mebel di Indonesia sejak dahulu kala seperti tak ada habisnya, dan kian meningkat. Produk - produk buatan dalam negeri juga memiliki nilai pasar yang beragam, hal tersebut didukung dengan adanya berbagai inovasi yang telah diciptakan demi meningkatkan kualitas maupun estetika produk mebel tersebut. Dibalut dengan berbagai sentuhan kreativitas dan seni yang menawan membuat orang yang melihatnya ingin memilikinya. Salah satu contohnya adalah seni kerajinan ukiran pada mebel yang sudah sangat dikenal secara nasional maupun ke mancanegara.
IndustriDalam persaingan yang semakin ketat, menuntut para pengrajin maupun para pengusaha harus berinovasi lebih, salah satunya adalah adanya ornamen singa maupun macan pada mebel yang diproduksi di daerah Grobogan, Jawa Tengah. Â Daerah Grobogan tidak hanya dikenal dari segi agraris yang kuat namun juga memiliki keunggulan di berbagai sektor lain, salah satunya produksi mebel. Berbagai inovasi dalam bidang mebel terus berkembang, salah satu contoh yang menarik untuk diulas adalah penggunaan ornamen singa dan macan sebagai penambah nilai estetika pada sebuah mebel.
Mebel dengan ornamen singa maupun macan memiliki pasarnya sendiri di pasar mebel, selain menambah daya tarik dan estetika ternyata juga mempunyai filosofi yang begitu mendalam, menurut keterangan salah satu pengusaha mebel Untung (43) melalui usaha mebelnya Sasa Bhakti Furniture di desa Tlogotirto, Gabus, Grobogan, ia mengungkapkan makna dari ornamen macan dan singa tersebut adalah karena hutan yang dulunya lebat, namun semakin lama semakin gundul akibat penebangan hutan liar dan menyebabkan penghuni hutan seperti singa dan harimau kehilangan tempat tinggal, dan menyebabkan turun ke rumah-rumah warga. Sehingga kejadian itu digambarkan melalui ornamen tersebut dan terpasang ke mebel-mebel yang ada di rumah warga.
Meningkatnya minat pasar
Untung (43) menuturkan bahwa "Dari tahun ke tahun semakin meningkat, karena beberapa tahun ke depan kayu bakal lebih sulit dan lebih mahal, sehingga orang-orang lebih memilih membelinya sekarang"
Ia juga menambahkan, sulitnya pasokan kayu diakibatkan oleh pengambilan kayu secara illegal oleh beberapa oknum tak bertanggung jawab dan dijual kembali dengan harga yang murah. Hal tersebut terjadi secara terus menerus dan membuat persediaan kayu semakin sulit untuk didapatkan. Karena kelangkaan kayu tersebut, justru menjadi salah satu pemicu minat pasar dari tahun ke tahun meningkat, namun untuk beberapa waktu ini agak menurun.
Tantangan Produksi dan Persaingan Pasar
Dalam memproduksi kerajianan ini tentu ada tantangan dalam proses produksi maupun distribusinya, salah satu faktor utamanya adalah mengenai biaya, Untung mengungkapkan:
"Bahan yang digunakan merupakan bahan yang berkualitas, dari pangkal kayu jati yang harganya juga mahal. Terus, proses pengerjaannya nggak cukup 1 hari 2 hari, perlu orang yang ahli di bidang seni dan pengerjaannya lama. Tantangannya, karena harga yang asli mahal, maka di luar sana membuat hampir menyerupai (asli) dengan bahan kayu sambungan, tapi yang asli menggunakan 1 kayu utuh, Jadinya mereka bisa menjual dengan harga yang murah dan kita lebih mahal karena kualitas yang bagus dan operasional pengerjaan yang lebih lama."