk tujuan seni, edukasi, atau rekreasi, origami tetap relevan di era modern sebagai sarana ekspresi kreatif yang mendalam.
Origami memiliki banyak manfaat positif bagi anak-anak, baik dari segi perkembangan kognitif, motorik, maupun emosional. Ketika anak-anak melipat kertas untuk menciptakan bentuk tertentu, mereka melatih koordinasi tangan dan mata serta keterampilan motorik halus yang penting untuk tugas-tugas lain seperti menulis dan menggambar.Â
Selain itu, proses mengikuti langkah-langkah lipatan dalam origami mengasah kemampuan anak dalam memahami instruksi, meningkatkan konsentrasi, dan melatih daya ingat. Dari sisi kognitif, origami juga membantu anak mengenali bentuk, pola, dan simetri, yang bermanfaat untuk perkembangan kemampuan matematika dan pemecahan masalah.Â
Sementara itu, secara emosional, origami dapat menjadi alat yang efektif untuk melatih kesabaran dan mengatasi rasa frustrasi, karena anak belajar bahwa membuat sesuatu yang indah membutuhkan waktu dan ketekunan. Ketika anak berhasil menyelesaikan sebuah model origami, mereka merasa bangga dan percaya diri, yang mendorong mereka untuk terus mencoba hal-hal baru.
Pada pelatihan tersebut, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang memulai kegiatan dengan bernyanyi bersama. Lagu yang dinyanyikan adalah Atama Kata Hiza Pon, atau dalam Bahasa Indonesia sering dinyanyikan "Kepala Pundak Lutut Kaki", hal ini pun tidak jauh dari tujuan kegiatan FBS Mengabdi, yaitu memperkenalkan softskill yang telah mahasiswa pelajari.Â
Setelah bernyanyi bersama, siswa - siswi diberikan pengertian secara singkat mengenai origami dan cara membuatnya. Siswa - siswi diajak untuk membuat origami dengan bentuk kupu-kupu dan kelinci. Setiap langkah dijelaskan secara perlahan untuk memastikan siswa-siswi dapat mengikuti dengan baik sambil memberi ruang bagi mereka untuk berkreasi.Â
Suasana yang didapatkan adalah suasana yang menyenangkan didalam kelas, kegiatan interaktif juga terjadi antara siswa dan mahasiswa yang mengajar di dalam kelas. Siswa memberi feedback yang hangat kepada mahasiswa begitu pula sebaliknya.Â
Mereka mengaku senang setelah diberikan cara membuat origami dengan bentuk yang menarik tersebut. Beberapa siswa mengatakan ingin membuat origami lagi di rumah. Bagi siswa, belajar origami memberikan pengalaman baru yang menyenangkan sekaligus edukatif.Â
Banyak anak yang merasa termotivasi karena berhasil menciptakan sesuatu dari usaha mereka sendiri. Sementara itu, bagi mahasiswa, kegiatan ini menjadi kesempatan untuk mengasah keterampilan komunikasi, manajemen waktu, dan kemampuan menyampaikan materi secara efektif. Mahasiswa juga belajar memahami kebutuhan siswa yang berbeda-beda, yang merupakan pengalaman berharga dalam membangun empati dan rasa tanggung jawab sosial.Â
Program mengajar origami oleh mahasiswa di sekolah-sekolah merupakan bentuk pengabdian masyarakat yang tidak hanya memberikan manfaat edukasi tetapi juga mempererat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat.Â
Origami menjadi media pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, sekaligus melatih keterampilan dalam berkreasi bagi siswa. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya berbagi ilmu tetapi juga belajar menjadi individu yang peduli dan berdedikasi untuk membawa perubahan positif di tengah masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI