Yang tak kalah penting, menurut saya, adalah potensi pelestarian budaya melalui media digital. Tradisi lokal dan kearifan lokal yang mungkin terancam punah bisa didokumentasikan dan disebarluaskan, menjangkau audiens yang lebih luas dan menginspirasi generasi muda untuk melestarikan warisan budaya mereka.
Saya yakin, Desa Dilem memiliki potensi untuk menjadi model keberhasilan pembangunan desa di era digital. Ini bukan hanya tentang meningkatkan ekonomi, tetapi juga tentang membangun identitas digital yang kuat dan positif.
Sudah saatnya kita mengubah narasi tentang desa di Indonesia. Bukan lagi sebagai daerah tertinggal, melainkan sebagai sumber daya yang siap berkontribusi signifikan dalam ekonomi digital Indonesia. Dengan merangkul teknologi dan memberdayakan masyarakat desa melalui literasi digital, kita bisa membangun Indonesia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H