Beberapa waktu terakhir, banyak kasus bunuh diri yang kita dengar. Kejadian tersebut ramai terjadi di kota-kota besar yang menjadi tempat perantuan kebanyakan mahasiswa. Seperti di Surabaya, seorang mahasiswi asal Kediri yang ditemukan meninggal di mobil dengan keadaan kepala dibungkus plastik dan dilakban (5/11/23), Malang, seorang pria meloncat dari jembatan suhat (27/5/23).
Kejadian bunuh diri tidak serta merta terjadi tanpa adanya sebab. Seringkali tekanan mental dan depresi menjadi sebab utama dalam kasus ini. Pada kehidupan kuliah, bunuh diri dapat terjadi akibat kegagalan dalam proses sosial seperti tidak diterima baik oleh teman sebayanya, adanya bulllying, dan tekanan dari organisasi. Kegagalan tersebutlah yang menyebabkan adanya depresi atau gangguan mental. Keadaan depresi ini yang membuat seseorang merasa bahwa ada banyak penekanan banyaknya terjadi atas dirinya.
Faktor penyebab terjadinya depresi pada setiap orang mungkin bisa berbeda-beda. Sumber stress setiap orang pasti tidak sama. Stress sendiri merupakan salah satu bagian dari perkembangan yang dialami manusia. Manusia yang satu mungkin bisa kuat menghadapi sumber masalahnya, namun manusia yang lain belum tentu.
Kehidupan kita merupakan tangguang jawab diri kita sendiri. Hidup sehat atau tidak itu merupakan pilihan. Apabila kita merasa banyaknya tekanan yang terjadi pada diri kita, jangan di biarkan. Apabila sudah ada pikiran untuk bunuh diri/ mengakhiri hidup, maka segera cari bantuan orang lain. Mengungkapkan apa yang kita rasakan bisa membuat perasaan kita menjadi rileks dan lega.
Sebagai masyarakat hendaknya kita peka terhadap kondisi di sekitar kita. Sebelum ada keputusan bunuh diri pasti ada tanda-tanda bahwa orang tersebut depresi namun sering tidak dihiraukan. Contohnya seperti orang yang berkata ”sepertinya aku sudah tidak kuat menghadapi ini”, apabila ada yang mengungkapkan hal seperti itu hendaknya kita meluangkan sedikit perhatian kita untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Dalam hal ini, dukungan dari orang-orang lain dan orang terdekat sangat penting. Sedikit waktu dan perhatian yang kita luangkan mungkin berharga dan bisa menyelamatkan kehidupan seseorang. Selain dari ucapan, kita juga bisa melihat dari perilaku seseorang apabila mengalami depresi. Contoh paling terlihat yakni tidak adanya semangat sama sekali dan terlihat mengurung diri. Saat kita melihat tanda-tanda tersebut maka hendaknya kita membuka diri sebagai tempat cerita mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H