Mohon tunggu...
Bintang Riksa Abimata
Bintang Riksa Abimata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student at Departement of Agronomy and Horticulture, IPB University

Agriculture enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mahasiswa KKN-T IPB Lakukan Penyuluhan Pencegahan Stunting dan Demo Masak di Posyandu Dusun Wonoayu

29 Juni 2022   19:54 Diperbarui: 28 Juli 2022   14:12 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stunting adalah kondisi saat anak mengalami perlambatan pertumbuhan akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama dan menyebabkan anak menjadi lebih pendek dibanding anak seusianya. 

Pada tahun 2021 silam, angka prevalensi stunting di Indonesia masih berada di nilai 24,4% yang mana nilai tersebut masih berada di kategori tinggi menurut acuan stunting WHO. 

Kejadian stunting yang masih tinggi di Indonesia dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain perilaku asuhan dan pola makan yang kurang baik serta kebersihan rumah dan lingkungan rendah. 

Dampak kejadian stunting pada anak adalah terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak, menurunnya kecerdasan, dan menurunnya imunitas tubuh anak. Hal tersebut juga dapat berpengaruh pada negara karena dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia. Melihat besarnya dampak yang diakibatkan oleh kejadian stunting, pemerintah Indonesia menargetkan Zero Stunting pada tahun 2030 untuk seluruh wilayah Indonesia.

Bidan Desa Wonocepokoayu, Ibu Betty, menyatakan bahwa kejadian stunting di Desa Wonocepokoayu sudah berada di kategori rendah. Pada tahun 2022 ini, kejadian stunting pada anak usia 0-24 bulan hanya berjumlah 1 anak dari 72 anak yang berusia 0-24 bulan di Desa Wonocepokoayu. Kejadian stunting terbesar berada di Dusun Wonoayu dengan jumlah kejadian sebesar 2 anak, yaitu kejadian ditemukan pada bayi usia 23 bulan dan bayi usia 25 bulan. Lalu, jumlah ibu dengan bayi usia 0-24 bulan terbanyak berada di Dusun Wonoayu dengan jumlah sebesar 25 ibu dengan bayi, sedangkan jumlah keseluruhan ibu dengan anak usia 0-60 tahun adalah sebesar 61 ibu. Kemudian, jumlah ibu hamil di Dusun Wonoayu yaitu hanya sebesar 4 ibu hamil.

Oleh karena itu, pemberian penyuluhan pencegahan stunting terlebih dahulu difokuskan di Dusun Wonoayu. Ibu Betty menyampaikan salah satu penyebab kejadian stunting di Dusun Wonoayu adalah pemberian MP-ASI terlalu dini dan kurangnya PHBS di rumah, sehingga materi penyuluhan terfokus pada MP-ASI dan PHBS di rumah tangga. 

Penyuluhan terkait pencegahan stunting adalah salah satu cara dalam pemberian edukasi kepada ibu hamil dan ibu dengan balita untuk mencegah terjadinya peningkatan kejadian stunting di Dusun Wonoayu.

Pelaksanaan penyuluhan pencegahan stunting dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan bulanan posyandu, sehingga diharapkan angka partisipasi ibu hamil dan ibu dengan balita bisa mencapai jumlah maksimal. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh ibu Kepala Dusun, yaitu Ibu Hartati, dan para ibu Kader Dusun Wonoayu. 

Selain pemberian edukasi pencegahan stunting melalui materi MP-ASI dan PHBS, mahasiswa KKN-T IPB juga mengadakan demo masak menu PMT atau Pemberian Makanan Tambahan untuk ibu hamil dan MP-ASI atau Makanan Pendamping-Air Susu Ibu untuk bayi usia 6-9 bulan. Mahasiswa KKN-T IPB Kelompok 4 Kabupaten Lumajang 2022 menyiapkan media edukasi tambahan dalam bentuk leaflet sebagai bahan bacaan ibu hamil dan ibu dengan balita di rumah.

Isi materi leaflet pencegahan stunting yang telah dibuat oleh mahasiswa KKN-T IPB Kelompok 4 Kabupaten Lumajang (dokpri & Freepik).
Isi materi leaflet pencegahan stunting yang telah dibuat oleh mahasiswa KKN-T IPB Kelompok 4 Kabupaten Lumajang (dokpri & Freepik).
Materi edukasi pencegahan stunting disampaikan oleh salah satu mahasiswa KKN-T IPB Kelompok 4 Kabupaten Lumajang 2022 dari Departemen Gizi Masyarakat, yaitu Rahma Anisa Saliha. 

Dilanjutkan pelaksanaan demo masak oleh salah satu mahasiswa KKN-T IPB Kelompok 4 Kabupaten Lumajang 2022 dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, yaitu Mochammad Zaidan Naufal Marsa. 

Materi edukasi pencegahan stunting yang diberikan meliputi pengertian stunting, tanda-tanda anak dengan stunting, dampak dari stunting, dan cara pencegahan stunting berupa pemberian MP-ASI dan PHBS. 

Materi MP-ASI yang diberikan meliputi waktu pemberian MP-ASI, tekstur, frekuensi dan jumlah takaran MP-ASI menurut usia bayi, Isi Piringku menurut usia, dan teknik pengolahan yang disarankan dalam membuat MP-ASI, seperti dikukus, direbus, dan menghindari menggoreng menggunakan minyak banyak. Untuk materi PHBS, disampaikan berupa sepuluh bentuk PHBS di rumah tangga dan manfaatnya bagi anggota keluarga.

Kegiatan demo masak dan pembagian hasil masakan yang telah dibuat oleh mahasiswa KKN-T IPB Kelompok 4 Kabupaten Lumajang (dokpri).
Kegiatan demo masak dan pembagian hasil masakan yang telah dibuat oleh mahasiswa KKN-T IPB Kelompok 4 Kabupaten Lumajang (dokpri).
Menu yang dipilih untuk demo masak adalah menu tahu isi hati ayam sebagai PMT ibu hamil dan stik hati ayam sebagai MP-ASI bayi usia 6-9 bulan. Alasan pemilihan menu berbahan dasar hati ayam karena hati ayam memiliki kandungan zat besi yang tinggi dibandingkan lauk hewani lainnya. 

Kemudian, zat besi di hati ayam memiliki nilai bioavailibitas yang tinggi, sehingga mudah diserap oleh sistem pencernaan, baik pencernaan ibu dan bayi. Pertimbangan lainnya adalah harga hati ayam yang tergolong murah dan mudah ditemukan di warung-warung sembako di sekitar Dusun Wonoayu. 

Melalui menu PMT berupa tahu isi hati ayam, diharapkan ibu hamil dapat memenuhi kecukupan zat besi hariannya selama masa kehamilan, sehingga dapat mencegah kejadian anemia pada ibu hamil dan menurunkan risiko anak terkena stunting di masa depan. 

Demo masak pembuatan MP-ASI stik hati ayam, diharapkan ibu dengan balita di Dusun Wonoayu mengetahui cara pengolahan MP-ASI yang baik, tekstur yang tepat untuk bayi usia 6-9 bulan, dan memperluas wawasan mengenai jenis bahan makanan dan menu yang dapat dijadikan sebagai MP-ASI pada bayi. 

Setelah pelaksanaan penyuluhan, mahasiswa KKN-T IPB juga membantu ibu bidan dan para kader posyandu dalam melaksanakan kegiatan imunisasi dan penimbangan balita. 

Pembagian hasil demo masak diberikan kepada ibu bidan, ibu kepala dusun, para ibu kader, dan peserta posyandu yang hadir untuk mencicipi dan memberikan komentar setelah kegiatan demo masak berakhir. Ibu Bidan, Ibu Kepala Dusun, Para Ibu Kader, dan para peserta memberikan tanggapan baik terhadap pelaksanaan penyuluhan dan hasil masakan demo masak.

Tahu isi hati ayam (kiri) & stik hati ayam (kanan) hasil masakan dari kegiatan demo masak mahasiswa KKN-T IPB Kelompok 4 Kabupaten Lumajang (dokpri).
Tahu isi hati ayam (kiri) & stik hati ayam (kanan) hasil masakan dari kegiatan demo masak mahasiswa KKN-T IPB Kelompok 4 Kabupaten Lumajang (dokpri).
Harapan dari kegiatan penyuluhan pencegahan stunting dan demo masak menu PMT serta menu MP-ASI bayi usia 6-9 bulan adalah meningkatnya pengetahuan dan memunculkan kesadaran kepada ibu hamil dan ibu dengan balita terkait stunting, pola asuh dalam pemberian MP-ASI yang perlu diberikan secara bertahap dan menyesuaikan dengan usia anak, serta kebersihan lingkungan rumah melalui penerapan PHBS di rumah tangga. 

Selain itu, melalui kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN-T IPB 2022, diharapkan dapat membantu dan berpartisipasi dalam mewujudkan program pemerintah Zero Stunting di Desa Wonocepokoayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun