Mohon tunggu...
Bintang Rizki
Bintang Rizki Mohon Tunggu... Ilmuwan - ASN Provinsi NTB

Traveler Blogger www.facebook.com/bynthajja @bintangrizki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa (Harus) IPDN?

21 Agustus 2016   15:14 Diperbarui: 22 Agustus 2016   19:26 3378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1054532381333692&set=pcb.1054532408000356&type=3&theater (Lulusan Terbaik IPDN tahun 2016)

Oleh : Bintang Rizki Sakinah ~

Pro kontra selalu saja mewarnai sekolah di bawah naungan kementerian dalam negeri tersebut. Bagaimana tidak, IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) baik praja (mahasiswa) maupun alumni selalu dicap sebagai “yang terspesialkan”, salah gerakpun akan menjadi bencana. Padahal IPDN tidak ada bedanya dengan sekolah lain, sama-sama akan mencetak para pemimpi yang siap menerjemahkan mimpinya di masa depan. Lalu mengapa (harus) IPDN?

IPDN Sebagai Kampus Pelopor Revolusi Mental

Revolusi mental saat ini sangat dibutuhkan bangsa, karena moral bangsa yang semakin terpuruk dan berbagai ketidakstabilan yang terjadi. Maka, presiden Joko Widodo mencanangkan Revolusi mental agar pemimpin dan anak-anak bangsa tidak hanya mempunyai kecerdasan intelektual saja, namun pengaplikasiannya dapat mencerminkan sebagai masyarakat yang berPancasila. Di sini peran IPDN sebagai lem perekat bangsa, alumni terbesar yang tersebar di seluruh pelosok kabupaten/kota di Indonesia dan tentu memiliki kualitas yang baik, Menteri Dalam Negeri berdasar nawacita Presiden Joko Widodo menetapkan IPDN sebagai Kampus IPDN Pelopor Revolusi Mental. Diharapkan lulusan IPDN dapat menjadi abdi masyarakat Indonesia dan dapat jadi panutan.

Cerita Lembah Manglayang

Lembah Manglayang adalah semboyan untuk kampus IPDN, karena letak kampus IPDN pusat di sekitaran gunung Manglayang, Jatinangor, Sumedang. Di sini praja IPDN ditempa bagai pisau yang diasah ketajamannya. Bukan hal mudah ketika masuk dalam korps Lembah Manglayang, perjuangan demi perjuangan terlewati menjadi cerita-cerita indah pada akhirnya. Pendidikan di IPDN berlangsung selama 4 tahun lamanya, ya selama 4 tahun harus melewati panas, hujan dan letih. Masyarakat di luar gerbang, tidak mengetahui bagaimana kami menjalankan pendidikan disini, berjuang demi keluarga dan kekasih, tidak sedikit air mata dan keringat yang keluar demi berjuang dan berjuang. Sebenarnya kami sangat layak untuk dapat “bonus” pada akhirnya.

Tenaga Pengajar yang Handal

Tenaga pengajar di IPDN baik pelatih, dosen dan pengasuh untuk mengasah JAR-LAT-SUH (pengajaran – pelatihan – pengasuhan) adalah orang-orang yang terseleksi demi mengajar anak-anak bangsa. Untuk menjadi dosen, pelatih dan pengasuh, ada istilah kaderisasi selama beberapa tahun. Artinya, dosen, pelatih dan pengasuh sudah tidak diragukan lagi kualitasnya. Tidak hanya itu, Para akademisi yang berkompeten dan berpengalaman di lapangan juga menjadi pengajar di sini. Ini dimaksudkan agar praja IPDN dapat siap bekerja di lapangan dengan pengalaman yang cukup.

Perekrutan Praja

Perekrutan Praja IPDN tiap tahunnya berbeda, tergantung formasi kebutuhan CPNS dari pusat. Perekrutan praja lebih mengarah ke seleksi CPNS, dimana seketika tamat maka praja diangkat menjadi CPNS dan PNS tentunya. Bukan barang mudah ketika ikut serta dalam perekrutan tersebut. Mulai dari tes administrasi, tes akademik, tes kesehatan, tes kesmaptaan, tes psikologi dan pantauan akhir (pantokhir) di kampus pusat. Setiap tes yang dilakukan para calon praja harus benar-benar maksimal, karena peserta seleksipun tidak sedikit. Ini dimaksudkan agar praja IPDN memiliki kualitas yang baik, setelah tenaga pengajar yang professional tentu peserta didiknya juga harus menyeimbangi.

Berprestasi

Siapa bilang IPDN hanya mencetak orang-orang yang “keras” dan terkenal dengan sekolah penganiayaan? Berprestasi adalah salah satu ciri khas IPDN. Sayangnya, ketika praja IPDN maupun alumni berprestasi tidak banyak yang mau mempublikasikannya. Namun, saat berita buruk melanda, selalu terekspos bahkan dilebih-lebihkan. Saat ini memang era persaingan, marilah kita bersaing secara sehat, dalam mental yang telah terevolusi. Saat yang lain takut untuk ditempatkan di pelosok hutan sana, alumni IPDN selalu siap. 

Prestasi yang pernah diraih praja IPDN antara lain:

- Juara Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di berbagai daerah

- Menjadi Presenter International Conference di Australia, Malaysia, Thailand, Bogor, Yogyakarta, dan Bandung.

- Juara Umum 7 tahun berturut-turut dalam Olimpiade Perguruan Tinggi Kedinasan seluruh Indonesia

- Juara Karate-ka tingkat dunia di Rep.Ceko

dll

......................................

Praja IPDN menjadi Presenter International Conference on Public Organization di Bangkok, Thailand.
Praja IPDN menjadi Presenter International Conference on Public Organization di Bangkok, Thailand.
Baik Praja maupun alumni bukanlah orang yang terspesialkan, hanya saja semua butuh proses untuk pencapaiannya. Menjadi atasan atau bawahan, kaya maupun miskin, sukses dan belum sukses itu adalah pilihan, tergantung diri kita sendiri bagaimana menempanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun