Mohon tunggu...
Putri Gerry
Putri Gerry Mohon Tunggu... karyawan swasta -

...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

[MPC] Belajar Jepret Makanan Bareng Kampret

11 Oktober 2015   14:33 Diperbarui: 11 Oktober 2015   15:08 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="banner-acara-kampret"][/caption]

 

Tanggal 10/10/2015 kemarin, berkesempatan ikut acara di atas. BEBEK (Belajar Bersama Kampret) yang diadakan di Taman Kuliner The Spring di Ciputat. Acaranya yang berlangsung seru dan penuh wawancanda ini dipandu oleh Arif Subagor dengan sang ustadz foto bernama H. Didiet.

 

[caption caption="lokasi-acara-bebek"]

[/caption]

 

Didiet menjelaskan kalau foto makanan estetikanya sama seperti dasar-dasar fotografi pada yang terdahulu pernah dishare. Kalau dasar-dasar foto ini diulang dan dijelaskan, maka kembali pada materi sebelumnya. Materi sebelumnya seperti repetisi, diagonal, segitiga dan seterusnya.

Tujuan foto makanan bisa macam-macam. Ada yang dilakukan oleh profesional dalam rangka promosi, untuk iklan, banner dan sebagainya. Atau untuk konsumsi pribadi seperti blog pribadi atau dokumentasi pribadi saja. Selanjutnya, foto makanan setidaknya memiliki dua poin penting, sebagai berikut :

Tampilkan Apa yang Ingin Ditampilkan

Foto mewakili banyak bahasa dan kadang menghadirkan rasa. Begitu juga makanan, ketika ingin menampilkan dan menonjolkan tentang makanan pedas. Tonjolkan warna merah, bentuk cabai, atau biji cabainya untuk mendukung dan memberi kesan bahwa makanan tersebut pedas.

[caption caption="jengkol-balado"]

[/caption]

 

Jika ingin menampilkan kesan makanan tersebut hangat, bisa dengan memberikan efek asap. Efek asap ini memberikan kesan bahwa makanan tersebut baru dituang ke dalam mangkok atau piring. Didiet berbagi pengalaman, “Untuk proses pemotretan yang lama, kadang makanan panas keburu dingin. Itulah gunanya vapor (rokok elektronik) bisa memberikan kesan panas atau hangat. Atau kita gunakan mentega sebagai pengganti ice cream. Pokoknya caranya macam-macam untuk menghasilkan foto bagus tapi murah.”

Selain mengganti atau menambahkan properti yang ada pada makanan untuk keperluan foto makanan, Didiet juga menyarankan agar mengetahui proses pembuatan makanan tersebut. Misalnya saja pada proses pembuatan sushi, sang koki memanggang daging langsung di atas piring dengan menggunakan semburan api.

 

[caption caption="flaming-sushi. sumber : google.com"]

[/caption]

 

Langsung Membuat Lapar

Di luar teori dan macam-macam trik yang sudah disampaikan di atas, foto kuliner yang baik adalah foto yang membuat orang mendadak lapar dan kepingin makan begitu melihat foto kuliner tadi.

Sederhana bukan? Setelah menerima voucher dan makan siang, kemarin tempat acara langsung diserbu dengan berbagai menu andalan dari setiap kedai di Taman Kuliner The Spring. Setelah perut kenyang, kami langsung bersiap untuk cekrak-cekrek. Berikut ini foto-foto karya saya setelah mendapat ilmu dari BEBEK kali ini.

[caption caption="mie-tomat-medan"]

[/caption]

 

[caption caption="ayam-blambangan"]

[/caption]

 

[caption caption="siomay-goreng"]

[/caption]

 

[caption caption="kebab"]

[/caption]

 

[caption caption="kopi-susu"]

[/caption]

 

[caption caption="cotton-pop"]

[/caption]

 

[caption caption="bebek-gawat"]

[/caption]

 

[caption caption="pancake-ice-cream"]

[/caption]

 

Udah segitu aja. Udah lapar belum?!? Kalau sudah berarti saya berhasil. Selamat menikmati foto makanannya, saya mau makan dulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun