Pada tanggal 7 Juni 2024, Dr. Mohamad Ikhram bin Mohamad Ridzuan, dosen senior dari Department of International Relations, Faculty of Social and Humanities, Universiti Malaysia Sabah, memberikan kuliah tamu internasional di Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur. Kuliah tamu yang membahas pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, ini menarik perhatian berbagai kalangan karena mengupas dampak strategis dari keputusan besar ini.
Pandangan Malaysia Terhadap Pemindahan Ibu Kota
 Dalam kuliah tamunya, Dr. Ikhram mengungkapkan bahwa pemindahan ibu kota ini bukan sekadar langkah domestik, melainkan memiliki implikasi regional yang luas. "Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan tentu saja akan memberikan banyak peluang kepada Malaysia dan ASEAN. Indonesia merupakan salah satu kekuatan yang sedang tumbuh di Asia Tenggara," ujar Dr. Ikhram. Beliau juga menyoroti konsep Green City yang diusung IKN, yang membuka peluang kerjasama teknologi hijau antara Indonesia dan Malaysia.
Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan pemindahan ibu kota ini pada 26 Agustus 2019, dengan alasan yang mendesak seperti overpopulasi, dominasi ekonomi di Pulau Jawa, masalah ketersediaan air bersih, dan pertumbuhan urbanisasi yang pesat. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan bahwa penduduk di Jawa mencapai 151,59 juta jiwa, yang menyebabkan tekanan besar pada sumber daya dan infrastruktur.
Potensi Ekonomi dari Pemindahan IKN
Â
Dr. Ikhram menjelaskan bahwa pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur membuka peluang besar bagi pemerataan ekonomi di Indonesia. "Dengan menjadikan Kalimantan sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi baru, diharapkan daerah-daerah di luar Jawa bisa ikut merasakan dampak positif dari pembangunan dan pertumbuhan ekonomi," katanya. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Jokowi untuk menciptakan pembangunan yang lebih merata di seluruh Indonesia.
Selain itu, Dr. Ikhram menyoroti bahwa Malaysia bisa mengambil manfaat dari perubahan ini melalui peningkatan hubungan ekonomi dengan Indonesia. Infrastruktur yang lebih baik dan konektivitas yang meningkat antara kedua negara dapat mempercepat aliran barang dan jasa, yang pada gilirannya akan meningkatkan volume perdagangan bilateral. Konsep Green City yang diusung oleh IKN menawarkan peluang besar dalam bidang teknologi hijau dan pembangunan berkelanjutan, yang bisa menjadi bidang kerjasama strategis antara Indonesia dan Malaysia.
Tantangan Keamanan di Sabah
Â
Namun, tak hanya potensi ekonomi yang diangkat dalam kuliah tamu ini, isu keamanan juga menjadi sorotan penting. Pada kuliah tamu yang diadakan secara daring via Zoom, Dr. Ikhram menambahkan materi mengenai "Security Issues in East Coast Sabah," yang mencakup lima masalah utama keamanan:
- Drug Smuggling: Jalur, kuantitas, dan tantangan penegakan hukum.
- Human Trafficking: Pola, demografi korban, dan upaya pencegahan.
- Goods Smuggling: Barang-barang umum yang diselundupkan, dampak ekonomi, dan respons penegakan hukum.
- Foreign Labor Issues: Dampak pada pekerjaan lokal, migrasi ilegal, dan eksploitasi.
- Piracy and Maritime Border Disputes: Insiden historis, titik panas saat ini, dan upaya kolaboratif untuk mengurangi risiko