Mungkin ini kali kedua saya mengikuti kompasiana nangkring. Nangkring kali ini begitu berbeda, sang narasumber tidak berada tepat dihadapan, melainkan ia berada jauh di Central Park sana. Sementara yang menyimak tersebar di berbagai wilayah. Ada di Jogja, Surabaya dan tentunya kami 25 Kompasianers yang beruntung yang berada di kantor Kompasiana di Palmerah.
[caption id="attachment_413965" align="aligncenter" width="288" caption="Dokumen Pribadi - Acara nangkring jarak jauh ini dipandu oleh Mbak Cery dari KompasTV"][/caption]
Samsung seolah mengukuhkan bahwa dirinya adalah brand besar. Sampai-sampai nangkring kali ini saja menggunakan konsep yang berbeda. Kami yang berada di Palmerah disuguhkan narasumber Flegoen Koen dan Mas Wicak dari Kompas Tekno yang berada di layar yang berada di tempat lain.
Samsung Lebih Mendengar, Bukan Mengembangkan
Ada informasi baru yang diumbar oleh narasumber pada acara Kompasiana Nangkring kemarin. Ternyata untuk keluaran handphone highend teranyar dari Samsung kali ini, menggunakan metode hearing. Artinya Samsung kali ini lebih mendengarkan kebutuhan pasar ketimbang mengembangkan dari perangkat terdahulunya. “Samsung S6 dan S6 Edge dibangun bukan dari pengembangan S5”, kata Flegoen.
Pada S6 ini terdapat fitur quick launch camera. Fitur ini seolah menjawab kebutuhan pasar untuk dengan mudah dan cepat untuk mengabadikan momen dalam bentuk gambar atau video. Pengguna S6 hanya cukup menunggu kurang dari satu detik untuk langsung mengabadikan momen.
[caption id="attachment_413966" align="aligncenter" width="443" caption="Dokumen Pribadi - Salah satu live tweet Kompasiana Nangkring Unboxing S6"]
Seolah menjawab kebutuhan mobilitas manusia moderen yang semakin tinggi, handphone Samsung keluaran terbaru ini memiliki fitur super charge. Pengguna hanya cukup melakukan charging selama 10 menit untuk penggunaan 4 jam kedepan. Fitur yang sangat membantu ketika kita sedang berada dalam perjalanan jauh di kendaraan umum. Dan akan sangat menghemat penggunaan power bank.
Masih ada fitur canggih lain yang pemanfaatannya bisa berkembang macam-macam. Adalah fitur NFC (Near Field Communication) yang memungkinkan Samsung S6 anda digunakan untak hal-hal menarik. Salah satunya adalah NFC Porter. Adalah sebuah sistem yang memanfaatkan fitur NFC ini layaknya tanda pengenal.
[caption id="attachment_413967" align="aligncenter" width="490" caption="nfcporter.com - Ilustrasi penggunaan handphone sebagai pengganti ID Card"]
Untuk analoginya sama seperti penggunaan uang elektronik pada pintu stasiun kereta api atau halte busway. Hanya saja peran kartu digantikan dengan NFC yang terdapat pada handphone. Fitur ini bisa dikembangkan menjadi kunci untuk masuk ke dalam rumah atau ke dalam kantor. Hidup bisa lebih praktis, dalam genggaman anda bisa menggenggam dunia dan anda tak perlu lagi kunci untuk melakukan akses ke dalam rumah atau kantor.
Selain itu, Samsung S6 tidak disertai dengan slot momori tambahan. Pengguna yang tidak puas dengan kapasitas memori bawaan, dapat mengakses Samsung cloud dengan kapasitas lebih dari 100 GB. Tidak tersedianya memori tambahan ini bukan tanpa alasan. Dengan adanya memori tambahan justru menambah beban kinerja perangkat menjadi lebih berat. Bayangkan jika anda memiliki kendaraan dengan berat 100 kg, lalu ditambahkan lagi 100 kg maka laju kendaraan anda lebih lambat. Tapi jika tetap konstan 100 kg, maka kendaraan andapun akan berjalan normal.
Kurang lebih seperti itu lah hal-hal yang paling berkesan buat saya. Dan seperti biasa, Kompasiana Nangkring selalu diakhiri dengan bagi-bagi hadiah. Selamat buat yang beruntung. Selain menambah wawasan perangkat teranyar, pulang bawa hadiah.
[caption id="attachment_413968" align="aligncenter" width="448" caption="Dokumen Pribadi - Berspose sebelum bubar."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H