Mohon tunggu...
Bintang Alfan
Bintang Alfan Mohon Tunggu... Jurnalis - Filmmaker/ Mahasiswa Prodi Televisi dan Film Universitas Jember

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gencarkan Darurat Stunting: Mahasiswa KKN Kolaboratif Internasional Lakukan Penyuluhan & Demonstrasi Masakan MPASI dari Pisang

19 Agustus 2024   21:16 Diperbarui: 19 Agustus 2024   22:03 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
2024 ©Bintang Alfan

Sebagai salah satu bentuk nyata mengabdi kepada masyarakat Aileu, sejumlah mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif Internasional lakukan demonstrasi berbagai masakan MPASI, dan salah satunya yang berbahan dasar pisang.

16 Agustus 2024 – Stunting masih menjadi salah satu tantangan kesehatan terbesar di Timor Leste, dengan tingginya angka anak di bawah usia lima tahun yang terdampak. Malnutrisao atau stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak, yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih rendah dari anak seusianya, akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan anak. 

Dikutip dari laman WHO, penyebab stunting terbanyak disebabkan oleh kurangya asupan nutrisi pada saat ibu hamil dan kurangnya ASI Eksklusif untuk sang anak. Menyadari urgensi ini, program KKN Kolaboratif Internasional menjadikan penanganan stunting sebagai salah satu dari tiga fokus utama kegiatannya.

Sebagai bagian dari upaya penanggulangan, mahasiswa KKN dari 8 universitas secara bersama lakukan penyuluhan kesehatan ke enam dusun berbeda di wilayah Aileu. Setiap dusun menerima pendekatan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan karakteristik lokalnya, di mana mahasiswa tak hanya memberikan informasi tetapi juga melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, seperti yang dilakukan mahasiswa kelompok 06 pada dusun Kabas Fatin di Aileu. Layanan yang mereka berikan, dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan sepenuhnya gratis. Layanan kesehatan yang mereka tawarkan ini meliputi pengecekan tekanan darah, gula darah, dan asam urat, yang disambut dengan antusias oleh hampir 98% warga.

2024 ©Bintang Alfan
2024 ©Bintang Alfan

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, juga diadakan demonstrasi memasak MPASI menggunakan bahan pangan lokal yang mudah diakses. Di Dusun Kabas Fatin, misalnya, pisang yang setengah matang diolah menjadi pancake kaya gizi. Mifta, mahasiswa Universitas dr. Soebandi selaku pemateri program penyuluhan stunting, menekankan pentingnya memanfaatkan bahan lokal seperti pisang, yang selain melimpah juga ekonomis, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan balita melalui sang ibu.

2024 ©Bintang Alfan
2024 ©Bintang Alfan

"Pisang bukan hanya buah, tapi juga bisa diolah menjadi makanan bergizi tinggi dan lezat. Dengan sedikit kreativitas, makanan ini bisa dikenal hingga ke mancanegara," ujar Mifta di Kantor Kepala Desa Seloi-Malere.

Pancake pisang yang sederhana ini, dengan tekstur lembut dan rasa manis alami, terbukti menarik perhatian masyarakat lokal, terutama para ibu yang menginginkan MPASI yang mudah dibuat dan disukai anak-anak.

Program ini tidak hanya memberikan edukasi tentang pentingnya pola makan sehat, tetapi juga memperkuat kerjasama lintas negara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model yang berkelanjutan dan semakin diperluas di masa depan.

Penulis: Muhammad Bintang Alfan Nur Fauzi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun