Mohon tunggu...
Bintang Muhammad Sahara Efendi
Bintang Muhammad Sahara Efendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurnalis Junior

Mencoba untuk mengerti dan memberi dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Relevansi Perjalanan Pendidikan Indonesia

11 Januari 2024   16:25 Diperbarui: 11 Januari 2024   16:53 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Guru sebagai pendidik harus menuntun peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang terbuka dan tidak kolot, sehingga peserta didik mendapatkan referensi yang bervariasi.

c. Asas Konsentris

Guru sebagai pendidik harus menuntun peserta didik sesuai dengan kepribadian (karakter dan budaya) mereka agar mampu memperoleh kemajuan yang diharapkan.

3. Menghamba kepada Peserta Didik

Konsep pendidikan yang dicetuskan oleh pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat dimaknai bahwa anak bukanlah kertas kosong melainkan samar-samar telah terisi tulisan dan pendidik (guru) bertugas untuk menebalkannya. Di sini lah posisi para pendidik seharusnya menghamba kepada peserta didik, karena peserta didik dipandang sebagai subjek pembelajaran. Secara tidak langsung, peserta didiklah yang memegang kendali dari pembelajaran. Dari sinilah konsep merdeka dalam belajar muncul dan diterapkan dalam bentuk kurikulum paradigma baru yang biasa kita kenal dengan Kurikulum Merdeka sejak tahun 2022.

4. Pembelajaran dengan Sistem Among

Proses pembelajaran yang seharusnya menggunakan sistem ''among''. Kata ''among'' sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu ''mong'' atau ''momong'' yang berarti mengasuh anak yang dalam hal ini mengarah kepada menuntun anak. Pada proses pembelajaran, peserta didik bukanlah objek melainkan subjek itu sendiri. Proses pembelajaran tidak bersifat memaksa, melainkan tuntunan bagi hidup dan perkembangan anak. Ketika, guru sebagai pendidik sudah paham dengan konsep ini, maka guru tersebut seharusnya sadar bahwa setiap anak memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda dan tidak dapat disamaratakan.

5. Trilogi Pendidikan Nasional

Penerapan trilogi pendidikan merupakan suatu konsep, dimana kebijakan dan prosedur pelaksanaan gagasannya disusun oleh Ki Hajar Dewantara sebagai landasan pengelolaan pendidikan di Perguruan Tamansiswa dan untuk mencapai tujuan pendidikan. Trilogi berbunyi sebagai berikut, ''Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani''.

Adapun maksud dari trilogi itu sebagai berikut.

a. Ing Ngarso Sung Tuladha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun